Hidup itu indah bila kita jalani dengan tenang. Seperti yang aku alami akhir akhir ini.
Kerja Dan kerja, sekali sekali menikmati hasrat. Lelah rasanya harus pontang panting membagi waktu, bertemu dengan si A dan si B.Sendiri masih lebih baik dibanding berdua tapi makan hati akibat ulah yang orang yang kita hadapi.
Aku memutuskan untuk tidak menerima lagi mereka mereka yang pernah singgah dan aku singgahi termasuk si teteh warsun.
Mas Andi? Tak sedikit pun kuberikan space untuk memasuki hidupku lagi. Pemain profesional yang pura pura lugu.
Om Rendy? Omongan manis nya hanya sebatas agar aku bisa bersamanya. Kentuuuttt semua omongannya.
Om Zein? Sekali sekali aku masih menemuninya. Dan kadang dia datang menemuiku karena alamtku kukasih sama dia. Kami masih menikmati hasrat kami.
Karena dari semua yang pernah hadir dihidupku, Om Zeinlah yang berpenampilan tenang.Disaat lelah sekalipun aku menerima kehadirannya. Pengertiannya kuhargai tinggi sekali.
Disaat aku sakitpun hanya Om Zein yang kuberitahu. Kesetiaannya Idak kuragukan.Uang?? Kita selalu membutuhkannya. Tapi kali ini aku tidak mengumbar syahwat lagi demi lembaran uang.
Penghasilan dari kerjaku kucukupkan memenuhi kebutuhan hidupku. Sebab, uang yang pernah aku terima dari mereka mereka mebayarku, tetap saja tidak kelihatan ujudnya selain yang ditransfer ke rekeningku.Kini ada seseorang yang mendekatiku, karyawan rekanan bank kami.
Wanita cantik, tapi berpenpilan seadanya.
Karyawati sebuah law firm yang menangani kasus kasus hukum di bank tempat aku bekerja.Aku berharap, ini lah arah yang akan kutempuh walau hasrat dengan bermain sesama pria tidak bisa kutepiskan.
Hasrat itu selalu dan tetap masih setia bersemayam dalam hatiku. Mungkin tidak akan pernah hilang. Karena setiap memandang pria tampan hasrat itu ada.
The way of my life as a bisexsual.
The end.