Happy reading <3
***
Sebagai seorang orang tua, Aldi dan Anca dapat mengetahui perbedaan dari kedua anaknya walaupun mereka kembar. Mika dan Mike adalah satuan dari kesamaan yang berbeda.
Mereka kembar, namun bentuk wajah mereka tidak sama.
Mengetahui jika yang berada di atas panggung itu adalah Mika, tentu saja membuat mereka terkejut. Apalagi, Anca dan Aldi tidak pernah melihat anaknya berbohong seperti itu.
Mika dan Mike melirik satu sama lain, mereka jelas saja terkejut mendapati Anca yang sedang menangis.
"Ma ...." Mike, sebagai kakak mencoba menarik Anca dari pelukan Papanya.
"Sayang ... ngomong baik-baik sama mereka. Pasti ada alesannya." Aldi mencoba bersikap adil. Apalagi, dirinya sekarang adalah kepala keluarga di sini.
Anca menegakan tubuhnya, lalu menghapus airmatanya. "Kenapa kalian bohong?"
"Ma ...."
"Mika, kenapa kamu ngegantiin Mike di panggung? Kenapa, Mika? Jawab Mama."
Mika meneguk ludahnya sendiri, baru kali ini dia melihat Mamanya itu memarahinya seperti ini.
"Ma, a-aku ...."
"Tangan aku retak, gak bisa main buat sementara, Ma. Aku minta Mika buat ngegantiin aku." Mike menunduk sambil memainkan jarinya, jelas dia yang membawa Mika melakukan hal tersebut.
Mika menggeleng, "Ini bukan salah Malika! Aku ... aku yang setuju buat ngegantiin Malika. Dia sama sekali gak maksa, Ma."
"Achazia! Diem," tekan Mike sambil menatap Mika tajam.
"Gak! Lo gak salah di sini Mike!" Mika jelas tak mau kalah.
"Gue bilang diem, Achazia!"
"Berisik! Kalian kalo ribut lagi mau Mama kasih ke kandang macan Mama ha?" Teriakan dari Anca membuat mereka terdiam.
Anca menarik baju Aldi, lalu mengusap ingusnya di sana. "Astaga, Sayang." Aldi berujar sabar, sebagai suami, dia harus selalu bersikap sabar dengan tingkah Istrinya itu.
"Maaf, Mama sok marah-marah tadi. Mike, kenapa tangan kamu bisa retak?"
Mike dan Mika setidaknya bisa bernapas lega. Untung saja orangtuanya tidak marah.
"Latihan terlalu bersemangat tuh, Ma." Mika mencibir, membuat Mike melirik sinis ke arahnya.
"Kenapa bisa?" tanya Aldi.
Mike menunduk sambil memainkan jari-jarinya. "Mike pengen masuk Vagarious, itu udah jadi mimpi Mike dari dulu. Kalo Mike gak gabung sama Vagarious pada waktu itu juga. Mike selamanya gak akan bisa gabung, Ma, Pa."
"Makanya, aku minta Mika buat ngegantiin aku buat sementara," lanjutnya.
Aldi mengehela napasnya pelan, sebagai orang tua, dia mengetahui apa mimpi dari anaknya ini. Terlebih lagi, dia tidak mau memaksa anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya menjadi pengusaha.
"Mike, Papa tahu ini keputusan terbaik buat kamu. Tapi dengan kayak gini. Sama aja kamu egois, Mike. Kamu gak mikirin gimana adik kamu di sana? Sama cowok semua? Gimana kalo fans tahu kalo itu bukan kamu? Mereka itu bahaya, Mike." Mendengar itu, Mike semakin menundukan kepalanya.
"Mereka semua baik, Pa. Gak ada yang nyakitin aku di sana." Mika tersenyum tulus.
Memang benar, Vagarious memang berlaku baik padanya, minus Alvez dan Dhavis. Jadi, apalagi yang keluarganya takutkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBATOSIS [SEQUEL L&H]
Humor[Follow dulu sebelum membaca] [End] *** Mikala Achazia Pratama, hanyalah seorang Mahasiswi biasa yang berusaha menyelesaikan pendidikannya di sebuah Universitas. Hingga kembaran gilanya datang, memintanya untuk menyamar menjadi pria dan memporak-por...