Epilog

872 105 23
                                    

Jungkook POV

Flashback


"Apa?" Tanyaku pada remi dengan nada bosan.

Dia meminta untuk menemaninya membeli sesuatu untuk hewan peliharaannya. Karena aku sedang tidak ada jadwal jadi aku menyetujui ajakannya.

Aku hampir mendorongnya saat dia memeluk lenganku. Tapi aku membeku ketika melihat wajah yang sangat familiar di depan.

"Dia temanmu kan, Jeon? Dia membeli sesuatu untuk puppynya!" Tanya remi, tapi aku sibuk mengagumi kecantikan yang sedang menatap datar ke arahku. Dan aku merindukannya, setelah pertengkaran besar antara kami yang didalangi oleh kesalahpahaman.

"Aku bukan temannya. Kami hanya seseorang dari perusahaan yang sama." Jawabnya dengan nada dingin.

Aku merasa dadaku sesak. Berpikir kapan dia akan berhenti menyakitiku? Kapan dia akan mempercayai perasaanku, tanpa mempertanyakannya.

"Kau tidak seharusnya melakukan ini." Aku bergumam dan sedikit mendorong remi menjauh dariku dan mengejar Sinb yang berjalan ke arah berlawanan.

Aku akan menyelesaikannya. Aku tidak ingin membiarkan dia pergi tanpa tahu yang sebenarnya terjadi. ya, perasaan ini begitu dalam sehingga aku membiarkan diriku tenggelam. 

...

Aku menghubungi ibunya melalui Moonbin beberapa hari yang lalu, karena aku berencana serius padanya.

Dia terlihat sangat terkejut saat melihatku bersama ibunya. Aku baru saja memberi tahu sinb bahwa ibunya yang menghubungi  lebih dulu. Senang mendapatkan dukungan dari keluarganya, jadi aku tidak akan terdengar putus asa. Bertemu dengan orang tuanya adalah bantuan besar. Mereka memberikan ku kesempatan, untuk yang kedua kalinya.


Kali kedua, kami menjalaninya dengan lebih dewasa.

...

"Jadi, kau membeli sebuah kondominium? Untuk apa?"  Taehyung muncul di belakangku, sama memperhatikan layar yang menampilkan situs online yang menawarkan deretan bangunan mewah beserta harganya.

"Tidak ada. Aku hanya ingin memiliki satu tempat yang jauh darimu."

Dia memutar matanya sebelum kembali berkata. "Katakan saja bahwa kau membelinya untuk tempat kencan rahasia."

"Jangan bilang kau sedang merencanakan memiliki bayi sekarang?" Dia tertawa, bercanda. 

Aku hanya menggeleng, belum siap untuk itu. Tapi jika hal itu mungkin terjadi, maka aku akan bertanggung jawab. 

Aku tersenyum ketika membayangkan Sinb menggendong anakku saat kami sedang duduk di beranda, memandangi laut yang tak berujung. 

...

Kami menghabiskan tahun baru bersama di tempat itu. Sungguh nyata bahwa aku ingin tinggal bersamanya seumur hidup, aku bahkan tidak ingin pergi bekerja sekarang.

Tapi bagaimana pun aku harus mencari uang untuk masa depan, dan mungkin masa depan yang aku rencana bersamanya. Bukan hanya itu, karena dunia yang aku jalani sekarang adalah mimpi yang ingin aku capai sejak kecil.

If It's Not With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang