PART 11

844 56 2
                                    

Setelah makan malam, Kevin memutuskan untuk kembali ke kamarnya lebih cepat dari biasanya.

"Mau kemana, Vin?" tanya Raffy.

Kevin yang sudah berdiri itu lantas menoleh. "Kamar, Pa. Kevin mau istirahat," jawabnya lalu melenggang pergi meninggalkan kedua orang tuanya.

"Pa," panggil Nagita setelah Kevin sudah tak terlihat dari pandangan kedua orang itu.

Raffy menoleh. "Kenapa?"

"Kevin ketemu Karina, Pa," ungkap Nagita.

"Karina?" tanya Raffy kaget.

"Iya. Tapi Kevin lupa sama Karina."

Raffy mengernyit bingung. "Kenapa bisa?"

Nagita hanya mengedikkan bahunya seraya menggeleng lemah. "Aku juga gak tau. Mungkin karena Kevin masih kecil waktu itu."

"Terus sekarang masalahnya apa?"

"Karina diem aja pas ketemu Kevin. Dia gak ngasih tau identitasnya. Makanya Kevin gak tau."

"Kapan mereka ketemu?"

"Tadi. Ternyata Karina kerja jadi kurir go food. Karina kesini, Pa. Dia bersikap seolah dia gak ada apa-apa sama Kevin."

Terdengar helaan napas berat dari hidung Raffy. "Mungkin ada alasan lain Karina bisa begitu."

"Pasti sekarang Kevin lagi kepikiran deh, Pa."

"Ya udahlah, Ma. Lagian Kevin udah dewasa."

"Jangan kekang Kevin ya, Ma. Selama ini dia udah menanggung bebannya untuk negara ini. Ini masalah pribadinya, jadi biarin keputusan semuanya Kevin yang ngatasin," pesan Raffy dan Nagita mengangguk walau dengan perasaan berat hati.

***

Malam itu Kevin memutuskan untuk keluar rumah. Ia memegang sebuah kartu yang sempat Karina beri padanya.

Yah, itulah satu-satunya cara Kevin bisa bertemu dengannya.

Kevin memantapkan dirinya. Tetap memakai masker dan kaca mata. Ia juga memakai hoodie dan tudungnya. Namun jika sudah ketauan, ya sudahlah.

Kevin mengendarai mobilnya membelah kota Banyuwangi yang dingin malam itu. Ada rasa bersalah yang tiba-tiba menyerangnya saat ia tau perempuan yang akhir-akhir ini bertemu dengannya adalah teman semasa kecilnya sendiri.

Entah mengapa takdir akhir-akhir ini selalu memihak kepadanya. Tak memerlukan waktu cukup lama ia menemukan Karina tengah duduk di kursi panjang yang berada di pinggir trotoar.

Kevin menepikan mobilnya, membuka masker dan kaca matanya, dan segera menghampiri Karina secara diam-diam. Takut-takut Karina akan kabur jika tau Kevin mencarinya.

Benar dugaannya, Karina melihat Kevin. Ia lantas beranjak dan berlari menghindarinya.

Tak ingin lepas, Kevin terus mengejarnya hingga ia mampu mencegat lengan Karina dan menariknya paksa. Menyebabkan Karina menubruk dada bidang Kevin.

Kevin memanfaatkan kondisi itu. Ia lantas memeluk Karina erat. Awalnya Karina memberontak, ia memukul dada bidang Kevin diiringi isak tangisnya yang mulai terdengar.

"Nangis aja, Rin. Nangis. Lo pasti tersiksa karena udah berusaha bersikap biasa aja selama ini."

Tak ada balasan dari Karina. Namun Karina tak membalas dekapan itu. Ia terisak menenggelamkan wajahnya pada dada Kevin.

"Sorry kalo gue gak inget apapun tentang lo," lirih Kevin merasa bersalah.

Setelah pertemuan yang mengungkap siapa Karina sebenarnya, Kevin segera mencari sesuatu dalam kamarnya yang mengingatkannya dengan masa lalunya. Terlebih dengan semua kenangan semasa kecilnya.

KEVIN || About Badminton AthletesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang