13 - The Past

591 103 11
                                    

---

Aku hanya menggelengkan kepala melihat Jungkook. Kami pun mulai memindahkan perabotan, menyesuaikan posisinya sesuai keinginan. Aku mengecat dinding lebih dulu sementara dia membuka kotak furnitur yang dia pesan. Tak lama setelah itu, aku melihat Jungkook mengatur meja kaca untuk diletakkan di ruang tamu, kini dia sedang memasang sekrupnya. Aku hanya tersenyum sambil menatap alisnya yang berkerut, begitu fokus.

"Jangan menatapku!" Katanya. Dia terlihat seperti kehilangan kesabaran saat memasang sekrup disana.

"Ya maaf.. kau terlihat sangat karismatik. Aku jadi tidak bisa mengalihkan pandanganku darimu." Kataku sengaja mengganggunya dan tertawa.

Dia hanya menggelengkan kepala dan kembali fokus ke perkakasnya.

"Kau akan menyesal jika mengabaikanku, Jeon Jungkook." Kataku.

Dia hanya mengerucutkan bibir tanpa menjawab apapun. Alu menghela napas melihat tingkahnya. Ini seperti aku sedang bermain dengan anak berusia 10 tahun yang sedang merajuk.

Karena dia tidak menanggapi apapun, aku pun menyerah dan memilih fokus dengan pekerjaanku.

Dan ya, aku pikir memindahkan furnitur dan mengecat dinding ruangan ini adalah latihan yang cukup menguras energi. Aku jadi berkeringat banyak dan tiba-tiba merasa jelek sekarang.

"Bi, ayo makan siang dulu." Sapanya mengejutkan, aku hampir jatuh dari sikap berdiriku diatas meja. Aku baru saja selesai mengecat sebagian dapur yang tidak terlalu besar itu. Karena tinggal sedikit lagi, aku sampai lupa untuk menjawab panggilannya dan malah melanjutkan mengecat bagian terakhir di sudut di dapur.

"Bi!"

Aku menghela nafas saat panggilannya mulai mengganggu konsentrasi. 

Aku mengedarkan pandanganku ke sekitar area itu dan tersenyum melihat karya yang terlukis disana. Wow, aku benar-benar mengecat dan membuat lukisan itu sendiri, seketika aku bangga dengan diriku sendiri. Di asrama, aku bahkan tidak akan bergerak sedikit pun saking malasnya, apalagi untuk melukis di dinding. Jangan harap!

"Bi! Jangan bilang kau akan melewatkan makan siangmu lagi! Kau tidak sarapan tadi pagi, Ingat?!" Dia berkata dari sana, nyaris berteriak. 

"Orang ini! dia benar-benar tidak sabaran." Aku berkata pelan pada diriku sendiri dan mulai berjalan ke arah mana suaranya berasal. 

Aku melihat Jungkook sedang membuka kotak makanan yang dipesannya. Dia meletakkannya di atas meja kaca yang baru saja dipasang sebelumnya. Aku tersenyum dan memeluknya dari belakang. Aku berkeringat begitu banyak dan sungguh berniat melakukan ini hanya untuk mengganggunya. 

"Kau lelah, hm?" Dia bertanya dengan nada lembut. Kemudian melepaskan lenganku yang melingkar pada tubuhnya dan mengubah posisi, jadi dia yang memelukku.

"Jung—Kau tidak perlu memelukku!" Kataku cepat, ingin menghindar. Ayolah.. aku berkeringat banyak. Wanita manapun pasti tidak mau didekati ketika dia sedang berkeringat, karena itu agak memalukan.

"Kenapa?" Tanyanya menyipitkan mata dan menyunggingkan senyum. "Karena kau berkeringat?" 

"Iya, karena aku berkeringat, jadi lepaskan.." Kataku seperti memohon padanya.

Alih-alih mendorongku menjauh, dia malah mencondongkan tubuh lebih dekat dan menciumku, sesekali dia menggunakan lidahnya di pipiku. Ya Tuhan..

Dia sangat santai seperti sedang menikmati es krim musim panas. Dasar!

"Kau rasanya seperti garam, tapi enak." Dia berkomentar sebelum tertawa jadi aku meninju dadanya. "Ya!!!"

Aku menutup pipiku dengan cepat dan duduk di lantai karena kakiku tiba-tiba lemas. Itu sebagai respon lambungku yang sudah kelaparan.

If It's Not With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang