The True Villain

7 0 0
                                    

_______________________________________

"Vairy! Mengapa kau melakukan semua ini?!!"

"Kapten jangan dekat-dekat dengannya!"

Zleb! Tes... Tes ... Tes...

"Mengapa kau melakukan ini Vairy?...."
_______________________________________

Suasana berkabung menyelimuti pemakaman pahlawan Kerajaan Arenelle. Pertarungan besar kemarin dimenangkan oleh Kekaisaran Paradisce, namun pertarungan itu membutuhkan tumbal nyawa yang tak sedikit, dan demi mengakhiri penderitaan yang mengutuk kedua Kekaisaran Risa terpaksa dikorbankan.
_______________________________________

"Risa ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu" ujar Roze.

"Apa itu Kapten?" Tanya Risa.

"Apakah kamu bersedia berkorban untuk Kekaisaran?" Tanya Roze.

"Aku bersedia" jawab Risa.

"Ini memang berat tapi aku butuh pengorbananmu untuk menghentikan kutukan yang melanda Kekaisaran" ujar Roze.

"Apapun itu aku siap" ujar Risa.

"Kau harus mendapat persetujuan dari orang tuamu terlebih dahulu, karna yang akan kau korbankan adalah nyawamu" ujar Roze.

"Begitu kah? Baiklah kalau begitu, akan ku sampaikan kepada mereka" ujar Risa.

"Aku tahu ini berat, maafkan aku" ujar Roze.

"Tak apa-apa kapten, lagi pula ini keputusanku sendiri, walau keluargaku nantinya tidak akan mengizinkan, aku akan tetap mati demi mengakhiri kutukan ini!" Kata Risa sambil tersenyum tulus pada Roze.

"Aku berjanji akan menaruh altar dirumahku untukmu, akan ku do'akan kau setiap hari"

"Aku berterima kasih atas penghormatan itu"

Itulah mengapa saat itu Risa menusuk dirinya sendiri dengan belati. Pemandangan yang sangat menyakitkan terutama bagi Reon yang saat itu ada tepat disamping Risa.
_______________________________________

Sudah seminggu semenjak Great Titan War terjadi. Dan selama seminggu pula Roze tak sadarkan diri. Semua orang menjadi khawatir termasuk Vile. Selama seminggu hanya Vile dan Veronika yang berjaga dikamar Roze. Vile nampak memikirkan sesuatu begitu pula dengan Veronika. Sementara itu Leon sedang duduk didepan batu nisan Risa.

Tiba-tiba muncul seorang wanita bersurai hitam ke-jinggaan dengan hawa keberadaannya yang tipis, ia menghampiri Leon yang sedang duduk didepan batu nisan Risa.

"Kau?"

"Aku kesini untuk berziarah, karna dia penghuni baru dunia roh, lalu ini aku ingin memberikan ini padamu"

Wanita itu memberi Leon koin yang berasal dari jiwa Risa. Leon menerima itu dengan memasang wajah bingung.

"Semalam gadis itu berkata kalau ia ingin terus bersamamu, ia ingin aku mengizinkannya untuk menjadi pelindung bagimu, aku tak bisa menolaknya jadi kuberikan itu padamu jangan sampai hilang" kata wanita itu.

Wanita itu lalu pergi tanpa jejak, Leon masih mencerna kata-kata wanita tadi, ia sempat tak mencerna perkataan wanita tadi karena menatap mata merahnya yang mirip dengan seseorang. Ia sempat melamun sesaat sampai ia kembali mengingat koin yang berasal dari jiwa Risa yang diberikan oleh wanita tadi.

Risa, apakah benar yang dikatakan oleh wanita itu? Tapi siapa wanita tadi? Sepertinya aku mengenalinya, tapi siapa?
- Batin Leon sambil menggenggam erat koin tersebut.

"Ternyata kau disini ya Leon" kata seseorang kepada Leon.

Leon menoleh kearah suara yang memanggilnya, untuk melihat siapakah sosok yang memanggilnya. "Tuan putri Veronika" pekik Leon yang melihat Veronika dengan gaun kuning ditimpa dengan semacam selendang tebal berwarna merah muda di tubuhnya.

Second Chance [END/Lanjut Ke Second Book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang