Seorang gadis remaja berlari tergesa di sebuah terminal yang berada di salah satu kota di Jawa Timur. Ia baru saja tiba di tempat ini Subuh tadi. Setelah perjalanan panjang dan melelahkan, ia akhirnya hampir sampai di tempat tujuan.
Selepas turun dari bus kota yang mengantarnya tadi, ia terlihat kebingungan. Koper yang berada di tangannya ia seret asal. Suasana terminal pada Subuh seperti ini tampak sepi. Hanya ada sekitar lima orang yang berada di tempat yang sama dengannya ini. Ada satu orang yang duduk di sebuah becak tua di bawah pohon. Ada juga seseorang yang duduk di jok motor di samping becak yang gadis itu perkirakan sebagai tukang ojek. Tiga lainnya sedang mengobrol santai di kedai kopi yang tidak jauh dari tempat becak tadi.
Gadis itu melihat ke sekeliling, dari tampang orang-orang yang berlalu-lalang, tidak ada yang mencurigakan. Sehingga, ia bisa bernapas lega.
"Mungkin salah satunya adalah sopir angkot?" Gadis itu tampak berpikir sambil melangkah menuju Musala yang berada di ujung sebelah kanan terminal. Ia hendak menunaikan kewajiban sekaligus menuntaskan hajat yang sejak tadi ia tahan.
"Selesai." Gadis itu bergumam lirih.
Sehabis menyelesaikan urusannya, gadis itu tidak langsung beranjak dari Musala. Ia berniat akan mengistirahatkan diri sejenak. Ia pun memilih duduk menyandar di salah satu pilar yang berada di teras. Sesekali, gadis itu memainkan ponselnya yang hampir kehabisan daya. Lalu, ia membaca ulang alamat lengkap yang dikirimkan oleh sahabatnya yang lebih dulu tiba. Ia memberanikan diri ke tempat asing ini memang atas rekomendasi dari sang sahabat sewaktu di pesantren dulu. Begitu diberi gambaran yang cukup menggiurkan, ia langsung meminta izin pada orangtuanya. Meski agak rumit prosesnya, ia akhirnya diperbolehkan dengan sederet syarat yang nantinya harus ia jalankan.
Selama tiga tahun ke belakang, gadis itu tinggal di asrama pesantren yang berada di daerahnya. Ia sudah terbiasa tidak tinggal dengan orangtuanya. Namun, baru kali ini ia bepergian cukup jauh. Tidak hanya antar kota, tetapi terhitung antar pulau juga.
Gadis itu memang berasal dari daerah yang agak terpencil di Sumatra Selatan, tepatnya di Ogan Komering Ulu Timur atau biasanya disingkat OKU Timur. Meski sama-sama ada kata Timur, tetapi nuansanya juga berbeda.
Sungguh, jarak tempuh kisaran dua hari dua malam bukanlah waktu yang singkat untuk melakukan perjalanan seorang diri. Namun, gadis itu mempunyai alasan kuat hingga akhirnya bisa terdampar di kota ini.
"Kamu yakin mau pergi?"
Itu adalah kalimat tanya yang berulang kali dilontarkan oleh sang ibu dari gadis kecil itu. Seberapa keras pun dilarang, ia tetap ingin pergi. Bahkan, ia sampai memberikan penjelasan rinci agar orangtuanya tidak perlu khawatir. Ia berjanji akan baik-baik saja di tempat barunya meski jauh dari keluarga.
Alasan kepergian gadis itu memang sangat masuk akal. Ia hanya ingin pulih dari trauma akibat kecelakaan yang menimpanya beberapa waktu yang lalu. Sehingga, kedua orangtuanya tidak bisa berbuat apa-apa selain memberi izin dan berharap anak semata wayang mereka baik-baik saja.
Gadis itu tampak menahan tangis sambil menyandar pada pilar di belakangnya. Ia teringat orangtuanya dan juga memori menegangkan saat itu. Tepatnya, momen sebulan yang lalu.
Kala itu, gadis itu beserta keluarganya pulang dari rumah sakit setelah beberapa hari mendampingi salah seorang anggota keluarga operasi usus buntu. Jarak antara rumah sakit dan kediamannya sekitar tiga jam. Tempat berobat itu berada di daerah Baturaja, Ogan Komering Ulu (OKU), sedangkan rumahnya berada di daerah Belitang Mulya, OKU Timur. Saat itu, tidak ada perasaan cemas atau firasat buruk di hatinya. Gadis itu hanya terlampau senang karena bisa pulang ke rumah. Itu saja. Sungguh, suasana rumah sakit tidak mengenakkan. Maka dari itu, ia tidak betah.
KAMU SEDANG MEMBACA
IKHTARA (SUDAH TERBIT)
Teen FictionAlka Radhika, remaja berusia enam belas tahun baru saja mengalami kecelakaan maut bersama keluarganya sampai menyebabkan sang paman meninggal. Rasa trauma menghantui gadis remaja itu sepanjang waktu. Sehingga, ia memutuskan untuk hijrah dari kampung...