Happy reading<3
.
.
.
.
."ce! Gue menang lagi dong!" Arka berseru senang.
Dia sedang berada di cafe Teddy seperti tadi,tapi tidak dengan kedua temannya. Karena tadi Havid ada urusan bersama kedua orang tua nya,dan Mark yang katanya ingin pulang.
Grace yang baru saja selesai mencuci peralatan yang kotor langsung menghampiri Arka.
"Lawan siapa emang?"
"Siapa ya? Gak tau,yang penting dia dari kola harapan negri"
Iya,Arka lupa siapa nama laki laki itu padahal lelaki itu sudah meminta nomer HP nya.
"Lah gimana si Lo"Arka hanya cengengesan sambil menggaruk kepalanya.
"Besok pulsek mau ikut gak?"
"Kemana?"
"Kek biasa"
"Ikut dong"
👣👣👣👣👣
Cklek
"Baru pulang kamu?"
Dimas menengok ke arah papah nya yang tadi menanyakan dirinya.
Dimas tidak menghiraukan ucapan papah nya langsung meneruskan jalannya menuju kamar.
"DIMAS!"
"Apa?"Dimas menyauti nya dengan malas.
"Kamu gak denger papah ngomong?!"
"Denger,mau ngomong apa sih?"
Lelaki berparuh baya itu menghela nafas kecil lalu menghampiri anak semata wayangnya.
"Kalau papah ingin menikah lagi bagai-"
Belum sempat papah nya melanjutkan kalimatnya sudah di potong oleh Dimas.
"Enggak."Dimas menggeleng malas. keras.
Dimas semenjak SD hanya tinggal bersama ayahnya,karena mamahnya meninggal mempunyai penyakit jantung. Padahal dari sejak SD Dimas selalu berdoa supaya mamahnya sembuh dari penyakitnya itu,tapi Tuhan berkata lain. Tuhan lebih menyayangi mamahnya.
Dan dari sejak itu Dimas kehilangan sosok mamah,dirinya hanya tinggal berdua bersama ayahnya. Walaupun dirinya sangat ingin memiliki sosok mamah tapi dia tidak ingin menggantikan posisi itu dengan yang lain,hanya mamah Adila yang menjadi mamahnya.
Papah nya kembali melanjutkan perkataannya"kamu memang nya tidak mau mempunyai mamah?"
Dengan cepat Dimas menjawab"gak butuh si."
Dimas dengan cepat menaiki tangga lalu masuk kedalam kamar dan membanting pintu.
Ini sudah malam, sekitar pukul sebelas malam. Dimas mengambil bingkai foto yang berada di nakas samping ranjang.
Dia menatap gambar di dalam bingkai itu, di foto itu terlihat keluar harmonis. Ada papahnya, dirinya,dan yang paling penting ada mamahnya.
Dengan Dimas yang di gendong oleh ayahnya,lalu mamahnya yang memegang balon. Dimas masih ingat,foto ini diambil saat kelas empat dan ini saat dirinya menghadiri acara ulang tahun temannya.
Waktu dulu badan Dimas itu sangat mungil atau pendek untuk ukuran kelas empat SD,tapi setelah beranjak ke SMA dia menjadi lebih tinggi dan tubuhnya kekar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] MY HUSBAND [END]
RandomSemua berawal dari sini. _________________________ Hanya menceritakan tentang dua orang lelaki yang berstatus musuh balap motor yang keduanya bertemu di arena balap waktu malam itu. Dan Arka fikir dirinya dengan Dimas hanya bersangkut pautan saat di...