16. Detektif

123 41 4
                                    

Selamat membaca!
______________



"Oy Bang John!"

Johnny menoleh ketika namanya dipanggil. Senyumnya mengembang tatkala melihat kolega sekaligus sepupunya sudah hadir. Dia yakin pencariannya kali ini akan membuahkan hasil.

"Jadi tugas apa ni, Bang?" Begitu katanya.

Johnny membuka tab yang selalu ia bawa. Sebuah folder dengan nama "Case Lee" terbuka menampilkan beberapa foto seorang remaja 16 tahun.

"Jadi gue diminta temen buat nyari dia. Namanya Mark Lee, lahir di Vancouver, 2 Agustus 2005. Tahun 2012 dia datang ke Neocity sama Ayahnya, Lee Taeyong. Tapi kemarin 3 Mei 2021 dia menghilang. Sampai sekarang 28 Agustus dia belum ditemukan." Jelas Johnny membacakan biodata kliennya.

"Lah, kok bisa. Hilang dimana, bang?" Nampak seseorang di samping Johnny ini penasaran. Ia menggulung kemeja panjangnya tanda siap mendengarkan lebih serius.

"Itu dia, Mark ini hilang sepulang sekolah. Lebih tepatnya dia gak pulang setelah pergi bareng dua temannya." Johnny kembali menslide datanya. Dia menunjukan foto Mark dengan teman-temannya. "Namanya Haechan dan Renjun."

Kini tablet itu berpindah tangan.

"Wajah dan aura yang dipancarkan kayak gak asing. Mungkin gue pernah lihat dia," katanya.

"Serius Lo? Kapan?"

"Ntah, yang pasti bukan baru-baru ini." Pria itu mengedikkan bahunya.

Helaan nafas kasar berhembus dari celah bibir Johnny. Sepertinya kasus Mark inu cukup sulit.

"Gue minta bantuan lo ya, Le. Temuin Mark karena gue gak mau ngecewain temen gue."

Le, atau nama lengkapnya Zhong Chenle adalah sepupu Johnny. Tampilannya rapi dengan kemeja abu yang lengannya digulung. Chenle ini tidak terlalu suka memakai jas atau seragam kepolisian, baginya berpenampilan rapi membuatnya lebih nyaman. Namanya sudah cukup terkenal di kalangan kepolisian karena memiliki intuisi yang tajam. Beberapa kali ia pernah memasukan penjahat yang kasusnya sulit dipecahkan. Pencurian tak meninggalkan jejak pun bisa diselesaikannya. Kasusnya selalu sukses entah dengan hasil yang baik maupun dengan hasil buruk.

"Bisa interogasi ulang saksi? Ada detil kecil yang sudah didapat?"

"Bisa." Johnny nampak berpikir sebentar memikirkan urutan kejadian berdasarkan keterangan saksi-saksi. "Oh iya, berdasarkan polisi yang dulu pernah ke rumah Haechan, Renjun dan Haechan pernah menghilang ketika melewati cahaya," imbuhnya.

.
.
.

Sesuai dengan permintaan Chenle, Johnny membawanya menuju rumah Haechan. Tapi sayang yang di temui mereka hanya Chita ibunya saja. Haechan sedang keluar. Memang sekarang Haechan tak lagi sekolah umum, dia sekarang melakukan homeschooling karena ketidakhadiran dalam waktu yang lama. Meski begitu Chenle dan Johnny tetap melakukan investigasi.

"Jadi Haechan ini pulang tiga hari yang lalu setelah menghilang selama tiga bulan?"

Chita mengangguk. Dia merasa tak nyaman dengan hal ini.

"Pergi kemana dia?" Chenle terus menyukainya.

"Haechan bilang dia—"

"Bu..." Tanpa diduga Haechan telah pulang. Dalam genggaman tangannya terdapat satu kantong plastik berisi makanan.

"Kau Haechan, bagus ini akan lebih mudah." Posisi duduknya ia tegakkan karena melihat kedatangan remaja itu.

Tuhan ini apa lagi? Batin Haechan lelah.

Déjà vu || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang