twelve

11.3K 756 64
                                    

Jisung berjalan santai ke arah Chenle yang terlihat murung. Ia duduk di sebelahnya lalu menatap mata Chenle yang terlihat lelah. Tangannya terulur untuk mengusap rambut Chenle pelan. Ia menghela nafasnya. "Kenapa bubbiee?" Tanya Jisung sedang Chenle hanya menggeleng

"Apakah ada masalah di pekerjaanmu bub? Atau ada yang salah denganku? Katakan kau terlihat seperti ini dari tadi pagi aku khawatir"Jisung tidak berbohong, ia benar benar khawatir sebab Chenle lebih banyak diam beberapa hari terakhir ini.

"Tidak, apa aku membutuhkan seorang psikolog? Aku sedikit aneh dengan sikapku sendiri. Moodku berubah ubah sangat sering, bahkan aku berfikir ingin mati saja saat moodku sedang buruk. Apa aku terkena bipolar?"Jelasnya membuat Jisung membelalakan matanya.

"Hah? Tidak boleh berbicara seperti itu kurasa memang karena hormonmu saja yang membuatmu seperti ini bubbiee" Jisung tersenyum hangat mencoba menenangkan Chenle.

"Tapi, ada baiknya kita pergi ke dokter atau pergi ke psikolog besok tapi aku ingin saat ini kita pergi"pinta Chenle membuat Jisung mau tak mau menganggukan kepalanya.

Jisung berjalan ke arah lemari, mengambil sebuah sweater berwarna biru muda dan celana hitam panjang. Ia menyerahkan pakaian yang ia ambil tadi untuk Chenle. Sedangkan ia berjalan ke kamar mandi untuk berganti baju. Sebenarnya ia tidak malu jika harus berganti di dalam kamar tetapi sudah dapat di pastikan chenle akan mengusirnya keluar.

Jisung selesai berganti pakaian, ini baru pukul 7 malam. Tentu saja mereka belum turun untuk memakan makan malam mereka.

"Aku mau makan diluar saja"Ujar Chenle, Jisung mengangguk kecil lalu menyambar kunci mobil yang Mingyu letakkan di atas meja makan.

"HEH? Memangnya kau bisa menyetir mobil?"Tanya Chenle, saat matanya tak sengaja melihat Jisung yang menyambar kunci mobil.

"Bubbiee, apa kau meremehkan ku? Aku bisa menyetir tentunya bahkan aku pernah menyetir mobil untuk memata matai dirimu dan Sungchan makan malam di restoran keluarga Jung" Jisung menutup mulutnya saat menyadari ia baru saja membocorkan rahasia yang ia simpan baik baik.

"jadi kau tau karena kau membuntutiku? Jiee jangan marah nee itu yang terakhir kalinya kumohon jangan marah hiks"Chenle berlari mengejar Jisung yang sudah berjalan terlebih dahulu ke arah mobil mereka.

"Sudah lama, kau juga sudah mendapatkan hukumannya. Tidak perlu menangis aku tidak suka kau mengeluarkan air mata mu hanya karena ini" Ucap Jisung, tangannya mengelus rambut Chenle dengan gerakan halus.

Ia membukakan pintu untuk Chenle, memastikan Chenle masuk dengan aman. Lali ia berputar untuk duduk di kursi kemudi. Ia menatap ke samping lalu memasangkan seat belt untuk Chenle.

"Ingin makan malam dimana nyonya park?" Jisung bertanya sembari menekankan kata Park membuat Chenle tersipu karenanya.

"Diam atau aku akan memakanmu. Jangan mengucapkan hal itu lagi atau aku tidak akan memberikan sedikit pun asi untukmu" Ancaman Chenle barusan cukup untuk membuat Jisung terdiam antara takut dan kesal. Niatnya kan ngegombal, kata uncle jeno ngegombal itu perlu agar hubunganya tidak hambar. Batin Jisung

"Tidak usah mendumel di dalam hati ya jie aku benar benar akan memukulmu jika kau mendumel lagi"Ujar Chenle seakan tau apa yang Jisung lakukan.

"Tidak, siapa yang mendumel. Memangnya cuma bubbie yang bisa mengancam huh? Lihat saja jika kau masih melarang aku untuk menggombal aku bisa membuatmu sulit berjalan"Jisung mendekatkan wajah di telinga Chenle saat mengucapkan hal tersebut. Kebetulan sekali mereka berada di Lampu merah jadi tidak ada yang bisa membuat mereka celaka karena berbincang sambil menyetir.

"Jisunggg! Mau pangku boleh tidak?"Chenle merengek, ia ingin duduk di pangkuan Jisung yang sedang menyetir mobil. Tentunya Jisung langsung menepikan mobilnya.

"Memangnya tak apa? Ini lumayan sempit. Tetapi jika kau mau aku tidak keberatan"Melihat Chenle mengangguk ia mengangkat tubuh mungil itu ke pangkuannya menghadap ke arahnya tentu saja.

Padahal sebentar lagi mereka akan sampai ke restaurant keluarga Jung tetapi chenle nya malah minta di pangku. Jisung masih fokus menyetir meski Chenle mengganggunya dengan terkadang Chenle mengecup leher Jisung.

Beberapa saat kemudian mobil Jisung memasuki tempat parkir restaurant yang terlihat lumayan luas. Ia menggendong Chenle keluar menuju ke dalam restaurant. Mata Jisung menangkap Jeno dan Jaemin yang sedang duduk bersama Sungchan serta seorang namja manis lainnya Jisung tidak kenal mungkin kekasih Sungchan.

"Uncle Jen, Uncle uchan, aunty na dan kau aku tidak tau nama aunty ini hai aunty" Jisung menyapa Jeno, Sungchan dan Jaemin.

"Oh hai Jisung apa Chenle tertidur?" Tanya Jaemin heran, sebab Jisung masih saja menggendong Chenle bahkan saat Jisung duduk di dekat mereka Jisung maish memangku Chenle.

"Tidak, dia sedang dalam mode manjanya jadi seperti ini"Jelas Jisung membuat Chenle memberenggut kesal ia tak mau duduk dengan Sungchan ia ingin berduaan tetapi Jisung malah memilih duduk bersama mereka.

"Aku ingin duduk sendiri" Ucap Chenle, ia berjalan ke sebelah Jisung lalu duduk di sebelah Jisung tangannya memeluk erat tubuh Jisung.

"Kalian hanya akan kesinii atau akan pergi kemana lagi setelah makan malam ini?" Tanya Sungchan, ke arah Jisung dan Chenle.

"Oh, setelah ini kita akan pergi ke psikolog, Chenle ingin memastikan sesuatu"Jawab Jisung tenang. Fyi Jisung sama Sungchan sudah baikan karena Chenle menceritakan bahwa Sungchan sudah tidak lagi tertarik padanya melainkan tertarik pada anak buahnya di perusahaan Chenle.

Hanya 1 jam berlalu waktu mereka untuk makan. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat 25 menit. Chenle dan Jisung berjalan beriringan untuk masuk ke dalam ruangan praktek seorang dokter, dia Guanlin seorang psikolog kekasih dari huang Renjun dokter pribadi Chenle yang membuka praktek disini.

"Hyung" panggil Chenle saat ia sudah berjalan masuk ditemani oleh Jisung.

"Chenle ada masalah? Apa kau melukai dirimu sendiri seperti dulu? Seingatku kau sudah lama tidak melakukan itu bahkan lenganmu tidak penuh luka goresan seperti dulu lagi" Tanyanya bingung.

Chenle tersenyum kecil, ia menceritakan tentang moodnya yang sering berubah ubah terkadang moodnya Sangat buruk dan bahkan terkadang ia bisa bahagia serta sedih di waktu bersamaan. Ia juga menceritakan bahwa ia pernah berfikir ingin bunuh diri saat moodnya sedang memburuk. Dan juga berat badannya yang meningkat nafsu makannya pun meningkat drastis.

"Apa ini termasuk bipolar?" Tanyanya langsung.

"Hm? Sebelumnya aku hanya ingin bertanya apakah kau memiliki kekasih atau tunangan?" Tanya Guanlin.

"Aku kekasihnya ada apa ? Apakah ada yang salah dnegan kekasihku?" Tanya Jisung bingung.

"Seharusnya kalian menemui Renjun bukan menemuiku" Jawab Guanlin. Ia tersenyum kecil menatap Chenle dan Jisung yang sedang balik menatapnya dengan tatapan bingung.

DIAM YA MAAP NNIE SPAM UP MOOD SY LG BAGUS GATAU YA ( T_T)\(^-^ ).

AP Y SY INI KECANDUAN BACA AU SMPE LUPA KALO SY INI PUNYA WORK YANG HARUS SY SELESAIKAN 🙄. INI YANG OART TERAKHIR INI MENGUNGKAPKAN KEKESALANKU BUAT TEMEN RL KU YANG MINTA DOUBLE UP TAPI ENGGA NINGGALIN JEJAK_-

OKE SEEYOU ILY'ALL 😼!

Mommy || JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang