28. Bangga

22 1 0
                                    

Selamat membaca. Semoga masih ada yang mau membacanya xixixi😁

***

Setelah acara kelulusan sudah selesai Tio memutuskan untuk langsung pulang.
Motor ninja hitamnya terus melaju membelah jalanan yang tidak pernah sepi oleh lautan manusia.

Tiba-tiba gerimis datang membuat seragam Tio sedikit basah.
Tio menambah kecepatan motornya karena takut hujan semakin deras.

Sesampainya didepan rumah, Tio langsung memasukkan motornya ke garasi. Ia mencabut kunci lalu memasukkan nya kedalam kantong seraya memasuki rumahnya.

Ia membuka pintu lalu mengucapkan salam.
"Assalamualaikum."

"Walaikum salam." Jawab Bunda langsung menghampiri Tio.

Tio menyalami tangan Bundanya. Anna mengusap rambut Tio pelan.
"Gimana hasil ujian nya nak?"

"Alhamdulillah Tio lulus Bun."

"Masya Allah Bunda bangga padamu. Sini duduk dulu di sofa." Anna menuntun Tio duduk di sofa.

"Pasti Ayahmu senang mendengar kelulusan mu."

"Mudah-mudahan. Kenapa Bunda tidak menanyakan nilai Tio?".

Anna tersenyum "Bunda tau kamu berusaha lebih keras saat ujian. Dan Bunda tidak mempermasalahkan nilaimu. Yang penting kamu sudah berusaha."

"Apa Ayah tidak marah dengan nilai Tio."

"Tentu tidak sayang."

"Bunda tau kemampuanmu. Anak Bunda kan pinter."

"Tapi Tio tidak dapat juara satu di kelas."

Lagi-lagi Anna tersenyum mendengar penuturan anaknya.
"Apapun itu Bunda selalu bangga padamu sayang. Juara tidaklah penting yang terpenting itu kerja kerasmu. Bunda tau kamu selalu bergadang untuk belajar waktu ujian tiba. Bunda sempat khawatir tapi Ayahmu selalu nenangin Bunda. Ayahmu bilang, anak-anak Ayah adalah anak yang hebat. Terbukti dengan kepulangan kamu dengan membawa kelulusan udah sangat berarti bagi Bunda."

"Terimakasih Bunda selalu ngertiin Tio."

Anna langsung memeluk tubuh besar anaknya. Ia tidak menyangka anak yang dulu ia kandung sudah sebesar ini.

"Maafin Bunda sudah memaksamu untuk menerima perjodohan itu."

"Iya Bunda. Tio udah melupakan itu."

Anna melepaskan pelukannya. "Lalu bagaimana dengan kekasih Tio?"

"Ke-kekasih? Bunda tau Tio punya kekasih?" Tio tidak menyangka Bundanya tau perihal itu.

"Bunda tidak tau persis soal itu. Tapi Bunda tau anak Bunda ini sedang menyukai seseorang."

"Tapi dia mutusin Tio Bun."

"Jadi benar Tio punya kekasih?"

Tio menganggukan kepalanya.

"Nak Bunda memang jauh dari kata perempuan sholehah tapi Bunda tau pacaran itu gak boleh."

"Maaf."

"Tidak papa sayang mungkin ini akan menjadi pembelajaran untukmu. Kalo memang Tio suka sama gadis itu. Raihlah dengan cara yang halal."

"Cara yang halal?"

"Contohnya menikahi gadis itu."

"Tapi Tio mau kuliah."

"Kuliah sambil nikah gapapa nak."

"Tapi apa Ayah akan setuju?".

"Nanti Bunda bicara ke Ayah ya. Kamu gak perlu takut. Jodoh sudah ada yang ngatur."

Airin Dan Tio (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang