Setelah kejadian kemarin dimana Jisung mengungkapkan perasaannya saat mereka sedang menikmati indahnya senja. Saat ini mereka berada di hotel. Ini bukan permintaan Chenle, rumah mereka dekat dari sini sebenarnya tidak perlu menyewa kamar hotel. Tetapi Jisung merengek ingin menginap di hotel katanya.
"UNG! AKU TERLIHAT GENDUT MOM!"Jisung berteriak kecil saat ia menatap kaca yang berada di hadapannya.
Chenle tertawa menatap tingkah absurd putranya, ups mungkin maksud chenle adalah kekasihnya. "Jika kau menggembungkan pipimu seperti itu , kau akan terlihat chubby Jisung"Chenle gemas lalu mencubit pipi Jisung pelan.
"Mom sakit jangan di cubit"Gerutunya kesal ia menarik Chenle menuju ranjang lalu menarik Chenle untuk merebahkan diri diatas tubuhnya. Tangannya memeluk erat Chenle yang sedang telentang di atas tubuhnya.
"Mau apa Jisung astaga aku bisa merebahkan tubuhku di sebelahmu tak harus di atas tubuhmu" Chenle melepaskan paksa pelukan Jisung ia merebahkan tubuhnya di sebelah Jisung.
Jisung hanya diam dan tidak berniat memeluk Chenle lagi, matanya fokus menatap langit langit hotel membayangkan saat saat mereka bermain di pantai. Ia ingin menciptakan suasana Romantis seperti kemarin untuk kedua kalinya. Tetapi ia terlalu Bingung bagaimana cara memulainya.
"Jisung! Pelukkk"ucap Chenle manja, ia merentangkan tangannya menunggu pelukan dari sang kekasih.
Jisung dengan senang hati membawa Chenle mendekat lalu mendekap tubuh Chenle erat sesekali memberikan kecupan di puncak kepala Chenle. Hal itu tentu saja membuat Chenle semakin nyaman.
"apa warna favorit mu?" Tanya Jisung tiba tiba mencoba membuat suasana lebih berwarna dari sebelumnya. Jujur jika hanya dia dan memeluk Chenle jantungnya berdegup duakali lebih kencang dari biasanya.
"Em, biru. Lalu bagaimana denganmu?"Chenle mendongak menatap mata Jisung yang saat ini juga sedang menatapnya.
"You are my favorite color. You are not white, you are not black. Your are just beautiful"Ucap Jisung dengan entengnya. Chenle tersipu untung saja lampu di hotel ini memang sengaja di buat remang remang.
"Jisung, aku lebih tua 14 tahun darimu aku pikir hubungan kita salah"Ucap Chenle sedikit bergetar, ia ragu sebenarnya tapi ia harus mengucapkan hal yang membuat hatinya mengganjal
"No matter how old you get, never stop holding hands, never stop dancing, and never stop saying i love you. Umur bukan segalanya untukku tetapi kau adalah segalanya untukku" Jisung tersenyum hangat, sebenarnya ia tau bahwa Chenle sering memikirkan hal ini. Saat ini Jisung harus menunjukkan bahwa ia mencintai Chenle bukan karena harta, usia, bahkan fisik.
Jisung mengubah posisinya menjadi duduk bersandar di headbad. Ia mengangkat Chenle ke pangkuannya menghadap ke arahnya. Ditatapnya Chenle yang sedang tersenyum manis.
"I Love that feeling i get when i see your smile. Kau sangat manis bubbiee" Jisung menatap lamat wajah Chenle lalu menarik Chenle agar masuk ke pelukannya.
"Ugh berhenti mengucapkan kata kata manis seperti itu. Ingin ku gigit huh?" Ucap Chenle, tidak tahu kan Jisung kalau Chenle saat ini sedang berusaha keras mengontrol degupan jantungnya.
"Jie, i know aku ga sebaik itu, aku ga sempurna, aku ada kurang nyaa, tapi kamu isi kekurangan aku, very lucky to have you, Aku cuma mau disisi kamu selamanya? mungkin kalau bisa aku ngga berharap lebih, kalau kamu bisa temuin yang lebih baik dari aku mungkin kamu akan berpaling jadi aku ga bisa berharap lebih. I hope you always fins a reason to smile and I hope I can always be the reason"Chenle tersenyum walaupun hatinya tidak akan pernah rela jika Jisung akan berpaling darinya.
"Hm? Berpaling? Do you know? Every time I look into the men surrounding me, I more certain that you are the best man for me to follow, even they are more kind more rich more handsome than you are. Tapi untukku kau lah yang paling sempurna diantara mereka." Jisung menyandarkan kepalanya di pundak sempit Chenle ia benar benar menyayangi pria yang sedang duduk di pangkuannya ini.
"Sometimes, that meeting can be the most memorable thing.
Many impressions when I first met you, it felt very unreal, but I was very lucky to be able to feel that feeling until now.Feelings of gratitude and luck go hand in hand, and until words can't explain it. I am happy, meeting you, and also with you enjoying sweet days. Everything is too beautiful to tell" Mata Chenle berkaca-kaca setelah mengucapkan beberapa kalimat barusan."Menangis lagi? Kenapa cengeng sekali sekarang hm?"Jisung menangkup kedua pipi Chenle mengusap air mata yang mengalir dari mata Chenle lalu ia mengecup kedua kelopak mata Chenle.
"Mengacalah park hiks" Chenle menduselkan kepalanya di dada Jisung. Ia sedang ingin dimanja entah kenapa.
"Iya aku tau aku tampan" jawab Jisung dengan pd nya. Chenle spontan memukul dada Jisung sedangkan Jisung hanya terkekeh.
"Kenapa Jisung jadi romantis seperti ini sial aku bisa terkena serangan jantung karenanya. Lebih baik Jisung yang manja, karena Jisung yang seperti ini membuatku cepat mati karena serangan jantung" batin Chenle
"Kenapa diam eh?" Tanya Jisung saat ia mendapati Chenle hanya diam menatap Jisung dengan intens.
"A-ah tidak"Chenle terkejut dan lamunannya terbayarkan karena Jisung yang tiba-tiba menegurnya.
"Ngomong ngomong berad badanmu bertambah ya bub?"Tanya Jisung sebab ia merasakan jika tubuh Chenle lebih berat dari sebelumnya.
"Apa aku terlihat sedikit lebih gendut?" Ucap Chenle matanya yang sipit di paksa terbuka hingga matanya membulat.
"Bukan gendut, berisi dan seksi tentunya"Jisung terkekeh geli saat mendapat cubitan maut dari Chenle di perutnya.
Mata Jisung menatap bibir Chenle yang terlihat menggoda "Your lips look lonely? Would they like to meet with mine?" Tanya nya sedangkan Chenle hanya menganggukan kepalanya menanggapi ucapan Jisung. Ia juga rindu bibir manis Milik Jisung.
Jisung mendekatkan wajahnya bisa ia lihat Chenle memejamkan matanya, Jisung ikut memejamkan matanya lalu memiringkan sedikit kepalanya dan menyatukan bibirnya dengan bibir milik Chenle.
Jisung menahan tengkuk Chenle untuk memperdalam ciuman mereka, bibirnya tak berhenti melumat bibir Chenle dan lidahnya mengetuk bibir Chenle agar chenle mau membuka mulutnya. Saat bibir Chenle terbuka, Jisung melesakkan lidahnya ke dalam rongga mulut Chenle.
Lidah mereka saling membelit Chenle meremat kaus yang Jisung kenakan. Saat merasakan Chenle sudah kehabisan napas hingga memukul Dadanya Jisung pun melepaskan ciuman mereka.
"Terimakasih, untuk hari ini cukup sampai disini. Aku hanya ingin berpelukan sepanjang hari dan tidak melakukan hal melelahkan"Jisung membawa Chenle kembali ke dalam pelukannya.
Chenle memejamkan matanya ia merasa sedikit lemah karena ciuman tadi. Tanpa sadar Chenle dan Jisung tertidur pulas dengan posisi yang ssma seperti sebelumnya, Chenle duduk bersandar di dada Jisung yang sedang bersandar di headbad.
✓✓✓
Apa ye ini atas dasar request dari temen aku katanya harud double up ^_^.
Oke trus ada yyan bertanya tanya aku cwe atau cwo ngga usah bingung, aku genderfluid hehe it's up to u mau nganggap aku cewe atau cowo then saya itu pansex.
Oke sudah jangan bingung lagi wkwk🥺 tapi jujur aku aga risih ditanyain soal gender sama sexuality. Sekian terima gaji.
Seeyou 😼!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy || Jichen
Fantasy"Mommy le dimana sih icung mau minum"-Jisung "Tunggu sebentar sayang mommy akan memberikan sesuatu untuk mu"-Chenle hubungan antara Ibu dan anak angkatnya , tapi siapa sangka jika hubungan mereka menjadi lebih dari seorang anak angkat dan ibu. 21+...