tujuh

3.7K 311 25
                                    

"Shit!"

Gibran tertawa terpingkal-pingkal sambil menepuk-nepuk bahu Fano, yang berdiri disebelahnya.

"Alan bikin malu anjing!" Sahut Gibran setelah mendengar Alan mengumpat, lalu masih setia dengan tawa ngik-ngiknya.

"Ogah gue temenan ama lo!" Ujar Gibran lagi membuat Alan naik darah sambil menahan malu.

"Cupu amat! Gitu doang cemburu!" Ejek Gibran lagi.

Gitu doang katanya?! demi apapun Alan akan mencari kelemahan Gibran dan mengejeknya juga.

"T-tapi mereka tadi gandengan." Jawab Alan lirih, mengundang tawa temannya.

Mati-matian Gibran untuk menahan tawanya yang ada hidungnya malah kembang kempis.

"Pffht!"

"Bhahahahha!"

"Si anjeng cemburuan anjirr."

Fano hanya geleng-geleng mengamati kelakuan kedua temannya ini.

"Tu orang ngaku pacarnya Gebi, gimana kagak emosi!" Alan mencoba membuat perlawanan berharap agak kejadian ini tidak menjadi bulan-bulanan Gibran.

Fano hanya mengangguk mendengar Alan, tapi tidak dengan Gibran.

"Ti iring ngiki picirnyi Gibi, gimini kigik imisi!" Gibran mengikuti cara bicara Alan, membuat Alan mersakan tekanan darahnya naik di belakang kepalanya.

"HAHAHAHA!"

"Meraka baru masuk kantin aja, muka lo udah kayak nahan berak!"

"Sialan lo!"

"Sini!" Membuat Gibran langsung bersembunyi dibelakang Fano, lagi-lagi Fano hanya menggeleng melihat kelakuan sahabatnya ini.

Saat Alan maju satu langkah mendekati Gibran, Gibran langsung berlari ngacir meninggalkan Alan dan Fano.

Membuat Alan geram sendiri.

Kenapa gue mau temenan sama titisan dakjal kaya dia?!

"Seorang Alan, cemburuan  ternyata." Ujar Fano sembari menepuk pundak Alan, lalu berlenggang meninggalkan Alan.

Bahkan si pendiam Fano mengejeknya!

^^^^^

"Kenalin, pacar Gebi juga, calon suami dan ayah dari anak-anaknya nanti."

Semakin ricuh kantin mendengar sahutan dari Alan.

Alan hanya tersenyum bangga melihat raut wajah terkejut lawan bicaranya ini.

Tapi tak berlangsung lama, Bintang bersedekap dada dan senyum meremehkan Alan, memandanginya dari atas hingga bawah.

Membuat Alan sangat ingin menonjok wajah sialan yang memandangnya seperti itu.

"Gue nggak setuju." Sambung Bintang.

Lagi-lagi membuat kantin ricuh bukan main.

Muka Alan merah padam, mati-matian ia menahan untuk tidak menonjok laki-laki dihadapannya ini.

Sebentar ia memejamkan matanya.

Bintang tersenyum melihat itu, perutnya terasa geli, sangat sulit menahan tawa!

"Oke, Geb! Lo pilih dia!" Sembari menunjuk Bintang.

Dikit-dikit Cembokur [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang