duapuluhenam

1.7K 138 5
                                    

Sudah beberapa hari Alan tidak masuk sekolah juga tidak memberi kabar pada Gebi.

Gebi sudah kerap mencoba mengirim pesan pada Alan tapi pesannya tidak dijawab, mencoba menelpon juga, tetapi sama tidak di tanggapi.

Hari ini senin lagi dan lagi rutinitas biasa juga tidak terlewatkan.

Entah bagaimana kabar Alan sekarang, yang pasti ia cukup tenang karena mama Alan selalu menghubunginya akhir-akhir ini, sejak malam itu hubungan Gebi dan mama Alan semakin dekat.

Mama Alan selalu bilang, Alan baik-baik saja, hanya ada urusan yang perlu ia urus hingga tidak bisa masuk sekolah.

Tetapi Gebi tahu, urusan itu pasti serius, tidak mungkin ini suatu hal yang kecil hingga harus menghilang seperti ini.

Beberapa kali Gebi juga kerumah Alan tetapi hanya mama Alan yang menyambutnya, kadang beliu bilang Alan sedang istirahat atau keluar.

Sejak saat itu Gebi tahu pasti suatu hal yang besar sedang menimpa Alan.

Gebi sadar sebagai pacar ia tidak dapat membantu apapun.

Gebi juga tahu kalau membuka luka lama juga bukan hal yang mudah.

Gebi hanya berharap Alan segera membaik dan kembali kekehidupan biasanya.

^^^^^

Malam sehabis pulang sekolah Gebi pergi ke toko buku, berencana membeli buku persiapan ujian, bagaimana pun juga minggu depan sudah memasuki ujian kenaikan kelas.

Sebenarnya gebi sudah mengajak Diva dan Naya tapi temannya menolak dengan alasan malas keluar lebih baik maskeran dirumah.

Masih memilih-memilih buku yang pas untuk menemani masa ujiannya.

Dari beberapa meter dapat ia lihat buku itu, buku yang direkomendasikan oleh guru kelasnya.

Gebi tersenyum akhirnya mendapatkan buku itu.

Saat ia hendak mengambil buku itu ada tangan lain yang lebih dulu mengambil buku itu, sedangkan buku itu hanya tersisa satu.

Gebi berbalik dan langsung menahan tangan perempuan bersweater pink yang mengambil buku itu.

Langsung direbutnya buku bertulis 'biologi' itu dari perempuan terlihat lebih muda darinya ini.

"Heh nggak sopan! Buku nya udah ditangan aku malah diambil!!" Sahut anak gadis itu.

"Maaf tapi sepertinya anda yang kurang sopan, karena jelas-jelas saya sudah memegang buku itu dirak buku, tapi direbut oleh anda dari belakang, dengan tidak tahu malunya." Balas Gebi, ia sudah berkeliling untuk mencari buku ini, malah bertemu makhluk menyebalkan.

Cewek itu menggertakan giginya mencoba merebut paksa buku itu kembali, tidak mau tahu ia  menginginkan buku itu.

Tetapi gebi segera menghindar.

"Ck!"

"Cepet kembaliin bukunya." Seru gadis itu sambil mersedekap dada.

Gebi tidak menghiraukan cewek itu berbalik menuju kasir, tetapi cewek itu mencoba menahan tangannya tetapi malah menarik kemejanya sehingga dua kancing atas kemejanya lepas.

cewek itu sedikit terkejut karena tidak bermaksud menarik bajunya.

"Mohon kendalikan prilaku anda." Ujar gebi lalu berbalik lagi tanpa memerdulikan gadis itu.

"Safa!" dari belakang ia mendegar panggilan itu.

Gebi tahu orang itu.

Bukan, bukan nama Safa yang ia kenal, tapi suara orang yang memanggil nama itu.

Dikit-dikit Cembokur [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang