31. Maafkan Abang

15 1 0
                                    

Sebelum kalian baca kelanjutan cerita ini, aku mau promosi sebentar 🤭Ini ceritaku yang ke enam, semoga kalian juga mau membaca cerita ku ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum kalian baca kelanjutan cerita ini, aku mau promosi sebentar 🤭
Ini ceritaku yang ke enam, semoga kalian juga mau membaca cerita ku ini.

Dan aku ucapan terimakasih kepada kalian yang sudah mau membaca cerita Airin Dan Tio, semoga kalian suka sama alur ceritanya.

***

Selamat membaca

Kedua mata Tina terbuka dan langsung memegang kepalanya yang pusing mungkin efek menangis tadi.
Pandangannya langsung mengarah ke pintu. Tina ragu mau keluar kamar, namun perutnya sudah sangat lapar.

Dengan ragu Tina melangkah keluar. Ia lupa jam berapa sekarang yang pasti sudah malam dan terlihat sudah sangat sunyi. Itu artinya penghuni rumah ini sudah pada tidur.

Hufft

Beban di pundak Tina terasa langsung terangkat. Dengan santai dan tenang Tina mengambil nasi dan lauk pauknya dan langsung melahap nya.
Setelah selesai dengan makannya ia membuka kulkas lalu mengambil es krim dengan ukuran yang besar.

 Setelah selesai dengan makannya ia membuka kulkas lalu mengambil es krim dengan ukuran yang besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bundanya memang sengaja menyediakan es krim karena tau bahwa Tina sangat menyukai es krim.
Setelah memakan es krim hatinya menghangat kembali.

"Ekhm".

Suara deheman seseorang mengagetkan Tina. Tina langsung menoleh ke sumber suara. Matanya langsung melotot saat melihat Abangnya ada di belakang tubuhnya.

Tanpa aba-aba Tina langsung lari terbirit-birit tidak lupa es krim di pelukannya.

Tio yang melihat itu terheran-heran. Apakah ia terlihat seperti hantu di mata adiknya. Tanpa menghiraukan lagi, Tio kembali ke niat awal yaitu mengambil air putih lalu membawanya ke kamar.
Tio menaruh gelas berisi air di meja belajar.

Teringat kejadian tadi siang. Apakah Tina takut pada dirinya. Padahal handphone nya tidak jadi ia sita.
Bukannya Tio melarang segala aktivitas adiknya hanya saja Tio tidak mau adiknya melakukan hal-hal yang belum sepantasnya di lakukan di usianya.

Seperti nya ia harus meminta maaf karena udah kasar kepadanya. Semoga saja adiknya mau memaafkannya.
Di lirik nya jam yang ada di dinding kamarnya. Jam baru menunjukkan angka sebelas malam.

Airin Dan Tio (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang