Athlantas20- Resga/Kak Aga

388 16 2
                                    

Aku juga seorang adik Kak, yang butuh perlindungan Kakak sebagai super heroku.-kata tokoh.

👑 Happy Reading👑




Rumah lantai dua yang sederhana, menghentikan mobil sport warna putih Athlas. Masih menggunakan seragam putih abu, langkah kakinya memberanikan masuk untuk mengetuk pintu.

"iya siapa ya?"

Pintu terbuka, tpi kenapa Calysta tidak menemukan siapa-siapa? Ia hanya melihat mobil sport putih yang tidak asing dimatanya.

"Itu mobil Athlas bukan sih? Eh mobil kayak gitu banyak kali Cal, gak mungkin juga Athlas dateng kesini, tau rumah Calysta aja engga." monolognya sendiri

Athlas terkekeh geli, dia mengendap kebelakang tubuh Calysta dan berdiri dibelakangnya. "Athlas disini."

Gadis dengan piyama kucing dan rambut dicepol asal itu menoleh, matanya terkunci pada bola mata yg menatapnya lurus.

"ini bukan setan Athlas kan?"

"ini bener Athlas." Athlas menarik hidung Calysta, merasa gemas dengan tingkahnya.

Dan Calysta rasa ini bukan mimpi. Oh ayolah Cal berpikir, otaknya terasa ngelag dan mendadak salah tingkah.

"Ng-ngapain disini?"

Athlas mendekat, menarik tubuh kecil Calysta dalam dekapannya. "Cuman mau bilang, selamat tidur calon bintangnya Athlas."

Calytsa diam, tak membalas atau merespon apa. Bahkan saat tubuh tegap itu sudah hilang dari penglihatannya. Dirinya masih diam ditempat yang sama.

"Itu tadi bener Athlas atau hantunya?."

🦁

Siaran pers dan berita viral dimedia sosial ramai diperbincangkan, mengenai Bian. Yang telah resmi menjadi anggota Marga Satterle.

Hans dengan tenangnya menyantap makanan pagi ini. Dengan semua anggota keluarga yang ikut duduk menemaninya, dan Athlas disana. Tpi Maisy-nya belum.

"Kamu senang Bian?" Tentu Bian mengangguk, karna mulai hari ini ia bisa sekolah seperti temannya yg lain.

"Jangan kemana-mana tanpa Kak Raffa, Bian. Ayah akan tugaskan dia untuk menjaga kamu."

"Tapi Ayah, Bian minta Kak Raffa pakai pakaian biasa aja ya, kayak Kakak Bian. Jangan seperti Bodyguard." Bian cemberut, ia tak mau terlalu menjadi pusat perhatian semua orang.

Dan Hans hanya mengangguk, "Sandreas susu putihnya ada didapur, Mamah lupa ambil." Sandreas melirik Athlas yg masih tenang makan, perkataan Hellen selalu saja ttg Sandreas.

"gak mau."

"Loh kenapa? Mamah udah buatin buat kamu, Sandreas. Oh ya, Bian kalau mau ambil aja ada dua kok."

Athlas Mah?. Hanya itu yang bisa Athlas batin dihatinya.

"Athlas pergi."

"Bian pergi."

"Sandreas juga pergi."

Hans memandang kerah tiga putranya yg sudah meninggalkan meja makan, tangannya kini menggenggam tangan Helen dan mengusapnya lembut.

"Coba hargai Athlas, Hel. Karna Athlas segalanya bagi Sandreas dan juga Bian."

Helen tak bergeming, ia hanya diam dengan mata yang tak mau menatap kearah Hans, "Mas tau aku gak bisa."

ATHLANTAS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang