sembilanbelas

2.2K 169 28
                                    

"Kita satu sekolah kan ya sama si pewaris, seangkatan pula, di ajak ke rumah enggak ya kerumahnya malam ini?" Gerutu Naya yang berjalan bersisian dengan Faro.

"Kamu nggak bosen?" Tanya Faro pada Naya.

"Bosen kenapa?" Tanga balik Naya.

"Ngomongin si pewaris itu terus, orang nya aja nggak tau yang mana." Sahut Faro.

Naya mengerucutkan bibirnya, "Kan!! Kamu tuh cerewetnya sama aku doang."

"Tapi kan bener." Faro lagi.

"Tau ah, gitu aja sewot!" Lalu Naya meninggalkan Faro dikoridor kelas sebelas itu.

"Perasaan dia yang sewot." Gumam Faro.

^^^^^

"Div, dengerin gue!!" Davin mencekal pergelangan Diva agar tidak pergi, turun dari mobil.

"Apalagi sih?!" Jawab Diva tidak santai.

"Cium dulu." Sambung Davin yang mampu membuat Diva melotot.

"Lo gila?! Kita disekolah!" Jawah Diva yang sedikit terkejut dengan keinginan Pacar sekaligus Abangnya ini.

"Kan didalem mobil, Div." Ujar Davin sambil tersenyum ke arah Diva, dan memajukan pipinya mendekati Diva.

"Ribet banget lo ah!" Geram Diva.

Cup!

Kecupan singkat di pipi kiri Davin mampu membuatnya semangat menjalani hari ini.

Haha Davin lebay.

Lalu Diva keluar dari mobil Davin dengan jantung berdebar pastinya, masih salah tingkah kalau Davin memintanya melakukan hal-hal seperti tadi.

^^^^^

Alan turun dari motornya lalu sedikit menyugarkan rambutnya kebelakang, melihat itu Gebi hanya bisa menyumpah dalam hati.

Apaan si Alan?! Udah tau gue mental yupi disuguhi gitu ya pasti melting lah anjir!!

"Ngapa lo diem-diem bae?" Tanya Alan sambil melepas jaketnya.

"Gue? Ya nggak papa lah!" Tangkas Gebi lalu berlalu meninggalkan Alan.

Alan sedikit mengejar Gebi yang berjalan lebih cepat didepannya.

Hap!

Alan menggenggam tangan kanan Gebi, menautkan jari-jari mereka.

Gebi kaget pastinya, tapi ya harus main pintar sama Alan.

Berjalan memasuki koridor sambil menautkan jari mereka, pastinya menjadi pusat perhatian banyak orang, apalagi saat Alan membenarkan letak rambut Gebi yang sedikit berantakan.

Gebi mencoba melepaskan genggaman mereka tapi Alan malah mengeratkan jari-jarinya.

"Alan lepasin!" Tegur Gebi.

"Nggak." Jawab Alan.

"Lan apaan si." Gebi lagi.

Alan melepaskan tautan jari mereka, tetapi malah meletakan tangan kirinya dipinggang Gebi, Gebi hanya melotot mendapati perlakuan seperti itu dari Alan.

Dikit-dikit Cembokur [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang