Chapter 30

89.2K 9.2K 258
                                    

Pagi telah menyapa, sinar matahari pagi menelusup masuk melalui jendela kamar yang ditutupi oleh gorden berwarna biru muda, menyinari seorang perempuan yang tengah tertidur pulas.

Serena yang merasa terganggu dengan sinar matahari itu pun menggeliat kecil. Ia menarik selimutnya semakin naik, menutupi wajahnya yang terkena sinar matahari.

Ketika Serena ingin tidur lagi, tiba-tiba saja ia merasa aneh dengan wangi selimut yang sedang ia gunakan. Kok wanginya beda? Batin Serena.

Perlahan, Serena membuka matanya. Matanya menyipit melihat kamar di sekitarnya. Oh iya, gue kan nginep dirumah Archer. Batinnya.

Serena menepuk jidatnya. Ia lupa jika sekarang ia berada di rumah Archer. Maklum, baru bangun tidur. Nyawanya belum terkumpul.

Serena bangun dari tidurnya lalu berjalan ke arah pintu. Ia ingin bertemu dengan Archer. Serena keluar dari kamar Archer lalu berjalan ke depan.

Saat ia berada di ruang tamu, ia melihat Archer yang sedang tertidur dan selimutnya tersingkap dari tubuhnya.

Serena pun berinsiatif untuk membenarkannya. Ia berjalan mendekati Archer dan menarik selimut itu sampai leher Archer.

Ia tersenyum ketika melihat Archer yang tertidur nyaman di sofa kecil tersebut.

"Ganteng kalau tidur." Gumam Serena.

Ketika Serena sibuk memandang Archer, ia dikagetkan dengan suara Lana yang tiba-tiba mengintrupsinya.

"Milana, kamu sudah sehat?" Tanya Lana yang sedari tadi melihat apa yang Serena lakukan. Ia juga melihat Serena yang menyelimuti anaknya.

Serena langsung menoleh ke asal suara. "Eh... Iya, saya sudah sehat." Jawab Serena sambil tersenyum kikuk. Ia malu sekali, sepertinya ibu Archer melihat dirinya yang menyelimuti Archer.

"Oh gitu, kalau kamu butuh apa-apa, panggil ibu aja ya. Oh ya, tolong bangunin Archer ya nak, bentar lagi waktunya sekolah." Ucap Lana.

Serena mengangguk. "Iya, bu."

Setelah itu, Lana pergi dan berjalan ke dapur sedangkan Serena menghela napasnya lega.

"Archer, Archer, bangun!" Panggil Serena. Tangannya menggoyang bahu Archer. "Archer, bangun!"

Archer yang sedang tertidur pun merasa terganggu. "Bentar lagi." Ucap Archer dengan suaranya yang serak khas orang baru bangun tidur.

"Udah pagi bego! Bentar lagi sekolah!" Ucap Serena ngegas.

Archer masih menutup matanya, ia malah menarik selimutnya sampai menutupi kepalanya.

Serena yang melihat itupun menatap jengah Archer. Susah sekali cowo ini untuk dibangunin.

Serena tersenyum miring ketika mendapatkan ide untuk membangunkan Archer. Ia mendekatkan wajahnya ke telinga Archer. Lalu berteriak dengan kencang, "BANGUN WOI!"

Archer terperanjat kaget mendengar teriakan maut tersebut. Ia langsung bangun dari tidurnya dan menatap Milana yang terkekeh menatapnya.

"Makannya kalau dibangunin tuh langsung bangun Archer Blake." Ucap Serena dengan nada mengejek.

"Tapi gak diteriakin juga kali, Milana!" Omel Archer dengan wajah masamnya.

"Ya udah maaf, udah mendingan lo sono mandi! Bau jigong lo!" Ejek Serena.

Archer hanya mengangguk malas. Ia bangun dari sofa lalu berjalan malas ke toilet.

Serena yang melihat itu pun hanya menggeleng-geleng kepalanya sambil tersenyum. "Lucu." Ucapnya pelan.

Serena's Transmigration [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang