Athlantas67- Pelangi Satu Warna

275 22 0
                                    

Mamah udah punya sayap ya? Mamah hebat, bisa terbang sampai surga. -kata tokoh.

🦋Happy Reading🦋







Upacara pemakaman Helen kini berjalan baik, tak ada media, hanya beberapa rekan bisnis Hans dan anggota Axelion'z-Araster. Meira selalu mengusap lembut punggung Hans yang kini hanya diam menatap nisan mantan istrinya itu.

Tak jauh beda-- Athlas. Berdiri kaku tanpa menatap ekspresi ke nisan mamahnya. Beberapa orang mulai meninggalkan makam yang kini hanya tersisa Athlas.

"Yang lain boleh pulang, kita kasih waktu untuk Athlas hari ini."

Masih sama, seluruh dunia hanya tau bahwa Helena Raquel adalah ibu kandung dari si kembar Athlas-Sandreas. Keluarga Satterle sepakat untuk tetap merahasiakan hal ini menjadi cerita mereka. Sebagai penghormatan Meira kepada Helen untuk dikenang sebagai ibu kandung Athlantas.

"Mah.. Athlas udah maafin mamah, tapi kenapa mamah harus pergi?"

Rasa sedih yang Athlas tahan sedari tadi, kini keluar dari kelopak matanya. Dia tak menyeka, membiarkan rasa sedih itu mengalir dengan derasnya.

"Athlas gak pernah benci mamah, Athlas janji jadi putra kebanggaan mamah. Tapi, bangun mah. Athlas mohon."

Axelion'z tak benar-benar meninggalkan Athlas sendiri, mereka memberi ruang untuk Ketuanya. Di bawah pohon beringin Axelion'z dan Resga mengawasi bagaimana Athlas menangis di masa dukanya.

"Gue yakin Tante Meira akan jadi bunda terbaik buat Athlas, dia lebih baik dari Tante Helen yang ibu kandung Athlas." Ucap Renan

"Tapi kita bisa lihat, Athlas gak pernah sekalipun benci Tante Helen." Sahut Langit

"Kita bisa bersyukur Tante Meira jadi ibu sambung Athlas, dan Araster otomatis bukan rival kita lagi." Ucap Sultan yang membuat kekehan di anggota lain.

Binta menatap Resga yang berdiri di sebelahnya, menepuk pundak laki-laki itu. "Athlas selalu jagain semua orang, tapi sekarang dia tanggung jawab lo. Lo abangnya, ga usah sembunyi lagi."

Resga tersenyum, dia mengangguk pada Binta sebagai jawabannya.

Sudah 1 jam mereka terus mengawasi Athlas yang kini menatap kosong pada batu nisan Helen. Resga yang terikat batin dengan Athlas sudah tak tahan bagaimana ia turut merasakan sakitnya cowok itu.

Dengan langkah pelan cowok pemilik gelar Putra Pertama Satterle itu berjalan mendekat pada Athlas.

"Hari ini cukup Athlas, kita harus balik ke rumah sakit lihat kondisi Sandreas. Ayah menelpon kalau San sudah sadar."

Mendengar itu menjadi batu besar di langkah awal Athlas, bagaimana ia mengatakan hal ini pada San?

"Ga--

"Gue yang akan kasih tau Sandreas, sekarang lo harus kuat buat adek lo yang akan nangis 7hari 7malem itu."

Ucapan Resga cukup menghibur Athlas, kedua laki-laki itu kini terkekeh bersama dan berjalan meninggalkan makam.

"Gue lupa, kalian ga akan dengerin perintah selain gue." Ucap Athlas yang mendengus pada Axelion'z yang tersenyum kearah dirinya.

"Itu lo tahu, jadi jangan berlarut Athlas. Besok, kita kembali lagi dengan nenangin Sandreas yang lebih rewel." Ucap Langit

🦁

Sandreas merasa lebih baik, hampir 4jam dia masih terlelap setelah operasi transplantasi jantungnya. Kini, kehadiran Athlas dan Resga yang baru saja datang membuat nafas lelaki itu lega.

ATHLANTAS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang