RUBATOSIS 09

113 93 627
                                    

Double up!

Budidayakan vote dan komen sebelum membaca

Happy reading <3

***

Alvez melangkahkan kakinya mendekat pada kursi. Dia menyugar rambutnya ke belakang, lalu duduk di sana. Matanya melirik sebentar pada Mika yang tampak fokus lalu kembali mengalihkan tatapannya ke depan.

Drrt drrt

Tatapan Alvez jatuh pada ponsel yang berada di atas meja. Ada satu panggilan yang masuk. Dia kemudian melirik ke arah Mika yang tak mengalihkan tatapannya sama sekali, jelas saja dia tak mendengar, karena telinganya tersumbat headphone.

Baru saja hendak menyadarkan Mika, panggilan terhenti. Sebelum ponselnya mati, Alvez dapat melihat walpaper ponsel Mika. Dia lalu mengambil ponsel Mika, hendak memastikan jika penglihatannya salah. Tapi seseorang langsung merebutnya dengan paksa.

Mika menatap tajam Alvez setelah merebut paksa ponselnya. "Lo gak sopan!" decak Mika lalu mendirikan tubuhnya, dia melangkahkan kakinya menjauh.

Alvez dapat melihat kepanikan dimata Mika, entahlah, apa yang sebenarnya terjadi?

Tapi sebelum itu, Alvez kembali mengerutkan dahinya. Ada banyak pertanyaan mengenai walpaper diponsel Mika saat ini.

Seperti, siapa wanita yang ada di walpaper itu? Kenapa Alvez merasa tidak asing? Jikapun itu adalah pacar dari Mike, bukankah agensi dari Mike melarang model-modelnya untuk berpacaran?

Alvez mengendikan bahu, mencoba untuk fokus kembali pada permainan di depannya.

Mika melirik ke arah Alvez yang kembali fokus ke layar, lalu menarik ikon hujau di ponselnya saat panggilan masuk kembali tertera di sana. Tertera nama 'Ibu Negara🐯' di sana.

"Kenapa diangkatnya lama hah?!" Baru saja mengangkat teleponnya, Mika langsung menjauhkan ponselnya mendengar teriakan diseberang sana.

"Maaf, Mah. Tadi Mika lagi diskusi di kampus," ujar Mika, berbohong.

"Jangan boong kamu. Mama tahu di Kampus kamu lagi ngadain demo massal. Kalo demo kayak gitu biasanya kamu paling males ngampus."

Pernyataan dari Mamanya membuat Mika meringis. "Ya, maaf, Mah. Aku lagi main sama temen."

"Di mana? Mama pengen ketemu kamu."

Mika menepuk dahinya sendiri, tak mungkin ia mengatakan jika dirinya ada di Markas Vagarious dan menggantikan Kakaknya, kan?

"Ma, aku lagi kerkom. Jadi, gak sempet ketemu. Ini lagi sibuk-sibuknya buat nyiapin materi presentasi nanti." Beruntungnya Mika memliki otak cemerlang seperti ini, ia jadi bisa mencari alasan.

Mendengar helaan napas pelan di sana, membuat Mika merasa bersalah.

"Ya udah, kalo udah selesai kabarin Mama, ya. Nanti kita kumpul bareng lagi. Mama udah siapin daging Biawak sama susu Ayam buat kalian berdua."

"Iya, Maaa. Kalo senggang aku ke sana, ya."

"Iya, awas aja kalo nggak."

"Ya udah. Aku matiin, ya. Bye-bye." Mika mematikan panggilannya saat sudah mendapatkan balasan di ssberang sana.

Sebenarnya, dia juga merindukan kedua orang tuanya. Terlebih lagi setiap satu bulan sekali setidaknya dia akan mengunjungi mereka berdua.

Tapi kali ini, sepertinya tidak mungkin terjadi. Apalagi jadwal Vagarious akan lebih padat lagi nantinya.

RUBATOSIS [SEQUEL L&H]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang