Seiring dengan berjalannya waktu, hari-hari telah Mika lalui. Di mulai dari semua kisah ini berawal. Lalu muncul masalah-masalah yang membuatnya hampir hancur. Kemudian datang solusi terbaik yang membuatnya kembali tersenyum.
Hingga hari ini, cewek itu duduk di salah satu kursi dengan secarik kertas di tangannya. Sebenarnya, Mike sudah memberikan kertas ini satu Minggu yang lalu. Namun karena dirinya tak siap, maka ia memutuskan untuk membaca suratnya hari ini.
Dear putri kecil mom,
Hai sayang? Apa kabar? Maaf, Mom gak sempet ketemu kamu. Kalo kamu ngebaca surat ini, berarti Mom udah pergi keluar negeri.
Sudah bertahun-tahun semenjak kepergian Zhiva, Mom bertanya-tanya kenapa putri mom yang satu ini tidak datang di acara pemakaman putri mom yang satunya?
Kita semua merasakan kesakitan yang sama, kehilangan yang sama, karena kita semua mencintai Zhiva.
Ada hal yang harus dilihat dari sebuah kebenaran, namun tidak semua yang kamu lihat itu kebenaran. Sayangku, Mom tahu ada kesalahpahaman di sini.
Beberapa hari setelah kepergian Zhiva, Mom membaca buku diary dia. Pada awalnya, Mom juga terkejut membaca ini. Sejak awal, Zhiva sudah jadi bahan pembullyan.
Mika menangis saat membaca itu. Kenapa Zhiva merahasiakan ini semua padanya?
Dengan mempublikasikan hubungannya dengan Maru. Zhiva kira, pembullyan yang terjadi padanya akan berhenti, namun semuanya malah semakin menjadi-jadi.
Mom tidak pernah menyalahkan semuanya pada orang-orang terdekat Zhiva, karena Mom tahu, ini merupakan garis tangan Tuhan.
Putri Mom yang satu lagi telah pergi dan tenang di atas sana, jadi kenapa putri Mom yang satu ini harus pergi juga?
Mom sangat merindukan putri kecil Mom yang satu ini ....
Jangan membuat Mom kehilangan kedua putri Mom lagi, Sayang.
Mom❤️
Isakan keluar dari mulut Mika. Cewek itu menyembunyikan kepalanya di antara lipatan tangan. Jemarinya mencengkeram erat kertas tersebut.
Kepalan tangannya memukul-mukul kecil dadanya, berusaha menghilangkan rasa sesak di dadanya. Bagaimana bisa ia menghadapi wanita luar biasa tersebut, sementara dirinya merasa tak pantas?
Alan yang baru datang, langsung terkejut melihat Mika menangis. Setelah ia melihat kertas yang dipeluk oleh Mika, Alan tahu alasan cewek itu menangis.
Dia mendekat, lalu memeluk teman lamanya itu.
"Gue yakin, dia masih nunggu lo sampe sekarang."
***
Hari-hari telah berlalu, setelah kejadian itu. Mika saat ini tengah berdiri gugup dengan Alvez yang berdiri tepat di sampingnya.
Mika sudah berbicara dengan Tante Selina tempo lalu melalui ponselnya. Wanita itu menerima Mika dengan senyuman. Seperti dalam suratnya, Tante Selina sama sekali tidak menyalahkan kepergian Zhiva pada dirinya, dan itu membuatnya bahagia.
Sementara di sisi lain, Alvez sama sekali tidak mengeluarkan ekspresi berarti. Dia hanya melihat pintu di depannya dengan datar.
"Vez, penampilan gue udah bagus belum, sih?" tanya Mika, entah yang keberapa kalinya cewek itu berujar.
"Lo cocok pake apapun," balas Alvez, membuat pipi Mika merona.
"Ibu gue matre, kalo lo mau pulang, bilang aja," ujar Alvez, membuat Mika mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBATOSIS [SEQUEL L&H]
Humor[Follow dulu sebelum membaca] [End] *** Mikala Achazia Pratama, hanyalah seorang Mahasiswi biasa yang berusaha menyelesaikan pendidikannya di sebuah Universitas. Hingga kembaran gilanya datang, memintanya untuk menyamar menjadi pria dan memporak-por...