Chapter 14

119K 12.4K 219
                                    

Perempuan tersebut menarik kerah baju Jazlyn lalu mendorongnya ke depan Thomas, Lina dan Hani. "Kalau lo semua gak lakuin hukuman dengan baik, nasib lo semua bakal kayak dia dan gue bakal lapor ke Pak Budi kalau lo semua gak lakuin hukuman." Ancam perempuan tersebut.

"J-jan-gan, kita bakalan lakuin hukum-man dengan ba-ik. Tolon-g jang-an kas-ih tahu Pak Budi." Mohon Lina.

Lina adalah keponakan Pak Budi. Jika Pak Budi mengetahui jika dia tidak melakukan hukuman dengan baik, pasti pamannya itu akan mengadu kepada orang tuanya dan alhasil, orang tuanya pasti akan memotong uang jajannya.

"I-iya, kita ba-kalan lakuin h-ukuman kok. N-nih ki-ta lakuin ya." Celetuk Hani lalu kembali masuk ke toilet sambil menarik Thomas dan Lina.

Mereka pun mulai membersihkan toilet sedangkan Archer menatap ketiga temannya dengan bingung. Bukannya tadi mereka gak mau lakuin hukuman, kok sekarang balik lagi? Batinnya.

Tapi, Archer tidak mau banyak tanya. Ia diam saja ketika ketiga temannya mulai membersihkan toilet. Takut-takut mereka tiba-tiba saja mengancamnya atau sebagainya.

Diluar toilet, Jazlyn terlihat kesal karena perempuan di depannya barusan membuatnya malu.

"Sono gih lanjutin bersihin toiletnya. Atau lo mau gue laporin ke Pak Budi?" Tanya perempuan tersebut dengan nada mengejek.

Jazlyn menatap perempuan di depannya dengan sinis. "Awas aja kalau lo berani laporin ke Pak Budi. Gue gak akan segan-segan hancurin hidup lo Alexa!" Ancamnnya lalu berjalan angkuh menuju toilet.

Alexa hanya menggeleng-geleng kepala melihat kelakuan Jazlyn. "Sok-sok mau ancem gue. Sebelum lo hancurin hidup gue, gue bakal hancurin dulu kali hidup lo." Ucapnya pelan lalu berjalan menuju ruang guru untuk mengambil buku matematika Bu Fitri yang ketinggalan.

***
Alexa menggebrak meja kantin dengan kencang hingga beberapa murid yang berada di kantin menatap mereka.

"Lo tahu gak sih Milana?!"

"Gak." Sela Serena.

"Ih... dengerin dulu! Belum selesai ngomongnya." Kesal Alexa.

"Ya sudah lanjutin."

"Masa ya, TADI, GUE LIAT SI ARCHER DISURUH-SURUH. PARAH BANGET! SAKING KESALNYA GUE, GUE JAMBAK AMA TAMPAR SI JAZLYN TERUS GUE ANCAM SI THOMAS, LINA DAN HANI." Ucap Alexa berapi-api sambil melototkan matanya.

"Biasa aja tuh mata. Pengen gue colok pake garpu ini." Ancam Serena sambil mengangkat garpunya. Ia kesal dengan Alexa yang berbicara terlalu keras dan berapi-api.

"Ih, Milana mah gitu. Jahat banget ama gue. Gue tuh baik tahu gak sih." Rengek Alexa sambil menghentakkan kakinya.

Serena yang melihat itupun mendengus. "Lebay lo. Jijik gue liatnya."

"CUPU, CUPU SINI DONG!"

"HAHAHAHA... SIPUT DIA. LELET AMAT JALANNYA."

Serena menengok ke arah asal suara saat mendengar seseorang berteriak sambil mengejek.

Ia melihat Archer yang berjalan menunduk dan diejek oleh Genk Elina.

Mereka mendorong-dorong Archer, menoyor kepalanya dan mengejeknya.

"Gue bingung deh, itu Archer sehari di bully berapa kali? Mana dia gak lawan lagi, hadeh." Celetuk Alexa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dia gak bakal bisa lawan. Dia dari keluarga miskin sedangkan yang bully dia orang kaya. Ingat aja kita hidup di jaman dimana uang yang akan selalu menang." Ucap Serena.

Serena's Transmigration [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang