Eighteen

8K 519 20
                                    

Hari menjelang siang ini chenle dan jisung akan pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatan dari kandungan Chenle. Sebenarnya yang sangat excited tentang hal ini hanyalah Jisung , sedangkan Chenle bermalas malasan. Bahkan ia memutuskan untuk tidak mandi terlebih dahulu sebelum berangkat ke rumah sakit.

Sejak tadi pagi Jisung sudah berjalan kesana kemari dan menasihati Chenle banyak hal. Contohnya saat ini dia sedang memberikan Chenle banyak peraturan seperti "Kenakan Baju yang Nyaman , Minum Air Putih yang Banyak ,Jangan Lupa Makan" sedangkan respon Chenle hanya berdehem karena ia merasa sudah jengah dengan sikap Jisung.

"Aku tauu aku tauu , sudah berhenti berbicara kau membuat kepalaku pusing. Ini bukan pertama kalinya aku melakukan USG Jisung aku tau semua yang aku butuhkan , kau cukup diam dan lihat sajaa apa yang aku lakukan" Chenle mengucapkan kalimat tersebut dengan wajah yang terlihat sedang menahan emosi.

"Tapi mamaaa ini demi kebaikan baby , kenapa kamu harus makan itu karena dalam keadaan perut kosong, pastinya ibu akan menjadi lemas dan Sang Buah Hati pun akan menjadi tidak aktif bergerak. Lalu ibu juga perlu memenuhi kandung kemih agar dokter bisa mendapatkan gambaran yang jelas tentang janin dan organ reproduksi" Jisung mengusap perut Chenle yang membuncit tinggal 1 bulan lagi ia akan bertemu dengan bayi yang ada dalam kandungan Chenle, tak sabar rasanya menantikan kehadiran seorang bayi diantara mereka. Pasti akan sangat menyenangkan.

"Okay okayy aku mengerti. Setelah kita pulang dari rumah sakit aku ingin mampir ke kedai eskrim untuk membeli eskrim." Chenle melempar dompet tebal berisi banyak kartu kartu ATM miliknya ke arah Jisung. Menyuruh pria jangkung tersebut membawa dompet miliknya.

"Baiklah , tapi tidak boleh banyak banyak. Kau tau ? Baby bisa kedinginan karena kau selalu memakan terlalu banyak eskrim" Jisung menggandeng tangan chenle untuk diajak keluar dari kamar.

"Mingyu hyung , aku ingin kau menyewakan ku supir pribadi yang lebih berhati-hati dalam membawa mobil. Yang saat ini seperti sudah tidak niat lagi bekerja" ucap Jisung saat ia bertemu mingyu di depan pintu masuk utama rumah megah milik Chenle.

"Baik tuan muda, akan saya usahakan untuk mendapatkan seorang supir pribadi yang lebih baik lagi" ucap mingyu sembari tersenyum kecil.

"Jisung!? Apa maksudmu berbicara seperti itu kepada mingyu hyung?" Tanya Chenle, matanya melotot karena kesal. Tapi kekesalanya langsung tersamarkan karena dengan tiba-tiba Jisung mengangkat tubuh Chenle menuju mobil. Membiarkan mingyu terdiam di tempatnya.

"Kita pergi ke rumah sakit tempat Renjun Gege bekerja hati hati, kau membawa seorang yang sedang hamil. Kau mengerti? " ucap Jisung saat ia sudah duduk di kursi penumpang yang berada tepat di sebelah Chenle. Padahal biasanya jika mengantarkan Chenle mengecek kandunganya , Jisung selalu membawa mobilnya sendiri tanpa supir.

"Sayang apakah sudah nyaman ? Membutuhkan bantal untuk mengganjal punggung? Katakan apa ada yang kurang ?"Jisung menggenggam tangan Chenle lalu mengusap punggung tangan Chenle yang semakin gembil. Ia menatap lekat ke arah wajah Chenle

"Tidak. Kita bisa jalan sekarang."Chenle menoyor pelan kepala Jisung agar menjauh dari wajahnya.

"Mommy setelah ini mau huggie yaa , mau di elus elus jugaa rambutnya" Jisung memanyunkan bibirnya. Sembari bersandar di bahu Chenle

"Hmm , kenapa kau mudah selali merubah sifat mu. Yang tadinya sangat dewasa tiba tiba menjadi seperti anak kecil?" Ujar Chenle sembari mengusap usap kepala Jisung. Saat ini sebenarnya ia ingin mencubit pipi Jisung yang menggembung terkesan sangat menggemaskan.

"Heeung mommy , ayooo berangkat... Jisungiee ingin melihat dedee bayiinyaaa lamaaaaa. Pak supirr ayoo ke rumah sakit yang tempat uncle cantik bekerjaaa" Ujar Jisung sembari memeluk pinggang Chenle erat.

Mommy || JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang