Happy reading 🦋
▪️▪️▪️
"Jadi? Apakah kau akan ikut denganku? Makan siang?"
Gila! Dia masih disini? Aku kira dia baru saja pergi.
Ayo, bersikaplah tenang hwang sinb. Kau masih menggunakan pakaian yang lengkap dan tertutup.
Aku mengusap wajah ku kesal bercampur malu setelah mengetahui jungkook yang masih menunggu sampai aku selesai mandi seperti ini.
Bukankah ini berlebihan?
Terlebih kami tidak memiliki hubungan apapun.
▪️▪️▪️
Sejak kami tiba di restoran sampai detik ini, aku hanya melahap makanan didepanku tanpa bersuara. Sementara Jungkook, pria itu berbicara tanpa henti. Dia menanyakan banyak pertanyaan untuk membuat percakapan kami berkembang namun aku tidak menjawabnya. Entah mengapa, sedikit menyenangkan melihat Jungkook berbicara sendiri seperti orang aneh.
Hingga beberapa detik kemudian suasana tiba-tiba hening. Jungkook menyadari bahwa aku tidak tertarik, jadi dia berhenti.Aku bisa melihatnya makan tanpa suara sekarang. Itu melegakan.. dan tanpa sengaja aku mengamati wajahnya. Dia terlihat seperti malaikat saat sedang diam seperti itu. Setidaknya itu membuktikan bahwa pria itu benar-benar tampan dan tenang saat sedang diam.
Aku lalu menggelengkan kepala untuk menyadarkan halusinasiku.
Ayolah.. tidak lucu jika jungkook memergoki aku menatap wajahnya.
"Kenapa kau mencoba terlalu keras untuk menjadi temanku?" Tiba saatnya giliranku untuk bertanya.
Matanya melebar saat mendengar pertanyaanku. Tss.. "kau baru saja bertanya padaku? Wow." katanya geli.
"Siapa bilang aku ingin berteman denganmu?" Dia kemudian balik bertanya, membuat dahiku berkerut.
Aku menghela napas setelahnya, "Pertama kau mendekati ku, lalu mengajukan banyak pertanyaan, berbicara santai padaku dan sekarang, kau membawaku makan siang bersama. Bukankah itu artinya kau ingin berteman denganku? "
"Wah, kau berbicara lebih dari 414 detik. Itu tonggak sejarah.. Tunggu, aku ingin mengabadikannya dalam catatanku." kata Jungkook melihatku sambil bertepuk tangan. Ia kemudian mengeluarkan ponselnya untuk mencatat sesuatu.
Dia sangat aneh. Ya, Aku tidak pernah ragu soal itu.
Aku lalu menunggu pria itu menyelesaikan apa yang dia ketik disana karena aku penasaran dengan jawabannya.
"Kau pasti menunggu jawabanku kan?" ucapnya yang masih fokus dilayar ponsel."Aku tidak ingin berteman denganmu. Dari pada berteman, aku lebih tertarik padamu sebagai kekasih." jawabnya santai, seperti tidak ada beban.
Astaga.. bisakah dia berhenti mengatakan hal-hal seperti itu?
Aku memutar mataku dan bersandar di meja untuk menatap wajahnya secara langsung, "Apapun itu, Aku tidak tergoda oleh rayuanmu."
Dia menyeringai, "Kalau begitu, aku yang akan bergerak duluan semakin gencar untuk menggodamu." katanya. Dia benar-benar pria yang tidak bisa menerima penolakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
If It's Not With You
Fanfiction(Completed) He's the real reason. My son. I left my job being an idol, because I was pregnant. 🥀 Genre : Idol life--Romance. [Disclaimer: this is a work of fiction. Names, characters, businesses, places events, locals and incidents are either the...