Kejadian di Dunia Nyata

13 2 0
                                    

■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■

Hari - hariku sebagai gadis biasa tanpa suara berjalan dengan baik. Mungkin mereka tak akan menyangka kalau aku pergi kekota ini. Tadi aku berpikir begitu tapi yang didepanku sekarang ini 2 remaja yang sedang adu mulut astaga diriku ingin sekali teriak. "Hei bagaimana bisa Veronika?" Tanya Ashley "memangnya siapa kau? Apa pedulimu?" Alois bertanya sambil menunjukku "kuberi tahu dia adalah temanku!" Tegas Alois "hei hei kalian yang cuman teman dia ini pacarku!" Mendengar kata - kata itu refleks aku langsung memukul perutnya dengan keras.

"Kau ini apa - apaan sih?!" Seru Ashley aku langsung menyampaikan semuanya dengan bahasa isyarat

{Isyarat}
PACAR DENGKULMU?! KAU ITU SUDAH PERNAH KU TOLAK DASAR PAYAH!

Dia terkejut bukan karena membaca bahasa isyarat tanganku tapi karna aku yang tak berbicara sedikit pun "Veronika apa yang terjadi dengan suaramu?" Tanya remaja bersurai ungu itu aku langsung memberikan isyarat

{Isyarat}
Sudahlah itu tak penting aku tak bisa terus menghajarmu dengan keadaanku yang seperti ini lagi pula aku ini pernah jadi anak kedokteran loh

Mungkin dia bingung apa yang aku katakan, lagi pula aku yang saat ini masih berumur 15 tahun mana mungkin paham soal itu. Tapi nyatanya aku ikut kelas kedokteran saat masih SMA, ikut klub teater  sejak kelas 2 SMP, dan mengikuti ekstra kulikuler bela diri juga anggar saat kelas 5 SD sampai 1 SMP. "Tapi tetap saja kau harus pulang ayah dan kakakmu sangat cemas" ujar Ashley aku hanya ingin menunjukan senyumanku

{Isyarat}
Ada yang harus aku lakukan disini paling tidak izinkan aku tinggal disini paling tidak 1 tahun

Remaja bersurai ungu itu tersenyum "baiklah tak ada pilihan lain aku tak bisa berbuat apa - apa jika kau sudah berkata begitu" ujar Ashley sambil menggaruk belakang kepalanya, aku tersenyum senang.

Aku harap kehidupanku kali ini berakhir dengan bahagia itulah yang diinginkan para pembaca novel mungkin aku harus mengikuti alurnya setidaknya 1 tahun, menjadi Veronika yang pendiam dan rapuh

Kami berjalan mengelilingi kota saat ini mungkin sekitar pukul 5 sore jam segini seharusnya aku masih sibuk dikantor agensi. Aku jadi rindu teman-temanku disana termasuk Ken

16 tahun yang lalu....

Saat itu umurku masih 9 tahun aku menjadi murid pindahan dari Inggris jujur saat itu aku gugup sekali aku baru belajar bahasa formal lewat buku dan bahasa informal lewat anime Jepang yang sering aku tonton. Aku jadi deg - degan "Luna ayo cepat kita berangkat!" Panggil ibuku "baik!"jawabku. Umurku dan Lily terpaut 6 tahun karna saat umurku 5 tahun ayah dan ibu bercerai lalu ibu menikah lagi dengan seorang pria yang saat itu menjadi ayahku.

Aku pergi kesekolah baruku Shiroi Yuki Gakuen. Aku memasuki kelas 3 - 5 dan saat itulah aku bertemu Ken "baiklah anak - anak silahkan duduk hari ini kita kedatangan teman baru silahkan masuk" aku memasuki ruang kelas "namaku Zakura Luna saya baru saja pindah dari inggris jadi Bahasa Jepang saya tak terlalu bagus mohon kerja samanya" aku memperkenalkan diriku didepan kelas "baiklah Zakura - san silahkan duduk didepan Kanemura - san" aku berjalan menuju tempat dudukku "hei namaku Kanemura  Ken salam kenal" ya itu Ken dia adalah teman pertamaku. Kami berteman sudah 7 tahun sampai saat itu tiba.

Ibuku meninggal, ayah mulai menjadi kasar aku dan Lily tinggal diapartemen hidupku hancur saat itu. Ken selalu mendukungku dia dan aku sekolah di Kaze Oka Gakuen. Saking dekatnya kami dikira pacaran padahal hubungan kami sebatas teman sampai suatu hari.

Aku diajak Ken keatap sekolah "ada apa Ken?" Tanyaku "ah soal itu aku ingin bicara sesuatu" aku mulai kebingungan karna jarang sekali dia mengajakku bicara berdua seperti ini "sebenarnya selama ini aku menyukaimu!" Sontak aku langsung terkejut dulu aku pernah sekali menyukainya tapi aku sadar saat itu cintaku bertepuk sebelah tangan dan aku berhenti menyukainya. Aku sedikit terkejut namun "maafkan aku aku tak bisa" ia terkejut "oh jadi begitu, kau tak suka aku ya, kau berpikir persahabatan kita itu lebih penting dari pada perasaanku?!" Dia menyalak aku merasa tertekan "bukan begitu...." "dasar bertapa egoisnya aku maaf aku tak perlu alasanmu aku pergi" dia pergi meninggalkanku saat itu, dan sejak saat itu kami lost contact.

Second Chance [END/Lanjut Ke Second Book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang