8 - The Past

555 93 16
                                    


▪️▪️▪️

11 hari berlalu. Sudah 1 minggu dan 4 hari sejak terakhir kali kami berbicara, dia benar-benar tidak melakukan apa pun untuk membela diri atau menjelaskan keadaannya kepadaku. 

Dia tidak membenarkan apapun dan aku menghakiminya lagi! damn. Kenapa aku melawan diriku sendiri. Ya, aku pikir aku akan gila karena si brengsek itu!  Setelah percakapan seminggu yang lalu, dia tidak mengirimiku pesan. Bahkan tidak sebuah titik sekalipun! Persetanan dengan perasaan cemburu membuatku marah padanya, jadi aku tidak melakukannya juga. Ck. Aku memiliki harga diri dan aku tidak akan membiarkannya.

"Ada apa dengan wajah itu, lagi?"  umji tertawa

"Ohh, LQ." goda yerin. 

Aku mendengarnya dan hanya memutar bola mataku malas. Menanggapi mereka akan membuatku larut didalamnya. Aku harus mengalihkan pikiranku, bahkan sudah 5 hari berturut-turut aku memainkan candy crush di ponsel saat waktu kosong. Dan karena frustrasi, aku tidak bisa berpikir dengan baik, bahkan sekarang game mudah ini tidak bisa aku selesaikan. Sial. Ada apa dengan permainan ini? 

bodoh, ayolah ini hanya permainan permen manis dan beruang bergetah! Kenapa aku harus berpikir lebih keras untuk naik ke level selanjutnya?!

Aku menggerang frustasi dan melempar ponselku sembarangan ke sofa. Umji menoleh dengan dahi berkerut. Dia menatapku yang baru saja berdiri dan membawa tas. 

"Aku pikir kita perlu seseorang untuk menenangkannya." Gumam umji pada yerin dan aku mendengar mereka berbisik kencang.

Ini tidak baik, tentu saja. Aku butuh waktu sendiri, jadi aku pergi dan turun ke lobi tempat mesin penjual otomatis berada. 

Aku menatap wajahku pada pantulan lift. Sangat kacau. Ya, itu karena aku terlihat seperti gadis berusia 5 tahun yang pemarah karena ibu tidak membelikannya permen dan cokelat.

Ck. Aku menghela napas saat lift terbuka dan tak butuh waktu lama, aku langsung melanglah menuju mesin penjual otomatis.  Menaruh koin setelah menekan tombol jus jeruk danmenunggunya jatuh.

Tapi tidak. Aku bahkan menunggunya lebih lama. Tapi minumanku tidak juga jatuh.

Aish, mesin tua sialan! . Aku menggerutu dalam hati. Apa yang salah dengan mesin tua ini?  dan karena frustrasi aku mulai menendangnya dengan tenaga yang cukup untu membuatnya goyah.

Dan aku melupakan terbuat dari apa mesin besar ini. "Aww!!"  Kataku dengan suara kecil sambil memegang kakiku yang berdenyut karena menendangnya cukup keras.

"Sia—"

"Mesin tidak melakukan kesalahan, nona."  Aku menoleh ketika mendengar suara bariton yang datang dari arah sampingku.

Dan kini pria itu tersenyum nyaris terkekeh karena mendapatkan ekspresi wajahku yang kesakitan. Sementara aku hanya menatapnya kosong. Aku berusaha untuk tidak menunjukkan wajah terkejut.

Mereka disini?! 

"Mencari seseorang, hn?". Pria bernama Taehyung itu bertanya dan tersenyum. 

Dia melewatiku dan langsung mendekati mesin penjual otomatis dan melakukan hal yang sama. Dia menendangnya lebih keras kali ini. Membuat sekaleng jus jeruk jatuh dengan mudahnya.

"Begitu cara menendang. Kau harus lebih keras lain kali."  katanya dengan seringai di wajahnya. 

"Ck. Mesin tua ini ternyata memandang fisik juga." Celetuk ku dan berjalan untuk mengambil jus jeruk. Taehyung hanya terkekeh mendengarnya.

If It's Not With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang