07. Titah Bapak

36 19 7
                                    

Tak terasa, tiga bulan sudah Alka menetap di Kota Pare ini. Ia bisa sedikit lupa akan rasa trauma yang menimpanya. Bahkan, satu bulan terakhir ini, ia tidak lagi mengalami mimpi buruk yang biasanya begitu mengganggu tidur malamnya. Alka sungguh bahagia.

Alka menyimpulkan bahwa banyaknya aktivitas yang ia lakukan sangat membantu proses pemulihannya. Sungguh, kegiatan gadis itu memang padat. Setiap hari Senin sampai Jumat, ia berkutat pada jadwalnya memperdalam kemampuan Bahasa Inggris di lembaga kursus. Lalu, hari Sabtu dan Minggu, Alka gunakan waktu luangnya itu untuk mengaji kitab.

Selama tiga bulan ini, Alka tidak pernah satu kali pun absen di tempat kursus. Ia begitu menikmati proses belajarnya itu. Apalagi, penyampaian materi yang dilakukan oleh sang tutor yang sangat tampan meski sudah beristri itu sangat menarik. Pelajaran Bahasa Inggris yang dulu ketika sekolah di pesantren hanya sekali lewat saja, kini Alka sudah bisa menyerap ilmu tentang beberapa materi dasar dengan baik.

Dalam jangka tiga bulan ini, pembelajaran masih menggunakan bahasa campuran. Terkadang penjelasannya menggunakan Bahasa Indonesia, dan beberapa kali diselipkan Bahasa Inggris. Sebab, Alka dan teman-temannya masih berada pada level dasar. Maka dari itu, sebelum naik ke jenjang yang lebih tinggi, para siswa digembleng untuk menguasai materi dasar seperti Grammar yang berisi 16 tenses beserta turunannya dan bagaimana menerapkannya dalam Speaking atau sewaktu berbicara menggunakan Bahasa Inggris. Selain itu, para siswa juga harus menguasai tentang Pronounciation atau pelafalan. Biasanya dilatih dengan banyak membaca cerita berbahasa Inggris agar tidak keliru dalam mengucapkan kosa kata Bahasa Inggris yang terkadang bentuk kata dan pelafalannya sangat berbeda jauh.

"Seru banget!" Itu yang Alka simpulkan ketika mengikuti kegiatan belajar dan mengajar di tempat kursus selama tiga bulan ini.

Sungguh, Alka sangat menyukai sistem pembelajaran di tempat kursusnya ini. Ia bisa melihat keseruan yang terjadi di kelas. Apalagi, ketika hari Jumat tiba. Biasanya, dilakukan oral examination atau ujian lisan oleh tutor yang bersangkutan. Satu per satu murid di kelas Alka dipanggil ke depan, lalu duduk berhadapan dengan tutor. Setelah itu, diberikan pertanyaan berdasarkan materi yang diajarkan sepanjang minggu itu.

"She speaks English in front of the class. Move to past perfect tense!"

Itu salah satu contoh yang Alka dapatkan di minggu pertama ujian lisan dulu. Ia diminta untuk mengubah satu kalimat dari present ke past perfect tense.

"She had spoken English in front of the class." Alka menjawab dengan lantang kala itu. Kalau seputaran materi Grammar, Alka selalu percaya diri. Ia merasa sangat mudah. Maka dari itu, tak heran jika setiap kali ujian lisan, Alka selalu mendapat nilai sempurna karena benar semua.

Seperti halnya ketika belajar di pesantren dulu, Alka begitu menyukai pelajaran tentang tata bahasa, yaitu Nahwu Shorof. Padahal, tak jarang, teman-temannya begitu tidak suka dengan materi tersebut. Namun, Alka malah kebalikannya. Ia merasa tertantang dengan materi yang berkaitan dengan mengolah kata itu.

"Ada rencana mau ke mana libur satu minggu ini, Al?" tanya Isna sambil memainkan ponsel yang berada di tangannya.

Saat ini, Alka dan Isna sedang berada di kamar. Mereka berdua sama-sama malas bergerak. Sehingga, sedari pagi, keduanya hanya sibuk menggulir ponselnya masing-masing.

"Belum tahu. Bingung juga. Lagipula, masih buta arah. Takut nyasar, ah." Alka menanggapi pertanyaan Isna dengan nada memelas.

"Ajak dua pangeran kamu, Al. Aku yakin mereka nggak bakal ada yang keberatan," sahut Isna.

IKHTARA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang