Dunia Alka sebenarnya tidak hanya berpusat pada Kay, Lingga, atau teman kosnya. Namun, gadis itu juga memiliki teman akrab lainnya, yaitu teman kelasnya di Dream Class. Lebih tepatnya, ada delapan orang yang paling akrab, empat laki-laki dan empat perempuan. Termasuk, ada Nana atau Nafisa di dalamnya.
"Siapa saja yang ikut, Na?" tanya Alka pada Nana ketika gadis itu mengusulkan untuk berlibur bareng menjelang ujian.
"Ceweknya kita berdua, Ka. Yang cowok ikut semua." Nana menjawab.
"OK. I'm in," sahut Alka mengiyakan ajakan Nana.
Alka memutuskan untuk ikut jalan-jalan bersama teman satu Genk-nya. Setelah pikirannya terkuras habis untuk persiapan ujian, ia juga butuh untuk rehat sejenak. Kepalanya perlu didinginkan biar tidak sampai meledak kalau terlalu kepanasan.
Selain itu, pada hari yang sama, Isna dan teman-temannya ada acara makan bersama. Itu artinya, Alka akan sendirian di kamar. Sebab, teman kosnya juga memiliki agenda serupa. Yakni, melakukan pendingan sebelum ujian akhir dimulai.
"Kita besok ketemunya di WAPO aja ya, Ka. Biar lebih dekat dari kos. Kalau yang cowok mah gampang. Tenaga mereka ekstra, jadi titik kumpulnya di mana aja oke."
WAPO adalah Warung Pojok, sejenis kafe tempat nongkrong anak-anak muda, yang letaknya memang di bagian sudut, tepat di pertigaan yang tidak jauh dari kos Bunga Desa.
Setelah menyetujui penjelasan Nana, Alka lantas pamit untuk kembali ke kos untuk memenuhi janji pada Isna dalam rangka menemani berbelanja kebutuhan yang akan dibawa sewaktu ujian praktik di Borobudur nanti. Lagipula, Alka juga akan membeli keperluan harian yang nyaris habis. Sehingga, Alka tidak menolak ketika Isna mengajaknya.
***
Waktu yang ditentukan pun tiba. Tepat pukul delapan pagi, Alka dan teman-temannya, yang berjumlah enam orang, yang ikut liburan kali ini sudah berkumpul di WAPO. Selepas memenuhi isi perut, sekitar pukul sepuluh, keenam orang itu berjalan lumayan jauh menuju tempat pemberhentian Bus yang akan menuju ke Kota Kediri.
Tanpa menunggu lama, bus kecil yang dinanti pun datang. Lalu, Alka dan kelima temannya naik ke dalam bus dan memilih tempat duduknya masing-masing. Keseruan pun terjadi ketika salah seorang temannya bikin gaduh dengan menyanyikan salah satu lagu Jawa yang sedang hits akhir-akhir ini.
Namun, keriuhan itu sontak terhenti kala sang kondektur mengatakan bahwa alun-alun Kediri sudah dekat.
"Siap-siap, Guys!" seru sang ketua Genk yang berasal dari kota Sidoarjo tersebut.
Liburan singkat kali ini hanya melihat-lihat keramaian pusat kota di Kediri ini.
"Welcome to Great Mosque of Kediri." Nana berucap lantang sesampainya di alun-alun Kota Kediri yang letaknya berhadapan dengan masjid yang termasuk masjid terbesar dan termegah di Kota Kediri.
"Ke Masjid dulu aja, ya! Bisa foto-foto di sana sekalian nunggu azan Dhuhur." Salah seorang teman Alka memberi instruksi.
"Lewat jembatan itu, ya?" tanya Alka sambil menunjuk jembatan penyeberangan sebagai penghubung antara alun-alun dan masjid.
"Iya, Ka. Ayo!" ajak Nana sambil menarik tangan Alka.
Keenam orang itu begitu antusias menikmati pelarian dari rutinitas belajar yang cukup padat. Beban yang mengendap di kepala seolah terangkat.
Setelah puas berfoto, keenam orang itu memasuki masjid yang begitu besar, yang bangunannya terdiri dari tiga lantai. Tak lupa, ada menara yang menjulang tinggi di sisi kanan masjid. Saking bagusnya, tak heran kalau banyak wisatawan yang berkunjung ke masjid ini. Apalagi, aksesnya pun mudah dijangkau. Selain ada alun-alun untuk melepas lelah, ada juga pusat perbelanjaan yang lokasinya lumayan dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
IKHTARA (SUDAH TERBIT)
Подростковая литератураAlka Radhika, remaja berusia enam belas tahun baru saja mengalami kecelakaan maut bersama keluarganya sampai menyebabkan sang paman meninggal. Rasa trauma menghantui gadis remaja itu sepanjang waktu. Sehingga, ia memutuskan untuk hijrah dari kampung...