Kampung ku agak heboh ketika aku tiba dan menginjakkan kakiku ditanah kelahiranku.
Sudah menjelang sore, ketika aku turun dari mobil angkutan yang kutumpangi.
Kutebarkan pandanganku sebelum melangkah....huuummm"I'm here Rite now. I love you my village" gumamku.
Baru mau membetulkan ransel dipunggung ku ketika mau melangkah, ada suara memanggilku.
"Vickyyyyy.....heiii...." Suara itu mengingatkanku ke teman masa aku jadi petani.
"Heiii Oscar....hadehhh lama tak bersua ya" kataku memeluknya.
"Lama...lama sekali...aku kangen sama kau Vick. Gimana lancar semua? Kerjaan atau apalah. Soalnya orang kampung kita kau tak tau dimana rimbanya" Oscar memegangi tas oleh olehku.
Sambil berjalan menuju rumahku, kami bercakap cakap."Tadinya aku kerja Car, tapi ada masalah aku keluar. Tapi aku mau balik lagi nanti. Meneruskan sekolahku dulu" kataku sambil senyum menyambut teguran tetangga kampung ku.
"Heiii Vicky...kapan datang" tetanggaku yang mengenal aku menegur.
"Baru saja Om. Ini mau ke rumah" jawabku.
"Nanti kami datang ya"lanjutnya
"Boleh Om, boleh" jawabku dengan senyum.
"Ehh...Vicky mantan pacarmu sudah punya anak loh. Mereka tinggal di kota ikut suaminya. Tapi dengar dengar mau pulang juga, sama kek kau libur akhir tahun"
"Ahhh gak mikirin lah, dia sama siapa, tinggal dimana. Gak perduli aku. Gak mau urusin orang lain"
"Benerrr nih. Waktu kau berangkat tanpa pamit dulu, dia sempat jatuh sakit Vick. Hampir sebulan dia sakit"
"Car, bisa gak kita gak bahas masa laluku. Dah mau sampe nih" kataku memotong ceritanya.
"Sorry Vick...."
"Heiii....Vicky kau masih hidup rupanya. Bertahun tahun kau tak kasih kabar" tetanggaku memeluk dan mencium pipiku.
"Ahhh...kukirimnya surat, bi. Kukasih kabar nya sama Ayah Ibuku"
"Iya tapi orang tidak tau Vicky. Yang tau kan hanya orang tuamu. Ibu kau agak sakit, cepatlah kau tengok" katanya.
Mendengar kata "Agak sakit" aku langsung panik dan berlari.
"Car...ayo cepat aku mau ketemu orang tuaku" kataku menarik tangan sahabatku.
Aku berlari langsung ke kamar ibuku.
Aku tidak menghiraukan lagi teguran tetangga atau saudara yang menegurku."Ibuuuuuuu.....Ayaaaaaahhh"teriakku dengan air mata.
Aku langsung menubruk Ibuku dan memeluknya. Dengan tangis aku meminta maaf.
"Maafkan Vicky buuuuu....maafkan kesalahan Vicky"
"Vicky annaku, kau tidak salah nak. Tidak ada yang perlu dimaafkkan. Kau sekarang dalam pelukan ibu nak." Ibuku dalam airmata bahagianya.
Ayahku merangkkulku menciumi pipiku dan kepalaku."Ayah yakin nak, kau akan kembali."kata ayahku dengan tangisnya.
"Mungkin gara gara Vicky, Ibu sakit Ayah..."
"Tidak ada yang sakit sayang. Ibumu sehat saja"
"Tapi ..."
"Aku berbohong Vicky. Biar kau cepat sampenya maka aku bilang tadi ibumu agak sakit" bibi tetanggaku sudah ada dekat kami ternyata dia mengikuti aku.
"Ahhh bibi..bikin Vicky jantungan" kataku yang disambut tawa mereka.
Kebahagiaanku belum sempurna, karena aku belum melihat adikku satu satunya.