Serena melajukan mobilnya membelah jalanan yang terlihat lengang, tanpa satu pun kendaraan yang berlalu lalang, kecuali dirinya.
Serena menatap ngeri jalanan yang ia lalui, pepohonan rindang menjulang tinggi sepanjang jalan.
Saat fokus menyetir, tanpa sengaja matanya melirik spion. Ia melihat sebuah mobil hitam yang berada tepat di belakangnya.
Serena kembali fokus menyetir tanpa peduli dengan mobil yang berada di belakangnya. Tapi, semakin lama, ia merasa janggal dengan mobil di belakangnya. Ia merasa jika mobil tersebut mengikutinya.
Serena menginjak pedal gas, menambah kecepatan mobilnya agar bisa menjauh dari mobil hitam itu.
"Ada yang gak beres." Monolog Serena. Ia melirik mobil di belakangnya yang juga menambah kecepatan mobilnya. Matanya menyipit, ia merasa familiar dengan mobil hitam di belakangnya. Sepertinya ia pernah melihat mobil itu saat ia masih berada di mansion Keluarga Clementine.
Serena membanting setir mobilnya ke kiri ketika melihat mobil di belakang ingin menyalipnya.
BRAK
JEDUG
Tiba-tiba saja mobil di belakang menambah kecepatan mobilnya dan menabrak bagian belakang mobil Serena.
Kepala Serena membentur setir mobil dengan kencang hingga membuat dahinya berdarah.
"Oh... shit..." Serena mengumpat setelah menyadari dahinya berdarah. Kepalanya terasa nyeri dan pusing.
Ia melirik spion, seorang pria bertubuh besar dengan topi dan pakaian serba hitam, keluar dari pintu kemudi dan berjalan mendekati mobilnya.
Serena yang melihat itupun menjadi was-was. Anjir, Bram sialan. Batinnya.
Serena menginjak pedal gasnya dan melesat dengan kecepatan penuh.
Ia berusaha fokus mengemudikan mobilnya sambil menahan rasa nyeri dan pusing yang mendera.
"Sial!" Lelaki yang menabrak mobil Serena pun segera memasuki mobilnya dan menyusul mobil Serena yang sudah tidak terlihat.
Ia kira, perempuan itu akan pingsan setelah ditabraknya. Ternyata, ia masih saja bertahan.
Kembali ke Serena, ia bernapas lega setelah melihat lampu dari gedung-gedung pencakar langit, pertanda bahwa ia sudah diperbatasan kota.
Serena menghentikkan mobilnya di depan ruko-ruko yang sudah tutup. Ia berjalan dengan tertatih sambil celingak-celinguk mencari apotek atau warung.
Saat ia berada di persimpangan gang, ia melihat sebuah ruko yang masih buka.
Serena berjalan mendekat sambil menajamkan penglihatannya.
APOTEK HARAPAN
Serena menghela napas lega melihatnya.
Ia kembali berjalan menuju apotek.
Kring..
Serena memasuki apotek bersamaan dengan bunyi pintu yang terbuka.
"Selamat malam. Ada yang bisa saya bantu?" Sapa apoteker dengan ramah.
Ia sedikit terkejut melihat penampilan perempuan di depannya, rambutnya yang sedikit berantakan dengan dahinya yang berdarah.
"Malam. Saya nyari alkohol, betadine, kapas, sama hansaplast." Jawab Serena lemah.
"Baik, tunggu sebentar ya. Saya ambilkan barangnya dulu." Setelahnya, ia segera berlalu dari hadapan Serena.
Sedangkan, Serena langsung duduk di kursi tunggu sambil memejamkan matanya. Ia mulai merasa sangat lelah.
![](https://img.wattpad.com/cover/279337651-288-k157703.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Serena's Transmigration [END]
Novela JuvenilSerena Ramona Lorelei seorang gadis yang meninggal karena dibunuh oleh salah satu musuhnya. Setelah meninggal, bukannya ia mati, ia malah bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis yang lemah bernama Milana Briella Clementine yang juga meniggal diwaktu...