Epilog: Final

997 109 35
                                    

It's gonna be the last part after all, so I want to appreciate every single words in this story for our awesome writer.

To snkkstories : Thanks for this wonderful story, buddy.❤

Buat yang mau semangatin, say thankyou, atau komen apapun ke author aslinya boleh di komen yang di atas ya tsay.☝️😉

FINAL : Jungkook POV

Aku menatap wajahnya saat Sinb tidur di sampingku. Yah, jika mengingat masa lalu, kami sangat menderita disaat-saat itu.

Aku rasa sulit menjadi wanita di posisi Sinb saat itu. Dia hamil dan harus mengorbankan semuanya, karir, masa muda, dan lain sebagainya, yang mungkin aku tidak tahu itu sangat berarti untuknya. Saat itu aku sungguh berharap berada di sampingnya, ketika dia berjuang untuk melahirkan Joonwoo.

Aku tahu sulitnya saat hamil, lebih sulit lagi saat melahirkan karena Ibuku sering menceritakan kesulitannya saat aku didalam kandungan dan bagaimana sulitnya ketika ibu harus mempertaruhkan nyawa untuk melahirkanku.


Aku mengelus surai panjang Sinb yang terurai diatas bantal. Dengan senyum bangga padanya, karena telah melewati semua fasenya. Dia telah sepenuhnya menjadi Ibu yang luar biasa bagi Joonwoo.

"Masih terbangun?" Dia berbisik dengan nada mengantuk menghadapku. 

"Aku masih mengantuk." Dia berkata saat memeluk pinggangku dan membenamkan wajahnya di dadaku. 

Yah, kami sudah menikah hampir satu tahun sekarang. Ini adalah keputusanku yang terbesar dan aku tidak akan pernah menyesalinya. Saat aku memutuskan untuk meninggalkan grup yang membesarkan namaku dan sekarang aku senang bisa menjalani kehidupan normal pun ideal dengan istri dan keluarga kecilku yang hangat. 

Meski itu adalah proses yang tersulit untuk meninggalkan grup terutama karena kami dikenal di seluruh dunia. Namun bagaimanapun hidupku tetaplah menjadi pilihanku. Disatu titik itu aku merasa aku pantas untuk memiliki kehidupan yang bebas, dicintai, mencintai, dan memiliki privasi. Aku telah mencapai mimpiku dan mempertahankannya dalam waktu yang lama. Dan saat itu aku menyadari bahwa setelah mendapatkan semua itu, setelah selesai dengan segala pencapaian, apalagi yang akan aku kejar? Sementara sesuatu yang tidak sempurna aku dapatkan pada masa-masa itu adalah waktu untuk menjadi diriku sendiri dan bahagia dengan pilihanku.

Sesuatu yang terang pun akan mendapatkan redupnya. Dan aku hanya memutuskannya lebih cepat.

Aku sudah menulis surat permintaan maaf karena meninggalkan mereka. Tapi aku tidak pernah meminta maaf karena merasakan cinta, pun karena menikah.

Ini pemikiran pribadiku, bahwa setiap idola pantas untuk mendapatkan kebahagiaan tanpa dibebankan surat pernyataan apalagi permintaan maaf atas perasaan yang alamiah untuk mencintai dan menikahi orang yang kita cintai. Oleh karena itu, aku tidak pernah menyesali semua keputusanku.

Aku tidak akan pernah merasa menyesal bahwa aku mencintainya.

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja sekarang, Bi." Aku balas berbisik dan mencium pelipisnya. Sinb banyak membantuku untuk memerangi insomnia.

Setelah bertahun-tahun, aku tidak pernah merasa begitu bahagia. Kebahagiaan yang berbeda. Aku merasa bebas. Aku merasa kehidupan normal seperti yang lainnya. Aku senang dengan kesibukan menjadi seorang ayah, dan bahagia karena aku sangat  mencintai keluarga kecilku.

Waktu kadang bermain padaku dan Sinb. Namun takdir membuat kami terpisah satu sama lain untuk waktu yang lama tapi kemudian menemukan jalan kembali ke pelukan masing-masing. Kami mengambil jalan yang berbeda, dan mengambil arah yang berbeda.  Tapi akhirnya, takdir kembali mempersatukan.

Kali ini, aku dan Sinb akan melakukan perjalanan kami yang sesungguhnya, berpegangan tangan, jadi lebih kuat. 

Aku akan bersamanya, mencintainya karena aku adalah akhir yang bahagia untuknya. 

...

"Sayang! Cepat! Joonwoo sudah di luar sekarang!" Teriak Sinb, padahal jarak kami cukup dekat untuk bersuara pelan.

Aku mengangguk setelah memakai kacamata matahariku dan melingkarkan tanganku di pinggangnya. 

"Biarkan dia.. Ada banyak gadis di luar, itu sebabnya Joonwoo terburu-buru." Kataku dan dia menyikut, membuatku mengerang.

"Hsh, dia baru berusia 7 tahun."  Dia menentang.

"Kenapa? Aku sudah punya pacar ketika berumur 10, Bi."  Aku mengangkat bahu. Dia memelototiku dan mendorongku menjauh. 


Aku hanya tertawa. Dia benar-benar pemarah baru-baru ini. 

"Dan kau bangga dengan itu?" 

"Tentu saja!" Aku menyeringai dan dia mulai berjalan lebih cepat ke arah pantai.


Itu pantai yang sama dengan tahun-tahun yang telah lalu. Fakta bahwa kami kembali ke kondominium milikku. Atau haruskah aku mengatakan kondominium kami. Setelah kami memperbaikinya menjadi 4 kamar dan meletakkan barang-barang yang dia suka, karena dia adalah bosnya.

"Ayolah sayang, itu sudah bertahun-tahun yang lalu. Kau adalah istriku sekarang. Dan aku lebih bangga akan hal itu." Aku melingkarkan lenganku di perutnya, membuat Sinb berhenti berjalan dan menatap lurus kedepannya.

Kami lalu melihat Joonwoo sibuk membantu seorang gadis membangun istana pasirnya.

Ck. Seperti ayah seperti anak. 

Tapi aku serius sekarang. Sejak aku bertemu dengannya. Aku membuatnya menghadapku.  Kupandangi wajahnya yang cantik, perpaduan langit jingga, ungu dan merah karena matahari terbenam mencium kulitnya.

"I love you.." Gumamku. Aku tidak bosan mengatakan itu. Dan tidak pernah lelah melakukan ini, mencium kening, pipi dan bibirnya.

"Hmm.."  Jawabnya yang membuatku mengernyitkan keningku. 

"Aku bilang aku mencintaimu, sayang.."  Aku bersikeras tapi dia hanya mengangguk. 

Ya Tuhan. Bantu dia memahami apa yang aku inginkan! 

"Bi, kau harus menjawab itu ba—" Kata-kataku terputus ketika dia tiba-tiba mencium bibirku. 

"Tindakan selalu lebih baik daripada kata-kata." 

Aku tersenyum, dia berkembang sangat pesat untuk itu. "Oh jadi seperti itu.. jadi kau ingin aku menunjukkan betapa aku mencintaimu di depan semua orang?" Aku menyeringai.

Dia menoleh sebelum meninju dadaku. "Jangan coba-coba berulah."

"Apa? Aku hanya akan memelukmu dan menciummu, apa kau memikirkan sesuatu yang lain, sayang?" Aku bertanya padanya sambil tertawa. 

Dia hanya menggelengkan kepalanya dan berjalan pergi untuk mendekati Joonwoo yang sekarang bermain di pantai. 

Aku berjalan perlahan dan menatap Sinb dan Joonwoo bergantian. Mereka adalah belahan jiwaku.

Sekarang, inilah hidup.

Aku tidak bisa membayangkan menjalani hidup tanpa mereka.  Ini adalah kedamaian yang aku dapatkan, kenyamananku, dan rumah tempatku kembali.

"Daddy, Come on.. Join with us!"

ENDING.

See you in another story semuanya ❤ - Tante Joonwoo.

If It's Not With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang