[22] Still With You

148 27 0
                                    





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Tidak ada yang bisa dihubungi. Oh Tuhan, mereka rapat."

Carina menjitak dahinya sendiri dengan dengusan kesal. Para wanita agaknya dikejutkan dengan desahan sakit Ale yang membunyikan tanda hijau jika memang ini sudah waktu untuk si kembar lahir.

Masalahnya, para lelaki tidak ada yang di rumah untuk membantu. Alhasil untuk sementara, Ale dibawa pengawal bersama Aily ke rumah sakit terdekat agar mendapatkan penanganan awal yang cepat. Tidak ada nomor yang bisa dihubungi. Dari Taehyung, Federico, pun Donzello.

Bahkan menyebalkannya lagi tatkala Carina baru sadar ponsel suaminya tergeletak malas di atas meja makan. Seceroboh ini Federico Vencentio? Kini dirinya dibuat kalut dalam ketidaktenangan karena tiga lelaki tidak ada yang membersamai momen ini. Lalu Carina meremas ponselnya sebal, matanya tertuju pada Ernesto yang berjalan latah untuk usia anak dua tahun.

"Itu hati-hati," tukasnya pada Elina yang serius menjaga sang buah hati.

Saat ponselnya mencoba kembali terhubung pada Taehyung sebagai suami Ale, mendadak matanya membola senang mengingat sesuatu. Ia berjalan cepat menuju Elina yang menggeleng saat Ernesto hendak memasukkan sebuah sendok yang jatuh ke dalam mulut, Carina menyikut, "Kau bisa susul David ke tempat pertemuan, Lin. Jujur itu lebih membantu."

Seketika manik Elina beralih tidak percaya. Menggerakkan kepala ke kanan-kiri dengan ragu, "Mana bisa. Aku malu nanti disana."

"Cukup tekan saja alarm kebakaran. Nanti juga keluar mungkin." Sebetulnya Carina tidak sedang bercanda, tetapi respon lanjutan Elina adalah tertawa tentu. Ternyata ada wanita serius yang menggemaskan seperti ini di dunia. Wanita Marsello itu merebut benda mainan di tangan anaknya, "Tidak, Ern." Kemudian menatap Elina, "Pergilah karena aku harus menemani Kak Aily dan Ale. Carikan David, Tuan Giorgio dan suamiku kalau ada."

Setelah berucap cepat, Carina langsung menangkap tubuh Ernesto yang asik menggosok matanya dengan air liur mengalir bebas disekitaran bibir. Meninggalkan Elina yang terdiam sejenak, memandangi kepergian dengan garukan kepala yang tidak gatal.

Ia berdiri, "Aku harus mencari Tuan David?" gumamnya pada diri sendiri. Menarik jaket tipis pun berjalan setengah berlari saat teriakan Carina menggema.

Tidak sulit. Hanya tinggal meminta tolong pada salah satu penjaga untuk mengantarnya sampai tujuan kantor Taehyung, lalu berlari, lalu berteriak, dan itu mudah. Ia harap begitu. Wajah yang dilapisi sedikit polesan make up menghayati perjalanan yang singkat, betul saja kakinya spontan berlari masuk tanpa memikirkan apapun selain ...

Speak Softly, LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang