Happy reading <3
***
"Wajah Mike sama Mika mirip!" Celetukan dari Kura membuat semua orang menoleh padanya.
Termasuk Mika dan Mike yang sekarang tengah meneguk ludahnya kasar.
"Apa, sih? Orang kagak mirip juga, liat aja tuh mata gue sama dia. Jauh njir!" Ujaran Mike membuat semua orang yang ada di sana mengangguk, membenarkan.
"Tapi ... coba lu liat-liat lagi, mukanya emang rada mirip, sih." Raven berceletuk sambil menatap Mika dan Mike bergantian.
"Udah, gak usah dibahas. Mungkin cuma kebetulan doang." Dhavis menyahut, dia melihat sekeliling saat tanpa sadar kericuhan ini menimbulkan tatapan tanya dari beberapa pelanggan Restoran. "Lagian, kita di sini mau makan, bukan nyari kembaran."
"Kita boleh makan bareng? Kebetulan gue suka banget sama Sup Kadal di Restoran ini." Kura berujar penuh semangat.
"Dahla, pulang-pulang! Ngeganggu orang aja lu." Mike menarik kerah baju Kura untuk mengikutinya.
"Gak mauuu, gue mau sama Vagarious!" Teriakan dari Kura menggelegar, membuat seisi restoran menatapnya.
Semua anggota Vagarious meneguk ludahnya kasar saat semua orang di restoran ini menatapnya.
"Kura, lo tahu gak apa yang barusan lo teriakin?" tanya Mike pelan sambil menatap sekelilingnya.
Kura meneguk ludahnya sendiri, jelas-jelas teriakannya tadi mengundang banyak pasang mata untuk menatap Vagarious.
"ITU VAGARIOUS!" Teriakan itu membuat anggota Vagarious dengan cekatan berlari keluar dari restoran. Orang-orang di sana bisa saja membahayakan para anggota Vagarious saat ini, apalagi mengingat kepopuleran dari Vagarious.
Mika yang sedari tadi diam langsung tersentak kaget saat Alvez menariknya.
"Lo ngapain diem aja! Lari bego!" decak Alvez sambil menarik tangan Mika.
"Shit!" umpat Alvez saat melihat mereka mengejarnya.
Melihat mobil yang ada di sana, Alvez langsung menarik Mika untuk bersembunyi.
Alvez meletakan jari telunjuknya saat Mika hendak berbicara. Napas Mika tak beraturan, dia sungguh lelah berlarian.
Melihat wajah Mika dari dekat seperti ini, Alvez merasa aneh pada dirinya sendiri. Lihatlah raut wajah panik dari Mika seolah menghipnotisnya.
Entahlah, Alvez juga tidak mengerti. Kenapa dia begitu keras terhadap pemuda di depannya. Seolah Mika memiliki seribu rahasia yang dipendamnya, membuat Alvez begitu penasaran dan selalu ingin berdekatan dengannya.
"Pretty boy," gumam Alvez membuat Mika menoleh.
"Hah?"
"Lo cowok manis," ujar Alvez tanpa mengalihkan tatapannya dari Mika.
Mika bergidik jijik, dirinya sedang menyamar menjadi seorang pemuda. Otomatis, yang Alvez tahu dirinya adalah seorang pemuda.
Apa Alvez gila, telah memuji sesama jenis seperti itu? Apakah Alvez ini penyuka sesama jenis? Memikirkannya saja sudah membuat Mika bergidik ngeri.
Melihat reaksi Mika membuat Alvez menggeleng, "Gue cuma ngehina lo doang."
Mika melirik ke arah Alvez lalu berkata, "Lo ngatain gue manis, apa itu namanya hinaan, Tuan Alvez Frastivoz Sarengga?"
Alvez mengangguk. "Kalo gue sebut lo maco, baru lo sebut itu pujian."
Sialan! Sepertinya, cowok di depannya harus memakan daging Biawak buatan Mamanya agar mengerti apa perbedaan pujian dan hinaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBATOSIS [SEQUEL L&H]
Humor[Follow dulu sebelum membaca] [End] *** Mikala Achazia Pratama, hanyalah seorang Mahasiswi biasa yang berusaha menyelesaikan pendidikannya di sebuah Universitas. Hingga kembaran gilanya datang, memintanya untuk menyamar menjadi pria dan memporak-por...