▪️▪️▪️Aku menguap saat duduk disalah satu bangku dilobi. Aku satu-satunya yang duduk disana tapat di samping mesin penjual otomatis, sembari memegang jus jeruk ditanganku.
"Selamat pagi!!" Perhatianku lalu teralih ke pintu lobi, karena seseorang bersuara.
Aku melihat Jhope tersenyum lebar ke penjaga dan menyapanya, diikuti oleh anggota lainnya. Jantungku mulai berdegup kencang. Apa aku akan bertemu dengannya setelah berminggu-minggu?.
"Apa kabar amerika, Jhope-nim?" sapa penjaga itu balik.
Amerika?Ahh ternyata mereka selama ini ada kegiatan diluar. Itu sebabnya aku tidak melihatnya selama berminggu-minggu.
Entah kenapa ada rasa lega menerima informasi itu.
Aku menunduk melihat jus jeruk ditanganku ketika melihat pria yang ku tunggu datang bergabung disana. Dia mengenakan pakaian hitamnya seperti biasa dan rambut sedikit acak-acakan tanpa make up. Dia masih terlihat keren, seperti biasa.
Aku tiba-tiba merasa sangat gugup. Aku jadi tidak yakin bisa menghadapinya kali ini. Rasa itu membuat aku memutuskan untuk berdiri dari bangku untuk pergi. Namun saat baru saja ingin melangkah menjauh, seseorang memanggilku dan menarik kembali lenganku ke belakang, dengan lembut. Sentuhannya membuat bulu lenganku merinding dan jantungku berdegup tambah kencang.
"Hei." Dia menyapa duluan.
Jujur, aku merindukan suaranya.Aku mendongak ke arahnya, menunggu kata-kata lain yang akan keluar dari mulutnya.
"Sarapan?" tanyanya dan aku hanya mengangguk tanpa sadar.
Waktu yang tepat karena aku juga ingin kami bicara.
...
Ajakan Jungkook barusan berakhir disebuah restoran, duduk di kursi masing-masing dan saling berhadapan. Aku baru saja menyelesaikan sarapan dalam diam, begitupun dengannya. Secara harfiah, kami berdua tidak berbicara. Dia memalsukan batuknya, untuk menarik perhatianku. Aku menatapnya, tapi aku segera melihat ke bawah setelahnya. Sungguh menyesakkan, kami kembali ke pertemuan yang canggung itu lagi.
"Maaf jika aku tidak menghubungimu selama dua minggu ini. Kau tahu, kami cukup sibuk belakangan ini dan karena itu aku tidak punya waktu untuk menyentuh ponselku." Dia menjelaskan. Berinisiatif sepertinya.
Aku menenangkan diri terlebih dahulu dan mencoba bersikap seperti biasanya.
"Tidak apa-apa. Memang aku menyuruhmu untuk meninggalkanku sendiri kemarin." Aku berkata dengan nada tenang.
"Dua minggu, sudah cukup untuk meninggalkanmu sendirian 'kan?." Senyum Jungkook. Sementara aku menatapnya dengan alis berkerut.
"Kenapa? Kau tidak meminta untuk aku meninggalkanmu sendirian selamanya. Jadi aku pikir kau hanya butuh ruang dan waktu sebentar untuk menenangkan diri sendiri, benarkan?" Dia bertanya.
Ck. Jadi, dia salah mengartikannya. Aku menghela nafas lega. Aku pikir dia benar-benar ingin meninggalkanku sendirian. Tanpa disadari aku mulai tersenyum. Entah kenapa, aku begitu senang tentang itu.
"Aku pikir… aku menyukaimu" tambahnya. Kali ini benar-benar membuatku terkejut, hampir menyemburkan minuman yang baru saja masuk kedalam mulutku.
"Aku memikirkanmu setiap saat. Membayangkan serta memimpikanmu selama berminggu-minggu dan akhirnya aku mencari di Google, 'apa tanda-tandanya saat menyukai seseorang'." katanya dan terkekeh sendiri.
Dia memikirkanku dan aku selalu menunggu kabar terbarumu. Keberuntungan ini tidak sedang bermain denganku 'kan?
"Ayo berkencan."
KAMU SEDANG MEMBACA
If It's Not With You
Fanfic(Completed) He's the real reason. My son. I left my job being an idol, because I was pregnant. 🥀 Genre : Idol life--Romance. [Disclaimer: this is a work of fiction. Names, characters, businesses, places events, locals and incidents are either the...