Happy reading <3
***
"Mike mau jadi cadangan." Ujaran dari Alvez membuat semua orang yang sedang berkumpul di sana terkejut.
"Maksud lo, Vez? Mike ...." Semua orang yang ada di sana menoleh ke arah Mika, seolah minta kejelasan darinya.
"Raven yang bakal ngegantiin Mike, dia sendiri yang bilang," putus Alvez terdengar dingin.
"Mike? Lo serius mau jadi cadangan?" tanya Raven.
Mike mengangguk, jelas sekali jika dia terpaksa.
"Lo ...." Raven tak habis pikir, maka tanpa pikir panjang, Raven menarik tangan Mika untuk mengikutinya.
"Lo gila? Lo mau nyia-nyiain kesempatan ini, Mike?" Pertanyaan beruntun dari Raven membuat Mika mendongak, menatap Raven. Dia lalu mengangguk.
"Bilang kalo ini paksaan dari Dhavis atau bahkan Alvez. Gue bisa hukum mereka."
Mika mengerti, betapa perhatiannya Raven terhadap semua anggota di sini, Mika tak menampik hal tersebut. "Gue cuma gak pantes masuk Vagarious."
"Goblok. Kalo lo nyia-nyiain hal ini, sama aja lo kayak orang terbodoh sedunia."
"Denger Mike ...." Raven menyentuh kedua bahu Mika, menatapnya dengan tatapan dalam. "Dulu, pas awal-awal masuk, gue juga sering dimarahin sama Alvez. Tapi gue mikir, gue bisa seprofesional sekarang itu karna kata-kata Alvez yang motivasi gue."
"Berubah atau nggaknya keputusan lo, gue gak maksa."
"Tapi gue mohon, pikirin perkataan gue baik-baik. Cemoohan, hinaan atau bahkan cacian, bisa jadi motivasi lo buat kembali hidup."
***
"Lo kenapa, Mik? Lo kayak abis nangis." Ujaran dari Mike diseberang sana membuat Mika menggeleng.
Seharian ini, Mika tak keluar dari kamarnya, dia masih memikirkan perkataan Raven dan juga Alvez. Sebenarnya, apa yang dikatakan mereka berdua ada benarnya juga. Raven yang memotivasinya untuk terus bangkit, dan Alvez yang menjatuhkannya agar tahu apa yang dinamakan bangkit yang sebenarnya.
"Lo gak papa kan di sana? Apa perlu gue ke sana?" tanya Mike, khawatir.
"Mikaaa. Lo denger gue, kan? Lo diapain sama mereka?" ulang Mike saat tak mendapatkan balasan dari Mika. Jelas saja dia terlihat khawatir melihat keadaan adiknya itu.
Mika terdiam sebentar, sebelum menghela napasnya, dia menatap Mike diseberang sana. "Gue ngerasa, gue gak pantes ngegantiin lo, Mike."
"Siapa yang ngomong kayak gitu? Biar gue tonjok mukanya!"
"Tapi, gue emang gak pantes di sini, kan, Mike?" tanya Mika lirih, "Gue gak becus sama sekali."
"Gak becus gimana? Lo bahkan sering ngalahin gue. Siapa sih yang bilang kayak gitu?" tanya Mike, tak habis pikir dengan orang yang menjelek-jelekan adiknya.
Mika menggeleng, "Gak ada yang bilang kayak gitu. Tapi gue sadar diri."
Terdengar helaan napas diseberang sana, Mike menatap Mika dengan pandangan dalam. "Lo nyesel ngegantiin gue?"
Mika menggeleng, menurutnya, dia sama sekali tidak menyesal telah menggantikan Mike.
"Lo mau berhenti gitu aja?"
Keterdiaman Mika membuat Mike menganggukan kepalanya, mengerti. "Kalo lo mau berhenti, it's okey. Gue bisa bilang ke Pak Dalton kalo emang adek gue gak bisa nerusin ini semua."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBATOSIS [SEQUEL L&H]
Humor[Follow dulu sebelum membaca] [End] *** Mikala Achazia Pratama, hanyalah seorang Mahasiswi biasa yang berusaha menyelesaikan pendidikannya di sebuah Universitas. Hingga kembaran gilanya datang, memintanya untuk menyamar menjadi pria dan memporak-por...