21. Clue

111 31 36
                                        

Happy Reading!

======

2021

Ini sudah lewat satu hari setelah pesan yang ditinggalkan Chenle untuk Haechan,  laki-laki berkulit eksotis manis itu terlihat masih bimbang akan terus menyelidiki atau tidak, tapi hati kecil nya selalu menjerit-jerit agar selalu mencari Mark apapun keadaannya sedang kan kedua orang tua nya selalu menolak. Haechan harus bagaimana sekarang mana yang harus ia pilih?ini benar-benar membingungkan jika dia salah pilih maka akan ada satu kesempatan hilang.

Anak itu kini sedang fokus duduk di bangku meja belajar nya memikirkan apa yang harus ia lakukan, dia mengusap rambut frustasi berteriak tanpa suara di ruangan berwarna putih dengan corak awan di seluruh dinding, jari-jari Haechan sudah basah bahkan berdarah akibat di gigit dengan tanpa henti secara terus-menerus oleh nya, setelah lama berpikir Haechan membuka laci meja untuk mengambil handphone miliknya dan membaca ulang pesan-pesan dari Chenle.

"Aku yakin Mark pasti bisa ku temukan, dan aku akan mengembalikan Mark ke tahun ini bagaimana pun caranya," gumam anak itu sambil tersenyum miris. Ya, keadaan mentalnya sangat perlu di khawatir kan,  bisa-bisa Haechan terkena depresi mayor akibat tragedi ini apalagi dia jadi sering menggigit kuku sendiri itu benar-benar sudah di luar nalar.

"Tapi, pasti mereka semua akan melarang ku untuk mencari Mark. . sepertinya memang kak Chenle satu-satunya yang bisa diandalkan sekarang"Haechan bergegas untuk pergi tak lupa dia membawa satu tas kecil berisikan handphone, air mineral serta foto-foto itu.

Haechan menuruni tangga dengan eksepsi senang untuk mengelabui kedua orang tuanya, dia sudah benar-benar gila saat ini. Sang ibu yang melihat anaknya tersenyum senang lantas juga ikut tersenyum dan menanyakan kepada anaknya apa yang telah terjadi, pasalnya Haechan sejak kemarin murung dan sekarang dia tiba-tiba bahagia membuat sang ibu penasaran pada si tunggal.

"Mau kemana nih tumben  senyum senyum. . pasti mau ketemu pacar ya?" goda sang ibu kepada Haechan.

Haechan lantas ikut tersipu malu melihat respon dari ibunya, "ini dia. . maaf Bu tapi kali ini aku sedang egois," ucap batin Haechan.

"Hehehe nggak kok. . echan mau foto-foto aja di luar udah lama echan gak jalan-jalan santai, boleh kan?"jawab Haechan sambil terkekeh malu,  seketika hati dari ibu Haechan menghangat dan tenang mendengar jawaban dari anaknya, dia sudah tidak khawatir kalau Haechan ingin membawa Mark lagi sekarang

"Boleh, tapi jangan sampai lewat dari jam ya nanti kamu bisa hacuh hacuh."

"Ihhhh echan udah besar ya gak mungkin kena flu!"

Tingkah laku Haechan Sangat natural seperti memang tidak ada yang akan curiga dengannya saat ini, apalagi ekspresi dia itu sangat meyakinkan. setelah mendapatkan izin dari sang ibu dia langsung pergi ke alamat yang sudah diberitahu Chenle yaitu sebuah gudang kosong milik kediaman nya sendiri tak begitu jauh jarak dari rumah nya hanya perlu berjalan sekitar 10 menit saja sudah sampai. Haechan sudah merencanakan sesuatu yaitu dia akan pergi kemasa lalu menggunakan sisa tiket dari si om koboy tersebut walau ini hanya tiket salinan semoga saja bisa karena tiket yang asli sudah berada di tangan polisi akan menjadi sangat rumit kalau dia nakal untuk mengambil nya kembali.

Di bawah sinar matahari yang panas tak membuat semangat Haechan menurut dia malah semakin nafsu agar Mark kembali lagi, sudah seperti orang kehilangan akal tapi memang Mark adalah salah satu orang paling berharga di hidup Haechan dia sangat menyesal menyetujui ajakan si Om Koboy saat itu kalau dia menolak pasti saat ini dia masih bisa duduk duduk santai bersama Mark dan Renjun di rumah tanpa harus menyelesaikan teka-teki rumit ini bahkan sudah tidak masuk akal lagi kalau di pikir-pikir dengan logika.

"Huh. . . "Haechan menghirup udara dengan rakus, bajunya sudah basah akibat keringat yang mengucur deras di sekujur tubuh, baru saja dia mau membuka pintu tapi sang tuan rumah sudah terlebih dahulu membukanya.

"Permisi kak Chenle," sapa Haechan ramah. Chenle hanya membalas dengan senyuman tipis lalu mempersilahkan Haechan untuk masuk ke dalam gudangnya, bukan seperti gudang pada umumnya, gudang ini begitu mewah bahkan tidak ada debu sama sekali di sini sudah bukan seperti gudang lagi.

"Cepat kemari dan cerita semuanya secara detail Kepada ku kembali, aku rasa ada yang kurang"ujar Chenle sambil memperhatikan tajam kedua mata Haechan, Haechan tak terlalu peduli dengan tatapan Chenle dia malah menceritakan ulang apa saja yang dialami termasuk kejadian nya dengan Renjun dan Jaemin mungkin itu akan berguna nanti

Chenle menyimak semua perkataan Haechan dengan ekspresi serius, dia juga penasaran dengan kasus kali ini yang sangat membingungkan serta membuat dirinya harus ekstra berpikir tentang clue-clue tersembunyi.

"Dan aku serta Renjun memang selamat kembali di tahun ini, tapi Mark... dia terjebak di sana dan tidak bisa kembali aku khawatir bahwa semuanya akan terus seperti ini aku mohon kembalikan Mark ke sini," lirih Haechan memohon kepada Chenle, Chenle tak langsung menjawab perkataan Haechan dia malah sibuk memikirkan tentang portal dan siapa laki-laki itu sebenarnya

"Apa kau pernah melihat wajahnya secara langsung?" tanya Chenle mencoba memastikan kembali.

"Ya pernah tapi aku sudah tidak ingat, itu sudah cukup lama," jawab nya.

Di balik sikap Haechan sekarang jantung nya terus berdetak kencang serta pikiran nya sudah kemana-mana seperti tidak ada tujuan

"Kalau begitu, boleh ku lihat tiket yang kau maksud?" Tak berpikir lama Haechan langsung memberikan salinan tiket tersebut kepada Chenle untuk diperiksa, Chenle tampak kebingungan karena seumur hidupnya dia tidak pernah melihat ada stasiun kereta bernama SEO EXPRESS tapi dan lagi tujuan nya itu adalah tempat di mana dia di rawat dulu, tak salah lagi pasti semua ini ada hubungannya dia sudah yakin sekarang.

"Hei apa ini teman mu itu?" Chenle menunjukkan sebuah foto 24 tahun yang lalu, dimana saat itu dia sedang berada di rumah sakit untuk menjalani pengobatan, dan di dalam foto tersebut terdapat seorang anak laki-laki dan satu suster yang ikut hadir mengisi suasana foto.

Haechan tak bisa berkata-kata lagi, itu adalah Mark, temannya tapi kenapa Chenle bisa berfoto bersama Mark? serta kondisi foto itu sudah seperti sangat lama, apa jangan-jangan Chenle juga punya hubungan penting dalam peristiwa ini?

"Hei. . apa kau sadar bahwa semua ini seperti ada hubungannya Haechan?" tanya Chenle sambil menatap lurus kedepan.

Haechan juga ikut menatap ke arah yang Chenle tuju, dia tak mengerti lagi dengan semua ini begitu membuat Haechan pusing tak terhingga.

"Iya… apa jangan-jangan kita sebenarnya memang sudah direncanakan untuk hadir di semua skenario ini?aku sudah lelah sejujur nya, kalau bukan karena Mark pasti aku sudah tidak peduli dan pergi bermain bersama Renjun saja sekarang."

Semua, sudah hampir terjawab. Teka-teki membingungkan serta puzzle seperti nya sudah hampir lengkap sekarang.

=====
To Be Continued

Halloo semuanya!^^
Selamat Tahun Baru 2022~
Apa nih harapan kalian di tahun baru ini?

Gimana nih udah mulai pada paham belum sama alur cerita ini?kalau belum kalian bisa komen ya~ jangan malu nanti malah pusing gk tau alurnya

Kita gak langsung spil kok kita cuman akan semakin memperjelas setiap dialog nya!

Oh iya, kita juga punya cover baru, yeay!! Gimna suka gak?

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen, and see you ^^

Déjà vu || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang