10[Aman]

55.3K 6.6K 313
                                    

Ohayo ketemu lagi kita bestieee

Ini cerita udah berdebu di draft:)

Happy reading<33

.
.
.
.
.





















Dimas membaca pesan itu dengan tangan terkepal,apa apaan dia memanggil Arka-nya dengan sebutan manis.

Tangan Arka bergetar takut,dengan wajah yang tertunduk. Dan kedua temannya itu menyadari nya,mereka menatap Arka bingung.

Kenapa Arka?

Dan Dimas menyadari itu,dia meng-gegam tangan yang lebih kecil darinya dan menautkan jari jari nya ke jari lentik Arka.

Arka yang menyadari itu mendongak menatap Dimas sambil menggigit pipi dalamnya,matanya bergetar seperti sedang menahan tangis.

Dia membutuhkan Grace,tapi Grace sedang melayani pelanggan.

"Siapa nama dia?" Ucap Dimas.

Itu membuat kedua teman Arka mengerutkan keningnya,siapa yang Dimas tanya?.

"Jawab,bilang ke gue"

"B-Bara! Iya Bara" Arka kembali menunduk.

Dia takut mengingat kejadian waktu itu,waktu dia di culik dan hhh, Arka tidak mau kejadian itu terulang.

Grep!

Havid dan Mark yang melihat itu melotot tak percaya apa yang di lakukan kedua lelaki di depannya ini.

Sama dengan temannya,Arka juga kaget saat Dimas menarik tubuh nya dan mendekapnya dengan satu tangan.

Tangan kanan Dimas mengelus punggung Arka,supaya lelaki manis itu tenang.

Dan entah kenapa Arka tidak memberontak dia hanya menutup mata merasakan kehangatan dari dekapan tubuh Dimas.

Tapi Arka tidak membalas dekapan hanya diam,dan ucapan Dimas membuat dirinya membuka matanya.

"Gak usah takut,dia gak bakal ngapa ngapain Lo"

"....."

"Ada gue,kalo dia ngapa ngapain Lo bilang ke gue"

"....."

"Kita lagi nonton drama nih ceritanya?!"batin Havid dan Mark.

"Orang mana dia? Sekolah dimana?"

"......"

"Jawab, Arka"

"G-gak tau!" Arka kembali membenamkan wajahnya di dada Dimas.

"Bilang sama gue kalo dia ngapa ngapain Lo,kalo Lo di suruh nemuin dia jangan mau"

"......"

"Denger gak Lo,Arka"

Dimas melonggarkan pelukannya,supaya dapat melihat wajah manis Arka.

Tangannya menangkup pipi tembam Arka"gak usah nangis"

"Siapa yang nangis!"

"Elu"

"Enggak!"

"Itu matanya sembab," ibu jari Dimas mengelap air mata yang berbekas di pipi Arka.

"Enggak!"

"Itu idung nya merah"

"Enggak ih!"

Dimas mencubit hidung kecil Arka dengan gemas.

"Selama Lo ada di samping gue,Lo Aman" tangan kekarnya nya mengusap Surai biru Arka.

Grace yang baru saja datang langsung duduk ikut nimbrung.

"Eh ada apa nih? Gue ketinggalan apa?"

"Ini ce baca!" Havid memberikan hp Arka ke Grace.

Ah,ternyata dari tadi Havid dan Mark memainkan hp Arka,dan membaca pesan itu.

Mereka berdua sama kagetnya,apa lagi mereka tidak tahu apa situasi nya,siapa orang itu.

Dan Grace yang membaca pesan itu langsung menggebrak meja.

Arka kaget dia menatap Grace Yang sedang menatapnya juga.

"Em..... Ngagetin lu ce!"

"Siapa dia Ar? Jawab gue! Orang mana? Namanya? Tinggal dimana? Jawab gue! Biar gue samperin tuh bocah!" Grace menggulung lengan kemeja nya,bergaya seperti ingin ngajak gelud.

"Gak tau" Arka menggeleng kecil.

Iya,dia hanya tau namanya,tidak tahu dia tinggal dimana,orang mana.

Grace menghela nafas kecil,lalu kembali duduk.

"Kalo dia ngechat lu lagi,bilang ke gue"

"E-eh! Gue mau nanya,emang gimana ceritanya si? Gue gak ngerti anjir" Havid menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Berisik"ucap Grace.

"Lah? Kok gue yang di salahin" Havid mengerucutkan bibirnya kesal,Mark hanya terkekeh sambil mengelus pundak Havid.




























































TBC.

Kata kalian lanjut gk si?

Babay~

[BOYS LOVE] MY HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang