9 - The Past

517 99 17
                                    

Happy reading

▪️▪️▪️


Ada keheningan panjang di antara kami dan dia tidak lagi membuka suara. Untuk beberapa detik kami hanya saling menatap satu sama lain. Terlihat jelas matanya mengekspresikan emosi yang campur aduk.

Keheningannya berarti satu hal. Mungkin apa yang aku katakan itu benar dan dia tidak bisa mengakuinya secara langsung, karena dia tidak ingin aku terluka. Ck. hanya gadis polos dan bodoh yang berpikiran seperti itu. Aku mungkin salah satunya saat ini.

Menyadari bahwa aku hanya dipermainkan, itu jauh lebih menyakitkan. Andai dia tahu itu.

Helaan napas berikutnya, aku menggelengkan kepalaku dan melangkah mundur untuk menjauh darinya. Aku marah pada diriku sendiri karena berhasil hanyut dalam rayuannya. Air mata yang susah payah aku bendung sebelumnya, akhirnya menetes lagi tepat sebelum pintu lift benar-benar tertutup.

Ada rasa sesak saat air mataku terus mengalir tapi aku menahan agar tidak mengeluarkan suara tangisan apapun. Rasanya lebih sulit dikendalikan, bahkan lebih sulit dari pada aku harus menahan tangis saat cidera bahuku kambuh.

Aku harap ini terakhir kalinya aku menangis karena Jungkook. Cukup kali ini.

...

Hari-hari berat itu telah berlalu. Aku kembali melakukan kehidupan seperti biasanya, sebelum dia datang memenuhi hariku. Tidak ada kencan, tidak ada yang mengirim pesan dan tidak ada yang bisa dihubungi. Aku hanya disibukkan dengan kegiatan fanmeeting, fansign, dan acara lain untuk grup. Aku pikir dia juga begitu, mungkin jadwalnya lebih padat. Dan hari-hari tanpa tidur dimulai lagi.

Memikirkan hubungan kami, aku cukup sadar diri dan tau harus berbuat apa saat memutuskan untuk menjauh darinya.

Dan ya.. Aku memulainya dengan mengubah nomor teleponku. Memblokir akun instagramnya, hingga member juga ikut sepakat untuk mengubah jadwal latihan kami sehingga antara dia dan aku tidak saling berpapasan lagi diperusahaan.

Mereka semua membantuku untuk berpaling dari memikirkannya dan kegiatan yang sibuk juga membantu aku berpikir dengan benar dan rileks. 
Seperti self therapy, aku mulai rutin lagi melakukan pilates lagi.

Ini sudah sekian minggu berlalu dan yah, Seharusnya aku tidak marah hanya karena dia. Dia bukan titik gravitasiku, jadi takkan kubiarkan memikirkannya membuatku jatuh.

...

"Sowon unnie." Panggilku saat sambungan telepon kami terhubung. Aku berbicara sambil menurunkan angkko dari gendonganku, mendudukkannya di kursi khusus hewan peliharaan dan memasangkan sabuk pengaman untuknya.

"Aku akan membawa angkko ke pet salon. Tidak mau menitipkan Meonji padaku?" Tanyaku, setelah menutup pintu penumpang.

"Tidak bi, Meonji sudah mendapatkan perawatannya minggu lalu."

Aku menangguk, sambil mendengarkan suara khas  pemanggang daging, suara bukaan kaleng bir dan suara hiruk pikuk lainnya, "baiklah, kalau begitu aku tutup ya.. Nikmati pestamu."

"Hei, aku bersama teman-taman sekolahku.. jangan salah paham."

"Aku tahu." Kekehku lalu menutup cepat panggilannya.

Melihat cuaca hari ini, aku pikir waktu yang tepat untuk berkendara sendiri. Aku mengitari bagian depan untuk masuk ke kursi pengemudi. Mendapatkan posisi yang nyaman di mobil baru milik Manager Ri.

Aku mengenakan gaun mini bermotif bunga tanpa lengan dan mengenakan jaket polos putih sebagai luaran. Aku juga memakai sandal yang nyaman.

"Mari mempercantik diri, aku akan membawamu memotong bulu hari ini." Kataku pada Anggko dan dia hanya menutup mata sambil menjulurkan lidah.

If It's Not With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang