Athlantas44-Secuil Balasan Hans

299 19 0
                                    

Perlahan, ada langkah pasti untuk sebuah tujuan.-kata tokoh.

👑 Happy Reading👑






Entah sudah berapa kali wajah cantik
Calysta selalu tersenyum hari ini. Bagaimana tidak, sikap Athlas tentu jadi penyebabnya.

1. Athlas mengantar ia ke sekolah.
2. Athlas menunggu didepan kelas untuk isitirahat di kantin.
3. Athlas menyuruh Calysta menemani latihan Futsal.

Dan disinilah Calysta sekarang, setelah bel pulang sekolah dia masuk ke ruang futsal SMA SATTERLE untuk melihat cowok itu berlatih dengan temannya.

"Neng Calysta!"

Calysta melambaikan tangan pada Sultan yang menyapanya, dia duduk sendiri di kursi penonton dan fokus melihat Athlas.

"Calysta Ath, gak nyamperin?" Tanya Renan

"Nanti."

Athlas tetaplah sama, dia hanya bisa fokus pada satu kegiatan yg menurutnya dia sukai, dan Futsal salah satunya.

"Perhatian semua. 2 hari lagi ada pertandingan di SMA HOLIC dan bapak harap kalian mengomando seluruhnya untuk tetap tenang dan jaga ketertiban."

Mulut ke-enam orang itu menganga, hey! SMA HOLIC adalah pusatnya Araster, dan bagaimana ini bisa terjadi?!

"Tapi--

"Bapak tau tentang geng kalian, tetapi ini sudah keputusan resmi dari provinsi jadi kita harus bisa buktikan Satterle paling hebat."

Athlas mengangguk setuju. "Keamanan jaminan saya pak."

"Ya, saya tidak heran jika nanti pertandingan ini jadi besar."

Pak Galih, guru olahraga SMA SATTERLE yang masih berumur 25 tahun itu tersenyum hangat pada keenamnya.

"Rabu, setelah pulang sekolah dan kumpul di halaman."

"Ijin bawa pasukan besar ya pak." Pak Galih terkekeh dan mengangguk pada ucapan Langit.

"Ijin diterima."

🦁

Selepas Futsal, Sandreas langsung pulang kerumah. Beda dengan Athlas yang pergi dengan Calysta.

"San udah pulang?"

Sandreas diam, tanpa menoleh kepada mamahnya. "udah."

Helen memandang heran kearah putranya ini, kenapa dengan Sandreas?

"Yaudah sekarang--

"Kenapa mamah tega sama San?"

Sandreas berbalik, menatap mata Helen dengan penuh kebencian untuk sekarang.
"Kenapa Mamah culik San dan Resga?"

Mulut Helen membisu, dia tak bisa menjelaskan apapun pada Sandreas.

"Apa maksud Mamah?"

Sandreas berjalan mundur, dilihatnya Athlas yang sudah berdiri didepan pintu memandangnya.

"Mamah tau? Mamah adalah sosok ibu paling jahat yang San kenal. Tapi Kak Athlas, anak yang paling baik untuk sosok ibu seperti mamah."

Terlambat!

Athlas bergegas pulang untuk menghentikan Sandreas tapi justru adiknya lebih dulu berkata pada Helen.

ATHLANTAS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang