■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■•■
Malam ini aku ikut makan malam dengan yang lainnya. Dengan gaun tidurku gaunnya tak terlalu panjang berwarna hitam. Aku berjalan menuju ruang makan dengan wajah datar dan menyapa semuanya dengan senyum palsu sepertinya aku jadi mengikuti alur ceritanya. Aku duduk diantara ayah dan Ashley, "Veronika ada apa denganmu sikapmu tak seperti biasanya?" Tanya ayahku "aku tak apa - apa" jawabku, sepertinya Ashley mau mengatakan sesuatu kepadaku jika disaat seperti ini instingku sebagai seorang penulis bertindak. Aku menutup mulutnya dengan tanganku "jangan katakan apapun aku sedang menjernihkan pikiranku" ujarku.
Selesai makan aku langsung pergi keperpustakaan pribadi dirumahku, aku mengambil beberapa buku bacaan dan buku pelajaran, aku juga membekali diriku dengan berbagai materi meliputi sains, matematika, sastra dan bahasa asing, aku menyiapkan buku kosong untuk menulis materi - materi dan pena. Setelah itu aku kedapur untuk memanggang beberapa muffin mengambil beberapa roti, bahan membuat roti seperti gandum, telur,tepung, dan mentega tak lupa aku membawa persediaan air. Aku kembali kekamar dan mengemasi barang - barangku.
Semuanya sudah beres aku sudah memutuskan akan pergi kekota tempat Alois tinggal. Aku keluar lewat jendela balkon pertama - tama aku menurunkan koper berisi buku dan pakaian, baru aku melompat dengan tas berisi bahan makanan dan tas gutarku. Akupun pergi kesana, karna aku penulis dari novel ini aku tahu letak kota tersebut, kearah barat daya dari sini letak kota itu cukup strategis namun tak terlalu besar. Butuh waktu 1 hari 5 jam untuk sampai kekota itu jadi besok pagi aku akan sampai dikota itu karna aku sudah makan malam dan cukup banyak mungkin aku hanya perlu minum sedikit air.
Aku memulai perjalanan kekota itu. Aku terus berjalan kearah barat daya mengikuti intuksi dari kata - kata dalam novelku. Keesokan paginya aku melanjutkan perjalanan kira - kira sekarang sudah pukul 8 pagi lalu aku melihat kota seperti dalam novelku dan tertulis bahwa nama kota itu adalah Meiwist ini dia tempatnya. Aku langsung memasuki kota tersebut dan berkeliling mencari Alois.
Seingatku Alois memiliki surai pirang yang halus dan mata berwarna biru laut yang berkilau
"Pencuri!"
Sontak aku langsung mengarah kesumber suara "dimana pencurinya?" Tanyaku kepada wanita paruh baya penjual roti "disana itu dia" jawabnya "nyonya aku menitipkan barang barangku ya" ujarku "iya" jawab wanita itu. Aku langsung berlari menuju anak laki - laki bersurai pirang yang berlari membawa sekantung berisi roti, aku langsung mengunci pergerakannya sehingga ia jatuh dan tak bisa bergerak. Kantung berisi rotinya itu terlepas dari genggamannya. "Dasar maling cilik! Kalau tidak punya uang jangan mencuri!" Seru wanita paruh baya penjual roti itu.
Aku membiarkan anak laki - laki itu berdiri, "hey kau mengapa kau mencuri?" Tanyaku "apa pedulimu? Gara - gara kau aku jadi tak bisa makan hari ini" ujar anak laki - laki itu. "Jika kau ingin makan aku punya sedikit makanan ini" aku memberikan sebuah roti yang aku bawa, dia langsung mengambilnya dan memakannya dengan lahap aku juga memberikannya air minum. "Berapa lama kau tak makan dan minum?" Tanyaku "2 hari" jawab anak laki - laki itu "kalau boleh tahu siapa namamu?" Tanyaku "Alois"
Wah jadi benar dia orangnya, hiks jodoh orang tampan sekali,kalau saja Veronika tak mati dibunuh pasti mereka sudah berjodoh maksudnya aku dan dia hiks
"Alois kalau boleh tahu kau tinggal dimana? Bolehkah kau mengantarkanku kerumahmu?" Tanyaku "karna kau sudah berbaik hati padaku aku akan mengundangmu kerumahku" jawabnya "akan tetapi aku hanya tinggal dirumah kecil" ujar remaja bersurai pirang itu dengan rasa kecewa. Aku sudah mengetahuinya jadi aku tak terlalu terkejut, aku tersenyum dan menatap mata indahnya "tak apa aku kesini ingin mempelajari segalanya dikota ini, dan pasti kau tahu banyak soal kota ini, lagi pula aku membawa banyak barang" jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance [END/Lanjut Ke Second Book]
FantasiAku diberi kesempatan kedua, percayakah kamu terhadap kehidupan kedua? Zakura Luna penulis berbakat berumur 25 tahun mati mengenaskan tertabrak truk saat akan pergi pulang, bukannya pergi ke alam baka wanita malang ini malah terbangun ke dunia novel...