Naya memasuki kelasnya dengan raut kesal, ia tahu, ia kekanak-kanakan tapi setidaknya Fano tau apa yang ia inginkan.
"Nay." Panggil Diva pelan, takut-takut Naya masih terbawa emosi.
Gebi yang awalnya memainkan ponsel menengok kearah Naya.
Naya mengehembuskan nafas gusar, tak lama ia menunduk menahan tangisnya.
"Nay, are you okey?" Tanya Diva lagi.
"Lo bisa cerita ke kita." Kata Diva tapi Gebi menahan pundaknya, lalu menggeleng.
"Nay, gue mau ke toilet dulu ya." ujar Gebi lalu menarik tangan Diva ikut keluar kelas, Naya hanya mengganguk.
"Naya kenapa, Div?" Tanya Gebi saat didepan kelas.
Diva hanya menggidikan bahunya.
"Nggak mungkinkan kalo dia tiba-tiba gini?" Tanya Gebi lagi.
"Sebenernya, tadi Naya sempet ngelabrak adek kelas gitu Geb." Ujar Diva menjawab ragu-ragu, pada dasarnya ini juga berhubungan dengan Gebi.
"Ngelabrak? Tumben, emang ada masalah apa?"
"Itu, em-" Diva terasa enggan untuk menceritakannya pada Gebi.
"Guys," Naya muncul dari pintu kelas.
"Gue putus sama Fano." Ujar Naya lagi dengan muka sembab.
Masalah cowok rupanya, batin Gebi.
"Minggir, gue mau datengin Fano, berani banget dia putusin lo!!" Diva hendak pergi tapi segera ditahan oleh Naya.
"Gue yang putusin, Div." Mendengar itu Gebi terkejut, sebagai teman yang menemaninya mengejar Fano untuk menjadi pacarnya, rasanya aneh Gebi mendengar Naya yang mengakhiri hubungan mereka.
"Gimana kalo kita makan Mie Ayam aja ke kantin?" Gebi mencoba mencairkan suasana.
Naya hanya mengangguk, begitu juga dengan Diva.
"Minggir!! Minggir!! Minggir!!"
Teriakan yang semula terdengar jauh, terdengar semakin mendekat.
Itu suara Gibran.
Gebi, Naya dan Diva yang semula hendak belok ke kantin, malah terhenti.
"Permisi minggir ya, ini urgent banget." Gibran berusaha membuka jalan yang penuh dengan siswa yang ingin masuk ke kantin.
Yang Gebi lihat awalnya hanya Gibran, tapi tak lama muncul Alan menggendong perempuan yang terlihat terkulai lemas di gendongannya, juga darah yang mengalir keluar dari hidungnya.
Terlihat kentara Alan sangat menghawatirkan perempuan yang ada di gendongannya itu.
Juga Fano dan Davin ikut berlari di belakang Alan.
Setelah Gerombolan Alan melewati Gebi, beberapa pasang mata menatapnya dengan terang-terangan.
"Kenapa? nggak pernah liat orang cantik ya?" sewot Gebi pada gerombolan yang melihatnya tadi.
"Haduh pede banget deh, padahalkan ya diselingkuhin juga sama Alan." celetuk siswa lain dari belakang, tentu mampu membuat sang empunya tersulut emosi.
"Apalagi yang satunya cemburuan minta ampun!" oleh seorang siswa yang berkerumunan didepan mereka.
"Kayak perkumpulan cewek buangan aja nggak sih?"
"Heh Diva mending lo jangan deket-deket mereka deh, takutnya besok-besok lo punya pacar malah di selingkuhin lagi." celetuk mereka lagi yang entah datang dari mulut siapa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dikit-dikit Cembokur [END]
Genç KurguDi bilang sayang nggak juga, dibilang cinta apalagi. "Kita ini pacaran berdasarkan apa?" "Harus banget ada dasarnya nih?" "Ck! Iya." "Berdasarkan UU yang dibaca tiap hari senin aja dah." "Ngaco." Rank: #1 fakgirl in 14-08-2021 #5 fakgirl in 10-05-2...