PART 23

486 45 2
                                    

Ketiganya keluar mobil untuk mengecek apakah benar Kevin menabrak orang atau tidak.

"Vin," lirih Nagita saat mengetahui ternyata benar Kevin menabrak seseorang. Tubuh Nagita mematung saking terkejutnya.

Nyatanya di hadapan ketiganya tengah tergeletak seorang perempuan dengan terlihat beberapa lecet di tangannya.

Kevin tak kalah terkejutnya. Ia segera menghampiri perempuan itu lalu melihat kondisinya.

Yang tak kalah mengagetkan adalah ketika ia hendak membawa perempuan itu ke rumah sakit, tampak sekilas wajah Karina di sana.

"Karina," kaget Raffy melebarkan matanya.

Kevin meneguk salivanya susah. Ia menyingkirkan beberapa helai rambut yang sedikit menutupi wajah perempuan itu.

Dan benar. Perempuan itu memang Karina.

***

Kevin saat ini berada di rumah sakit sedangkan kedua orang tuanya sudah pulang terlebih dahulu. Ia menemani Karina. Sebenarnya ia tidak tahu apakah Karina sudah sadar atau tidak.

Pasalnya setelah mengantar kedua orang tuanya, Kevin memilih untuk menunggu di luar.

"Mas dengan keluarganya mbak Karina?" tanya perawat yang baru keluar dari ruangan tersebut.

Kevin menoleh dan berdiri dari duduknya. "Iya sus, pasien sudah sadar?"

Bukannya menjawab, perawat tersebut malah terdiam bengong menatap Kevin seperti orang kaget.

"Sus," panggil Kevin karena tak ada respon dari sang empu.

Perawat tersebut tersadar. "Eh-- iy-iyya. Kevin atlet bulutangkis kan ya?"

Kevin mengerutkan keningnya bingung. Pertanyaannya tidak dijawab malah bertanya hal lain.

"Iya saya Kevin Sanjaya," jawab Kevin seadanya.

"Oh Tuhan saya ngefans banget sama Kevin," ujarnya antusias. Bahkan ia melupakan jika ia menyapa Kevin semata karena perlu dengan keluarga pasien.

"Astaga lebih cakep aslinya ya dari pada di foto," ucapnya seperti orang kegirangan.

Kevin tersenyum canggung bingung harus merespon seperti apa. "Maaf sus, temen saya gimana ya kondisinya?"

"Oh temennya udah sadar kok," jawab perawat tersebut tanpa menghilangkan senyumnya sedikitpun. Fokusnya tetap pada Kevin. Maklumlah bertemu dengan idola membuatnya seketika lupa dengan sekitar.

"Udah bisa dijenguk?" tanya Kevin kembali.

"Bisa. Gak parah lukanya hanya kondisinya saja yang terlihat lemas," jawab perawat itu dengan tatapan yang masih tertuju kepada Kevin.

Sedangkan Kevin yang ditatap seperti itu meringis pelan. Ia terlihat merasa tak nyaman diposisi seperti ini. "Ya sudah saya masuk dulu," putus Kevin lalu segera masuk tanpa menunggu jawaban dari perawat tadi.

Biarlah dia disebut tidak sopan. Toh bukan salahnya. Ia juga mempunyai rasa risih dan seharusnya perawat tadi juga paham dengan situasinya.

Kevin membuka pintu ruang rawat Karina. Di sana terlihat Karina langsung menegakkan tubuhnya ketika melihat Kevin.

"Hai, Rin," sapa Kevin.

Karina yang semula kaget dengan kehadiran Kevin lantas dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar. "Kenapa ada di sini?" tanya Karina malah bertanya balik.

Kevin memilih mendekat dan duduk di kursi dekat brankar. "Sorry," ucap Kevin mengundang tatapan bingung dari Karina.

"Untuk yang kedua kalinya gue gak sengaja nabrak lo," jujur Kevin merasa bersalah.

KEVIN || About Badminton AthletesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang