enambelas

2.3K 171 35
                                    

Jangan Lupa Vote

^^^^^

"Sok galau lo!!" Davin melempar kulit kuaci kearah Alan.

"Diem lo!!" Sahut Alan dengan sewot, lalu menyeruput minumannya.

"Ck!" Decak Faro, maksud mereka berkumpul di cafe ini malam ini bukan lah untuk bermain.

"Jadi gimana? Ketemu?" Tanya Alan pada Faro.

"Belum."

"Kemana sih, si anjing, tiba-tiba ngilang gitu aja, nggak ada kabar." Cerocos Davin.

"Diem lo, kayak cewek mulut lo." Sahut Alan lalu melempar tisu ke arah Davin.

"Gue kan mencoba menunjukan simpati kepada teman kita, udah nggak sekolah berapa hari ini, mau kerumahnya kagak tau dimana, anjim banget emang temenan tapi nggak mau bilang rumahnya dimana." Cerocos Davin panjang lebar lagi.

"Ck!" Fano lagi.

"Bacot lo ah, tuh Fano aja muak denger lo tong-tong." Kini Alan yang berujar.

"Gue tebak Gibran kawin lari!!" Teriak Alan semangat.

Davin langsung takjub, melihat Alan dengan bangga, berdiri lalu mendekatkan tangannya kekepala Alan.

Tuk!

"Jangan sampe, gue nggak mau keduluan tuh orang!!"

"Gass aja kali Dav, orang sama doi serumah." Goda Alan, mereka memang sudah tahu perihal Davin dan Diva, pacaran.

"Diem lo! Nyesel gue cerita!"

"Udah pernah cobain belom." Goda Alan lagi.

"Lo udah belom, gue udah." Bukan Davin atau pun Alan, tapi Faro yang mengatakannya.

Alan dan Davin melongo mendengar ucapan Faro.

Jauh juga pergaulan temannya ini.

"Gimana?" Tanya Davin.

"Gimana Far??" Alan mengintrupsi.

"Enak."

"Manis."

^^^^^

Hari ini hari Jum'at, hari terakhir sekolah dalam sepekan, sudah hampir satu minggu Gibran menghilang tanpa kabar, setelah ada pertandingan di sekolah sebelumnya.

Alan dan Gebi masih mempertahankan ego mereka, sama-sama tidak mau mengalah.

"GEB!!"

"CK! Apaan sih teriak-teriak?!" Sewot Gebi pada Naya, kemudian Naya menunjukan jari telunjuk dan jari tengah nya pertanda berdamai.

"Gimana hubungan lo sama Alan?" Tanya Diva.

"Gitu-gitu aja."

"Saran gue lo harus bicarain ini ke Alan." Sambung Diva, lalu duduk disampingnya yajg semula berdiri disamping meja.

"Iya Geb, kalo putus ya putus, mau nyambung ya jalanin, jangan kayak gini." Cerca Naya, sambil makan batagornya dengan lahap.

Gebi merenungkannya.

"Tapi gue juga bingung."

"Kalo gue nyambung, Perihal Anes gimana?" Sambung Gebi dengan nada lirih disana.

Diva menggeleng, "Persetan sama Anes, yang terpenting hati lo." Lalu di angguku Naya.

Dikit-dikit Cembokur [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang