PART 20

534 39 0
                                    

Setelah cukup lama berbincang dengan Jojo perihal kehidupan seorang atlet bulutangkis, Karina masih belum sepenuhnya mengerti. Jujur masih ada yang menjanggal dihatinya. Apa? Ia-pun juga tidak tau.

"Rin," panggil Jojo saat sedari tadi Karina terus saja melamun. Tentu saja pikirannya melayang pada sosok Kevin. Bagaimana tidak. Walaupun sampai saat ini rekam jejak Kevin sangat buruk bagi Karina, namun dari lubuk hatinya ia masih memperdulikan cowok itu.

"Karina," panggil Jojo kembali.

Karina mengerjap-ngerjapkan matanya tersadar. "Eh iy-iya?" tanya Karina gelagapan.

"Kenapa?" tanya Jojo.

"Gak papa kok," balas Karina tersenyum.

Jojo berdeham kecil. "Soal pertanyaan yang tadi abaikan aja, ya," ujar Jojo sedikit canggung.

Karina melirik cowok itu sekilas lalu mengangguk. Pasalnya karena pertanyaan Jojo yang membuat ia kaget, Karina lantas menjauhkan tubuhnya dari Jojo.

"Ya udah istirahat gih," suruh cowok itu.

"Iya. Kamu juga langsung istirahat. Maaf ya kalo harus desak-desakan sama Bang Ginting."

"Gak papa. Gue yang minta maaf ngerepotin numpang disini."

Karina menggeleng seraya berdiri dari duduknya. "Nggak ngerepotin, Jo.

"Udah ah, aku ke kamar duluan ya, Jo," pamitnya.

"Bentar," cegat Jojo lantas ikut berdiri.

"Kenapa?"

Tangan Jojo tergerak untuk menyentuh rambut Karina. "Good night Karina," ucap Jojo tulus dengan belaian halus di kepala perempuan itu. Membuat Karina terperanjat kaget dan spontan mengulum bibirnya menahan malu dan pipinya yang mungkin akan memerah.

"Good night too, Jo," balas Karina berusaha menyembunyikan rasa malunya dan perempuan itu segera meninggalkan Jojo dengan perasaan salah tingkah.

Setelah dirasa Karina benar-benar masuk kedalam kamarnya, Jojo mengumpat pelan pada dirinya sendiri.

"Anjir anjir berani banget lo, Jo!"

"Astaga gak nyangka gue bisa berani kayak gitu," kekehnya menggeleng tak percaya. Takjub dengan perbuatan kecilnya tadi.

Sedangkan di kamar Karina memegang dadanya yang berdegup kencang. "Sadar Rin, sadar!" cercanya memukul kepalanya beberapa kali.

"Tuh orang jago banget bikin anak orang baper," gerutu Karina menggeleng tak percaya.

"Karina please, gak usah dikit-dikit baper. Lemah banget jadi cewek," gerutunya terus menerus memaki dirinya yang mudah luluh begitu saja.

Setelah mengatur napasnya Karina memilih merebahkan tubuhnya dan kembali membuka ponselnya. Ia lebih memilih membuka media sosialnya dari pada terus bergelut dengan pikirannya sendiri. Ia juga ingin melihat perkembangan artikel tentang para pemain bulutangkis Indonesia.

"Kevin & Marcus atau Minions akan Hadiri Konferensi Pers Besok."

Karina menaikkan sebelah alisnya lalu memilih tersenyum smirk membaca artikel yang kini berada di pencarian utama.

"Bedanya kalangan atas sama kalangan yang biasa aja tuh kayak gini ya. Ada masalah dikit mereka langsung konferensi pers. Apalah daya yang rakyat biasa. Paling-paling ya klarifikasi biasa," curhat Karina sembari matanya terus menatap ponsel yang dipegangnya.

"Tapi lebih enak konferensi pers sih. Lebih leluasa. Orang-orang bisa tanya dan langsung mereka jawab. Dari pada nimbulin fitnah lagi dengan pertanyaan ini-itu," sambungnya bermonolog.

KEVIN || About Badminton AthletesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang