17. Crack

133 41 77
                                    

Selamat membaca :))
=======

Anak itu berjalan dengan pandangan kosong dengan langkah yang tergontai-gontai seperti tidak ada semangat sama sekali pada dirinya, tatapan anak itu kosong kedua pipinya dapat terlihat jelas bekas pukulan lebam begitu juga di daerah pergelangan tangan kanan milik Jaemin, bukan, Jaemin tidak dipukul atau ditindas tetapi dia sendiri lah yang melakukan hal tersebut bukan tanpa alasan Jaemin melakukan tersebut. Anak laki-laki tersebut berpikir bahwa Renjun haechan bertengkar karena ulahnya karena dirinya,  hatinya terasa begitu sakit saat Renjun membentak Jaemin, apa salah jika dirinya hanya ingin bermain bersama Renjun?

Sudah ada beberapa orang menayangkan apa Jaemin sekarang baik-baik saja sudah banyak orang yang menawarkan Jaemin untuk di antar pulang ke rumah, namun Jaemin hanya menganggap semua seperti angin lalu tanpa menjawab sepatah kata pun. kedua tangan kecil Jaemin memegang alat-alat gambar dengan erat dan langkahnya terhenti sejenak di dekat menemukan satu tempat sampah dia melempar kan seluruh alat-alat gambar tersebut tanpa rasa penyesalan. Padahal Jaemin sendiri tau kalau dia sudah bekerja keras untuk mendapatkan semua nya agar bisa bermain bersama Renjun tapi ternyata usaha Jaemin berakhir di tempat sampah. Tak lama tangis anak laki-laki itu mulai terdengar, isakan serta jeritan itu keluar dari mulutnya, tangan Jaemin menjambak rambut nya sendiri  manik-manik mata Jaemin terlihat kesedihan begitu mendalam.

"Njun… Nana mau main sama Njun.. " lirih Jaemin pelan, Jaemin bukan anak yang terlahir di keluarga kaya raya dia hanya anak orang biasa kedua orang tua nya selalu sibuk bekerja di luar kota meninggalkan Jaemin tinggal di rumah berdua bersama neneknya, ini sudah tahun ke 3 Jaemin belum bertemu mamah serta ayah kandungnya sendiri terkadang Jaemin merasa iri saat melihat keluarga anak-anak lain tertawa lepas bersama keluarga mereka.

Setelah beberapa menit menangis dan melukai dirinya sendiri kini Jaemin kembali melangkah menuju salah satu tempat yang dirinya sendiri tidak tau mau kemana dia hanya berjalan mengikuti kedua kaki itu,  melewati beberapa gang sempit gelap atau bahkan bawah jembatan layang sekarang kini dia berada di sebuah taman, lebih tepatnya mungkin taman bermain khusus anak-anak.

Disana lumayan sepi, hanya ada Jaemin dan 2 anak perempuan yang sedang bermain ayunan bersama-sama, Jaemin memutuskan untuk beristirahat sejenak di salah satu kursi taman sambil melihat-lihat ke sekitar ada apa saja.

"Dia ngapain kok nangis di bawah pasir?"

Pandangan Jaemin mulai teralihkan saat melihat satu orang anak kecil laki-laki tengah menangis di bawah pasir sambil memegang sekop, hatinya terasa ingin membantu anak kecil tersebut tapi tidak dengan otak Jaemin pikirannya berkecamuk seperti Deja Vu saja, Dahulu dia juga pernah mengalami posisi ini.

Dulu Jaemin pernah menolong anak perempuan yang sedang menangis di sekolah nya tapi entah nasib sial apa yang menimpa Jaemin, dia malah di tuduh membuat anak perempuan itu menangis padahal sudah jelas niat hati Jaemin baik ingin membantu, setelah perdebatan panjang ada satu anak laki-laki langsung memukuli dirinya menghujani Jaemin dengan banyak pukulan di wajah serta perut. Dia sempat melihat anak perempuan tadi itu malah tersenyum licik kejadian tersebut juga mengakibatkan image Jaemin menjadi hancur dan di bully banyak orang.  Dia hanya punya nenek serta Renjun pada saat itu, namun sekarang hanya ada nenek dan Renjun sudah tidak akan pernah ada di hidup Jaemin. Lamunan Jaemin terhenti setelah mendengar suara kesakitan dari arah zona bermain pasir, dia melihat anak kecil tadi terjatuh dan kakinya mengeluarkan darah. Kali ini Jaemin tidak bisa menahan diri lagi dia harus menolong anak kecil itu

"Sini biar kakak bantu." Jaemin menggendongnya lalu membawa ke arah keran air untuk terlebih dahulu membersihkan luka di lutut agar tidak terjadi infeksi, setelah selesai Jaemin berlari ke arah toko terdekat untuk membeli beberapa obat serta satu lolipop kecil setelah itu dia kembali lagi menghampiri nya.

Déjà vu || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang