tigabelas

2.2K 171 14
                                    

"Mau keluar ini."

"Bentar gw belum."

"Ya cepetan."

"Sabar kali Geb."

"Udah didepan telpon aja ya."

"Bunda." Sapa Gebi pada Bundanya sedang menonton televisi diruang keluarga.

"Eh, kamu mau kemana?" Tanya Bunda nya yang hanya melirik sekilas kearah Gebi, lalu kembali memfokuskan dirinya ke televisi.

"Aku izin mau jalan-jalan sama Alan ya?" Sahut Gebi dengan hati-hati.

"Nak Alan?" Gebi hanya mengangguk.

"Kurang-kurangin mainnya ya, sebentar lagi kalian ujian." Sahut Bunda.

"Iya Bunda." Lalu Gebi menyalami Bundanya.

"Inget jangan mencintai terlalu dalam." Bunda Gebi mengingatkan, lalu mengelus lembut surai hitam kecoklatan milik Gebi.

Gebi hanya tersenyum lalu melenggang menuju pintu utama, bersamaan dengan itu ponsel yang ada di saku kanannya bergetar menandakan ada yang menelponnya.

Alan pasti udah dateng!!

Bergegas Gebi menuju ke depan pagar, ternyata benar sudah ada mobil Alan nangkring didepan pagar rumahnya.

Gebi senyum-senyum sendiri melihat Alan yang ada dikursi kemudi.

"Ngapa lo? Naik cepet." Ujar Alan.

Si Alan nggak bisa di ajak kompromi
Baru juga mau dibucinin

Gebi masuk ke dalam mobil Alan, lalu menatap Alan dalam diam.

"Kenapa lagi Geb? Elah ribet bener lo."
Sahut Alan yang kini mulai menyalakan mobilnya.

Gebi mengidikan bahunya, "Alan lo sayang sama gue nggak?"

Sunyi,

Senyap.

"BHAHAHAHA."

"NGAKAK BANGET ANJM." Siapa lagi kalau bukan Alan.

Gebi memejamkan matanya sebentar, menghirup udara banyak-banyak.

"Ngakak banget sumpah Geb, lo ngomong begitu." Ujar Alan lagi.

"Iya-iya." Sahut Gebi menahan malu.

Niat gue padahal serius.

Kini mobil Alan sudah menelusuri jalanan kota, tidak terasa sudah empat puluh lima menit mereka menempuh perjalanan menuju tujuan.

"Lan emang kita kemana sih?" Tanya Gebi yang nampaknya sudah mulai jenuh.

"Bentar lagi nyampe kok." Sahut Alan.

Tidak beberapa lama Alan membelokkan mobilnya ke jalan yang tidak begitu ramai, menuggu hingga sampai ketujuan.

Ternyata Alan mengajak Gebi ke sebuah Danau yang sangat indah, tidak menyangka tempat seperti ini masih ada.

"Yuk turun." Ajak Alan.

Lalu Gebi mengikuti Alan turun dari mobil, dan menghampiri nya yang sudah duduk ditepian Danau.

"Emang ya, tempat yang paling lo suka itu, bisa jadi tempat ternyaman buat lo." Alan bermonolog.

Gebi yang sudah mendaratkan pantatnya di atas rerumputan disebelah Alan hanya mengangguk.

Alan lagi galau apa gimana ini?

"Lan lo nggak-,"

"Gue nggak papa." Lalu Alan mengambil batu kecil yang ada disebelahnya.

Dikit-dikit Cembokur [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang