Three

21.6K 1.3K 482
                                    

"JIE IKUT MOMMY" Teriak jisung sambil berlari menuju ke arah Chenle yang sedang duduk bersandar di kursi kebesarannya.

Ya Jisung dan Chenle sedang berada di ruang kerja milik Chenle. Saat ini Chenle sedang membujuk Jisung agar tetap tinggal di perusahaannya dan tidak ikut pergi makan siang, pasalnya Chenle akan menemui seseorang.

"Jisung! Dengarkan mommy kita bisa makan siang bersama besok kau disini ditemani oleh uncle jeno jadi tidak perlu ikut ya" Bujuk Chenle lagi.

"Hmph! Jie mau pergi lagi saja mommy juga akan meninggalkan jie" Jisung berjalan keluar ruang kerjanya membuat Chenle kelabakan.

"Baiklah baiklah jisung boleh ikut" Chenle menghela nafas pasrah lalu menarik tangan kekar jisung masuk ke dalam lift.

Tidak ada obrolan diantara mereka saat berada di jalan. Jisung yang terlihat masih kesal dan Chenle yang bingung harus bagaimana membujuk putranya ini.

"Sudah sampai ayo turun" Jisung sama sekali tidak menyahuti Ucapan Chenle ia hanya menurut mengikuti Chenle yang berjalan menuju restoran.

"Chenle!" Teriak seorang pria yang sepertinya beberapa tahun lebih tua dari Chenle. Jisung menatap tidak suka ke arah pria itu.

"Kun ge apakabar" Tanya Chenle ia mengabaikan Jisung yang semakin kesal.

"Ah baik dan siapa kau? Perkenalkan aku Kun calon pacarnya Chenle" Ucap kun membuat Chenle menatap tajam ke arah kun.

"Baru calon pacar? Saya Park Jisung calon suami dari Zhong Chenle" Ujar Jisung tegas menatap sinis ke arah kun.

"Mungkin saya hanya mengantar Chenle saya akan kembali ke kantor menemui Uncle Jeno" Jisung berbalik keluar restoran sebelumnya ia sudah menelepon Jeno untuk menjemputnya.

Chenle kelabakan melihat jisung yang terlihat sangat marah, apa iya jisung cemburu? Chenle semakin bingung.

"Sepertinya calon suamimu cemburu kau tidak ingin mengejarnya?" Tanya kun yang sudah duduk di hadapan Chenle.

"Tidak dia ada pekerjaan yang harus dia kerjakan memang awalnya dia hanya ingin mengantarku" Bohong, Chenle berbohong ia tau bahwa jisung sedang marah saat ini. Tapi Chenle tidak enak meninggalkan kun sendirian.

Chenle mengirimkan pesan pada Jeno agar Jeno mengawasi Jisung. Sekarang Chenle memikirkan banyak kalimat yang harus ia ucapkan untuk membujuk jisung.

Mereka berdua makan dengan tenang dan diselingi obrolan obrolan kecil yang sebenarnya tidak bermutu sama sekali.

"Ah sejak kapan kau bertunangan?" Tanya kun yang sudah menyelesaikan makannya

"Emh kemarin tapi dia lebih muda 14 tahun dari ku menurutmu bagaimana apakah aku salah bertunangan dengannya?" Tanya Chenle ke arah kun sedangkan kun terkekeh kecil.

"Chenle, selagi kalian nyaman dan dapat melengkapi satu sama lain apalagi kalian saling mencintai untuk apa memikirkan umur. Jaman sekarang cinta tidak memandang umur c'mon umur tidak terlalu berpengaruh pada kisah cinta" Kun berucap sembari sesekali menyeruput minumnya.

"Benar juga aku hanya takut dia nyaman dengan remaja seumurannya dan meninggalkan ku" Chenle menundukkan kepalanya.

"Lihat, dia saja se posesif itu mana mungkin dia akan meninggalkan mu Chenle jangan negatif thinking terlebih dahulu" Kun menepuk pundak Chenle lalu berdiri ia ingin segera kembali ke perusahaan nya.

"Aku duluan Chenle ya kekasihku menunggu di kantor untuk makanannya sudah aku bayar tadi"Pamitnya sedangkan Chenle melamun.

"Cinta pandangan pertama aku fikir hal itu tidak nyata tapi kenapa aku mengalaminya. Sial apakah berharap lebih agar Jisung bisa menjadi jodohku itu salah? Ah sudahlah apapun akan ku lakukan untuk mendapatkan dominan polos seperti jisung mudah di dapatkan dan ku pastikan hanya aku yang menjadi jodohnya" Chenle tersenyum lalu beranjak dari sana ingin kembali ke kantor menemui jisung.

Mommy || JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang