Eight

16.5K 960 212
                                    

Chenle berjalan memasuki rumah dengan wajah yang terlihat sedikit takut. Matanya melirik ke kanan dan kiri berharap Jisung tidak melihatnya. Bahkan ia berharap putranya itu sudah tertidur

"Aku fikir sudah lupa dengan rumah sendiri"Ujar Jisung dari arah lift sembari menatap dirinya tajam.

"Malam sayang" Sapa Chenle dengan sedikit gugup, bahkan matanya tak sanggup menatap mata Jisung.

"Malam? Lihat sekarang pukul berapa dan kau masih berkata ini malam? Katakan pukul berapa ini" Jisung berujar dengan nada datarnya. Membuat Chenle menundukkan kepalanya merasa takut.

"p-pukul 1 lewat 25 menit"Jawab Chenle seadanya, ia langsung berlari menubruk tubuh tegap Jisung dan memeluk tubuh Jisung erat berharap Jisung akan memaafkannya.

"Aku sudah pernah bilang bukan? Jika membuat kesalahan harus di hukum. Tapi mungkin hukuman yang ini sedikit berbeda karena aku memiliki mainan baru yang aku temukan di lemarimu"Jisung menggendong tubuh Chenle ala koala membawanya ke dalam kamar.

Jisung mendorong Chenle membuat Chenle terduduk di dilantai tepat di depan kaki jenjang Jisung matanya berkaca kaca menatap wajah Jisung yang terlihat sangat marah
"A-apa yang kau mau Jisung?"Tanya Chenle.

Jisung yang melihatnya menyunggingkan senyuman misteriusnya. Tangan Jisung mencengkram erat rahang Chenle. Menatap wajah Chenle yang bersimpuh di depannya lalu sedikit menundukkan badan dan menatap wajah Chenle lekat.
"Tentu saja menghukummu mau apa lagi hm"

Jisung melucuti pakaian yang Chenle kenakan. Membawa tubuh mungil Chenle ke atas ranjang saat chenle sudah telanjang bulat. Kini tangannya mengambil ikat pinggang milik Chenle yang berada di atas nakas lalu menali kedua tangan Chenle dengan ikat pinggang tadi.

"uhh kenapa harus diikat?"Nada Chenle sedikit bergetar karena takut. Ia takut karena Jisung menatapnya tajam, tidak seperti biasanya.

"Masih bertanya rupanya? Oke kita lihat saja apa kau mau mengakui kesalahaanmu baby" Ucapan Jisung dengan nada dinginnya serta tangannya mencengkram dagu Chenle. Mata minimalis nya menatap mata bulat Chenle dalam "Sekarang menurutlah agar hukuman ini dapat selesai dengan cepat" Ucap Jisung lalu melepaskan cengkraman di dagunya. Ia mengambil sebuah cockring, vibrator dan juga sebuah buttplug dari dalam laci nakas.

Chenle terdia karena terkejut saat melihat Jisung mengeluarkan beberapa mainan yang ia simpan baik baik di dalam almari.
"untuk apa Jisung! Jangan macam macam dengan mainan itu dengarkan mommy, mainan itu tidak berguna jadi tidak usah menggunakan mainan itu..." Chenle menjeda ucapannya , ia berharap Jisung akan mengembalikan mainan tadi dan tidak jadi menggunakan mainan nya "Please jangan gunakan itu hm? Mommy janji akan memberikan apapun yang kau mau sebagai permintaan maaf"

Menghela nafas panjang Jisung mengangkat badan Chenle untuk duduk di pangkuannya. Tangannya sibuk memasang cockring di penis Chenle lalu Membuat namja manis itu melotot ke arahnya. Jisung dengan wajah datarnya memasukkan sebuah dildo berukuran besar ke dalam hole Chenle. Lalu menatap wajah Chenle yang memerah memberikan kecupan singkat di bibir Chenle. Jisung mengelus pipi Chenle yang memerah.
"Mom, hukuman tetaplah hukuman dan aku tau apa kegunaan alat itu dari uncle jeno karena uncle jeno sudah sering menjelaskan tentang alat itu kepadaku"
Ia kembali bersedekap dada saat ini dibarengi dengan salah satu alis Jisung yang terangkat.

Chenle merinding merasakan aura Jisung yang berbeda saat ini. "A-akhh it's hurt nhhh !"Chenle menggeleng kecil merasakan holenya sangat perih. Ingatkan Chenle untuk memberikan pelajaran untuk Jeno yang sudah mengajarkan Jisung untuk menggunakan alat alat sialan itu.

Jisung mengeluar masukkan dildo tadi dengan cepat menghiraukan teriakan kesakitan dari Chenle. Tangannya yang lain terulur untuk memasang nipple clamp.
"What are you doing?"Tanya Chenle sesaat setelah Jisung memasangkan nipple clamp.

Mommy || JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang