fourteen

10K 701 83
                                    

Ini sudah pukul 9 malam, Chenle sedikit khawatir pasalnya Jisung belum juga pulang dari kantor seharusnya hari pertama Jisung menggantikan tugas Chenle di kantor tidak akan seberat ini. Karena Chenle benar benar khawatir ia memutuskan untuk menelepon Jeno

"Halo hyung apa Jisung belum selesai dengan pekerjaannya?" Ujar Chenle saat jeno sudah mengangkat panggilannya.

"Belum mungkin akan ada beberapa belas menit lagi. Memangnya ada apa chenle ya?" Tanya jeno dari seberang

"Ini hari pertama untuknya hyung, jangan memberikan tugas terlalu banyak. Ia pasti akan terkejut dan sangat lelah tentunya" Jawab Chenle dengan nada kesalnya

"Dia akan menjadi seorang ayah Chenle, dia harus mengerti apa itu bekerja keras. Ayolah dia ini dominan, dia ini laki laki dan sebentar lagi ia akan memasuki usia 17 tahun" jelasnya pada Chenle

"hyung! Dia sangat manja, jangan terlalu keras padanya. Ayolah aku tau dia harus bertanggung jawab dengan bekerja tapi tidak harus seperti ini, aku khawatir dengan kesehatannya" Ucapan Chenle membuat Jeno mendengus.

"Aku juga memiliki batasan Chenle, tidak mungkin aku memberi Jisung tugas seberat pekerjaanmu selama ini astaga"ujar Jeno

"Oh, bantu Jisung. Ia anak yang cepat belajar dan aku yakin dia pasti cepat tanggap. Sepertinya dia juga lulusan kelas aksel tetapi karena kedua orang tuanya meninggal maka ia menjadi terlantar di jalanan setahuku seperti itu"Chenle Ingat jelas bahwa Jisung adalah anak cerdas tetapi Jisung bersikap seperti seorang anak anak maka banyak orang menganggapnya aneh.

"Dan lagi ia tidak banyak bicara jadi aku lebih mudah mengajarinya hingga ia cepat paham tidak seperti dirimu yang terlalu banyak berbicara daripada beraksi"Ejek Jeno

"YA! HYUNG akan ku potong gajimu nanti ya"Teriaknya kesal.

"Memangnya kau tega memotong gaaji karyawan kesayangan mu ini heh?"Tanya Jeno

"AH SUDAHLAH AKAN KU ADUKAN PADA JAEMIN HYUNG AKU TUTUP TELEPONNYA BYE"Ia berteriak sebelum menutup telepon nya, dan ia juga yakin telinga jeno sedang berdengung hebat karena Teriakannya barusan. Tetapi biarkanlah itu hukuman pantas untuk Jeno yang sering menggoda Chenle.

✓✓✓

Tiga puluh menit lamanya ia menunggu Jisung pulang tetapi ia belum mendapati tanda tanda bahwa Jisung akan pulang. Akhirnya ia memilih menunggu Jisung di ruang televisi karena ia bosan di dalam kamar.

"Hai, aku pulang"Sapa Jisung yang baru saja datang, ia memeluk tubuh Chenle yang sedang duduk bersandar di sofa dari belakang. Tak lupa ia memberikan satu kecupan singkat di puncak kepala Chenle.

"Kenapa malam sekali sih, kau tau aku mengkhawatirkan dirimu. Sebenarnya apa saja yang kau kerjakan hari ini hah?" Ujar Chenle kesal, membuat Jisung terkekeh geli sebab Chenle tidak terlihat menyeramkan saat marah, ia malah terlihat menggemaskan.

Jisung mendudukkan dirinya di samping Chenle , tetapi Chenle dnegan sengaja duduk menjauh lalu menduselkan kepalanya di ujung sofa memunggungi Jisung.

"Ya, Chenle-ya jangan marah kemari bubbiee"Jisung meletakkan tangannya di pinggang ramping Chenle mencoba untuk menarik tubuh Chenle mendekat tetapi Chenle malah memerosotkan tubuhnya hingga posisinya sedikit menungging.

"Tidak mau berbicara, aku kesal denganmu"Ujarnya sambil membenarkan posisi duduknya.

"Baiklah aku akan mandi tunggu disini ya sayang" Jisung berdiri sebelum ia benar benar berjalan ke kamar ia masih sempat memberikan kecupan di bibir Chenle.

Mommy || JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang