23.00
Di suatu tempat jalan raya yang terdapat banyak orang-orang yang berkerumun di setiap tepi jalan, dan juga terdapat banyak pedagang kaki lima yang mangkal, dengan penerangan jalan hanya dari lampu jalanan yang berada di tepi-tepi jalan.
Dimana disana terlihat banyaknya motor-motor yang terparkir disana, termasuk Arka.
Lelaki bersurai biru itu sedang berada di pinggir jalan gabung sama orang-orang yang sedang menonton balap motor itu.
Ini balap liar, tandanya tidak bakal ada yang bertanggung jawab atas apa yang nantinya bakalan terjadi.
Arka yang sedang duduk diatas jok motor nya itu menonton ada empat orang yang menaiki motornya masing-masing dan mulai balapan.
Dia sedang menunggu gilirannya, dan lawannya.
Sampai keempat motor itu melaju suara riuh tepuk tangan dari orang-orang terdengar disana terlihat sangat ramai.
Puk
Arka menoleh kebelakang saat pundaknya ditepuk dimana ada,
Dimas.
Arka membuka kaca helmnya,"Dimas ngapain?!"
"Lu batu banget ya jadi orang, udah dibilang gak boleh turun ya jangan turun!" Ucapnya sedikit menaikkan nada suaranya.
Untung saja suara orang-orang yang ada disana lebih terdengar jadi suara Dimas tidak didengar oleh orang-orang yang sedang menonton itu.
"Kenapa? Apa masalahnya?"
"Gua turun juga gak ngerugiin lu—"
"Arka! Gua mohon sekali ini aja nurut sama gua, jangan turun." Dimas menatap Arka dengan tatapan serius.
"Lu gak bakal tau apa yang nantinya terjadi, sayang." Ucapnya rendah.
Dibalik helm Arka rolling eyes,"lu bukan siapa-siapa gua jangan ngatur."
"Arka?"
Arka dan Dimas menoleh kearah sumber suara dimana ada satu laki-laki yang memakai jaket kulit, celana Levis hitam dan helm full face bewarna hitam.
"Taruhan sama gua? Satu lawan satu?" Ucap lelaki itu.
Rangga yang sedari tadi nyimak sambil makan kebab itu mengerutkan keningnya, ada yang aneh.
"Gak ada taruhan-taruhan." Ucap Dimas.
"Kalo lo menang, gua kasih apa yang lo mau, tapi kalo gua yang menang.. lo turutin apa yang gua mau."
"Gak, Anti taruhan-taruhan kayak gitu gua mah, gua butuh uang.. bukan mau jadi babu."
"Okey.. satu lawan satu, deal?" Laki-laki itu mengulurkan tangannya meminta berjabat tangan.
Arka mengangguk dan berjabat tangan dengan laki-laki itu,"deal."
Dimas mengepalkan tangannya.
Laki-laki itu menatap Dimas sekilas,"gua tunggu di arena." Lalu dia pergi dari sana.
Arka melepas helmnya dan mengguyarkan rambut nya kebelakang, matanya menatap Dimas,"kal— akhh sakit Dimas!"
Dimas menangkup wajah Arka menggunakan satu tangan dengan kasar sampai kedua pipi itu mengembung,"denger baik-baik sayang, kalo lo udah jadi milik gua nanti dan bersifat bandel kayak gini.. gua bakal kasih lo hukuman anak manis yang nakal." Ucapnya dengan nada rendah.
"Bwodo Amwat! Lwepas!"
Dimas melepaskan cengkeramannya, dan Arka mendelik tajam kearahnya.
"Lo pulang aja deh, ribetin tau." Arka kembali memakai helmnya dan menyalakan mesin motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] MY HUSBAND [END]
RandomSemua berawal dari sini. _________________________ Hanya menceritakan tentang dua orang lelaki yang berstatus musuh balap motor yang keduanya bertemu di arena balap waktu malam itu. Dan Arka fikir dirinya dengan Dimas hanya bersangkut pautan saat di...